Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
Bronze
Semua Hari Baik
0
Suka
2,278
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Bus bergerak meninggalkan halte tua. Gandari mengamati kursi-kursi yang kosong, lalu memilih kursi di dekat pintu belakang. Sebelum duduk, Gandari melempar pandangan sejenak ke arah halte, melihat perempuan tua melambaikan tangan...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp2,000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Religi
Flash
Bronze
Semua Hari Baik
Sulistiyo Suparno
Novel
Gold
Islam Itu Ramah Bukan Marah
Noura Publishing
Flash
Dompet Natal
Rafael Yanuar
Cerpen
Bronze
Frida & Novena
Nuel Lubis
Novel
Bronze
Kulabuhkan Cintaku di Hatimu
Khairul Azzam El Maliky
Novel
Bronze
Kita Bertemu di Korea
LeeNaGie
Novel
Grace
Nuel Lubis
Novel
Gold
Jodoh Dunia Akhirat
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Syariat Cinta
YF Rijal
Novel
Gold
Raya
Bentang Pustaka
Novel
Gold
100 Pesan Nabi untuk Wanita
Mizan Publishing
Cerpen
What a Birthday really Means
Cahaya HusMa
Novel
Feeling of Being an Enemy
AivAtko31
Flash
Bronze
Jembatan Terakhir
Silvarani
Novel
Bronze
Pernikahan Aisyah
Delia Septiani
Rekomendasi
Flash
Bronze
Semua Hari Baik
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Anakku Minta Kawin
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Memetik Sunset
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Penjudi juga Boleh Berdoa
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Kiat Sukses Wawancara Kerja
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Kinjeng Biru (Cinta yang Kandas)
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Gadis Panggilan di Pelataran Masjid
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Konsultan Skripsi
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Surat dari Penjara
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Beruang Lapar
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Nasib Buruh Demonstran
Sulistiyo Suparno
Flash
Cinta di Ujung Lidah
Sulistiyo Suparno
Flash
Nyanyian Penyemangat Hidup
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Membunuh Tanpa Senjata
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Cinta yang Tak Mungkin Bersatu
Sulistiyo Suparno