Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Jodoh di Balik Pintu
4
Suka
9,827
Dibaca

Aliya Hastuti gemar berdiri di depan pintu rumah, berlama-lama, memandang tanaman di taman, atau melihat lalu-lalang kendaraan di jalan. Namun, ibu selalu memarahi gadis 17 tahun itu. 

“Bisa sulit jodoh,” kata ibu, selalu dengan mata melotot.

Aliya sih menurut saja, meski tertawa dalam hati. Hari gini masih percaya takhayul?

Saat di sekolah, Aliya menjadikan takhayul itu sebagai bahan candaan bersama teman-teman. Mereka sering terbahak-bahak dengan kepercayaan kolot itu. Jodoh dan pintu, apa hubungannya? Ada-ada saja.

Namun, sesekali hadir keraguan dalam hati Aliya. Dia teringat pada Bu Maya Puji Lestari, guru Bahasa Inggris yang selalu berpenampilan modis, yang selalu tampak cantik dengan jilbab model apapun, dan yang pernah ikut program pertukaran guru di Melbourne. Usia Bu Maya sudah 30-an, namun masih lajang. Konon, beliau suka berdiri di depan pintu, saat muda.

Suatu sore Aliya melihat Bu Maya diboncengkan pemuda tampan. Bu Maya sudah punya kekasih? Oh, tampan sekali kekasih Bu Maya, tetapi pemuda itu tampak lebih muda dari Bu Maya. 

Keesokan hari, Alya menanyakan hal itu pada Bu Maya. Guru itu tertawa kecil.

“Itu adikku, Liya. Namanya Satrio, masih kuliah arsitektur. Dia sedang libur dua hari. Sekarang dia sudah kembali ke Semarang.”

Aliya ingat, Bu Maya pernah bercerita, sejak kedua orangtua beliau meninggal dalam kecelakan bus, Bu Maya harus membiayai sekolah Satrio. Mungkin, Bu Maya lebih memikirkan pendidikan adiknya, daripada menikah.

Waktu cepat berlalu. Aliya lulus dari SMA Negeri 007 Batang, lalu kuliah Sastra Inggris di sebuah PTS di Yogyakarta. Aliya masih sempat beberapa kali bertemu dengan Bu Maya, saat pulang kampung. 

Suatu hari Aliya mendengar kabar Bu Maya menikah, tetapi Aliya tidak bisa menghadiri resepsi pernikahan beliau, karena sedang ujian akhir semester. 

Kabarnya, rumah Bu Maya yang selama ini ditempatinya telah disewakan. Kini Bu Maya tinggal bersama suaminya di sebuah perumahan. Bila ada kesempatan, ingin sekali Aliya berkunjung ke rumah beliau.

Aliya berkunjung ke rumah Bu Maya, suatu siang ketika pulang kampung. Di teras rumah bercat hijau, tampak seorang pemuda tampan sedang duduk membaca koran. Aliya mengucapkan salam, menyampaikan maksud kedatangannya. Pemuda itu menyilakannya duduk di kursi teras, kemudian masuk ke rumah.

Tak lama kemudian, Bu Maya muncul, lalu memeluk Aliya.

“Sudah besar kamu, semester berapa sekarang?” seru Bu Maya.

“Tinggal skripsi, Bu Maya,” sahut Aliya, seraya melirik ke dalam rumah. “Maaf, yang tadi itu suami Bu Maya?” tanya Aliya tersipu.

Bu Maya tertawa kecil.

“Bukan. Suamiku sedang ke Jakarta, ada seminar tentang smart city, jadi pembicara,” sahut Bu Maya. Suami beliau dosen komputer di sebuah PTS di Batang.

“Lalu siapa dia, Bu Maya?”

“Kamu pernah melihatnya, beberapa tahun silam. Itu Satrio adikku. Dia jadi arsitek sekarang, di Surabaya. Dia baru datang kemarin. Waktu pernikahanku dia sedang tugas di Kendari.”

Aliya lega mendengarnya. Beberapa saat kemudian pemuda itu keluar membawa dua gelas sirup rasa jeruk segar.

“Kamu masih suka berdiri di depan pintu rumah, Liya?” tanya Bu Maya.

Aliya menyeringai. Di dekat mereka, Satrio tersenyum mendengar pertanyaan kakaknya itu. Senyum itu, ah, membuat dada Aliya berdebaran. Ia memainkan ujung jilbab merahnya.

“Tidak takut sulit jodoh?” canda Bu Maya.

Aliya gugup, apalagi melihat Satrio tersenyum. Rupanya pemuda itu tahu diri, segera masuk ke rumah. Meski begitu, Aliya belum mampu menjawab pertanyaan Bu Maya yang bernada guyonan itu.

Bu Maya mencondongkan tubuh ke arah Aliya, melirik daun pintu rumah yang terbuka, lalu berbisik, “atau jangan-jangan jodohmu sudah ada di balik pintu?”

Aliya gelagapan. Malu dan bahagia membaur di hatinya. Aliya ingin membenarkan ucapan Bu Maya, tetapi gadis itu terlalu malu untuk mengatakannya.

***SELESAI***

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (3)
Rekomendasi dari Romantis
Flash
Jodoh di Balik Pintu
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Doa Yang Tak Sama
Nidaa Destya Hanna
Novel
Bronze
Waktu; di pesisir utara
Syauqi Sumbawi
Novel
Rahasia di Antara Usia
ZAHRA SAFARR
Flash
Cinta Pertama
Andini Ekaputri Nuraulia
Cerpen
Dalang di Balik Dirimu
Kim Prime
Cerpen
Pantang Untuk Mencintai
Nabil Jawad
Skrip Film
Diary Book
Hariansyah dodi wahyuda
Skrip Film
Dunia Berdua
Nida C
Novel
ADA CINTA DI SALON JENAZAH
glowedy
Novel
Langit yang Tak Pernah Sama
Diah kurniawati Ade Tenu Kurnia
Novel
Caraphernelia
Lalla
Flash
Coklat yang Meleleh
Aneidda
Cerpen
Bronze
Hidup Tetap Berjalan Setelah Kehilangan
dari Lalu
Cerpen
Bronze
ada cinta luar biasa yang engkau terima tanpa harus bersusah payah mencarinya
Ron Nee Soo
Rekomendasi
Flash
Jodoh di Balik Pintu
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Keluarga Pendiam
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Nama Istimewa
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Seorang Novelis Telah Mati
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Buku Mimpi Mimi
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Warung Tetangga Bangkrut
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Mengampuni Maling
Sulistiyo Suparno
Flash
Perjalanan Mengunjungi Sahabat
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Penghuni Kamar Depan
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Kepak Sayap Merpati di Luar Jendela
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Penggemar Ernest Hemingway
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Semua Rumah Ada Tikus
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Penjaga Musala Tak Mau Salat
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Jangan Berurusan dengan Polisi
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Balas Dendam Seorang Pengarang Yunior
Sulistiyo Suparno