Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Berakhirnya Pesta Karaoke
1
Suka
2,898
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Kalau ada yang menanyakan siapa yang berani menghentikan karaoke malam itu, maka jawabannya adalah aku.

Minggu - pukul dua dini hari

Malam yang seharusnya tenang kini diusik oleh suara sumbang bapak-bapak yang sudah ketagihan karaoke. Kalau dihitung, ini sudah mejadi malam minggu ke-12 sejak acara karaoke itu dimulai. Awal mulanya karena hajatan dan kini malah menjadi kebiasaan. Sudah berulang kali aku menegur bapak-bapak itu, tapi sepertinya tidak mempan karena mereka adalah 'bapak-bapak'.

Aku mencoba menahan diri tapi sepertinya malam ini adalah malam terakhir aku bisa bersabar.

"Jangan jangan dulu, janganlah diganggu," begitu menurut liriknya.

"Jangan diganggu? Harusnya aku yang ngomong begitu," ucapku dengan sinis sambil beranjak membuka pintu kamar.

Suara sumbang itu semakin terdengar dengan jelas ketika aku sampai ruang tamu. Kini aku bisa mendengar suara bapak-bapak tertawa dengan keras dan bercanda satu sama lain. Aku semakin mempercepat langkah untuk keluar dari dalam rumah bersamaan dengan selesainya lagu yang tadi dinyanyikan.

Aku semakin mempercepat jalanku karena bertarung dengan waktu.

"Jangan keduluan," ucapku dalam hati dan benar saja, aku sampai terlebih dahulu dibandingkan dengan lagu selanjutnya.

Kini aku sudah berdiri di sebelah speaker yang langsung mengarah ke rumahku. Bapak-bapak itu sedang mengobrol sembari menyeruput kopi hitam, tidak lupa dengan rokok yang menggantung di sela-sela jari telunjuk dan jari tengah. Angin yang berhembus dengan pelan menggoyangkan dedaunan dan membuat malam itu menjadi lebih dingin.

"Permisi pak," ucapku.

Pak Heru melihatku.

"Astaghfirullah hal adzim!" Ucapnya dengan lantang dan membuat 7 orang bapak-bapak lainnya melihatku dengan terkejut.

"Maaf pak, udah malem," ucapku yang masih berusaha menahan diri untuk tidak membuat keributan. "Saya ngga bisa tidur."

"I ... iya mbak," jawab Pak Heru dengan terbata-bata.

"Makasih pak."

Aku meninggalkan mereka yang sepertinya terburu-buru mematikan speaker dan microphone. Terdengar pula ada seseorang yang merapalkan doa sambil membereskan makanan dan minuman yang mereka santap.

Ah ya, kalau kalian bertanya mengapa mereka terkejut saat melihatku malam itu, mungkin jawabannya karena malam itu aku memakai daster putih polos milik ibu dan tidak sempat mengikat rambutku yang panjangnya sudah mencapai pinggang.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Dikira Kunti. 🤣🤣😂 🌟🌟🌟🌟🌟/🌟🌟🌟🌟🌟 Komedi yang bener-bener lucu. 🙏
😱🤣
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Aku Ingin Ayahku Mati!
Putri Zulikha
Novel
Bronze
Memoar
Kurarin Arin
Novel
Bronze
Pinjaman Berbunga Cinta
SURIYANA
Flash
Your Lips, My Ears.
Liz Lavender
Flash
Berakhirnya Pesta Karaoke
Gita Sri Margiani
Novel
Gold
KKPK Garage Sale
Mizan Publishing
Flash
Cinta di Ujung Lidah
Sulistiyo Suparno
Novel
Bronze
Only One
Asrina Lestari
Novel
Bronze
Half of Lemon
Sinta Yudisia
Flash
Temanimu Melepas Nada Masa Lalu
catzlinktristan
Cerpen
Bronze
Penyakit Aneh (Dusta Seorang Ayah)
Sulistiyo Suparno
Novel
Bronze
Darkest Point
Misyle Ariel
Novel
TIRA Miss You
Rosalia
Flash
Genks Kompleks Gaes
Fitri Handayani Siregar
Novel
Bronze
Stories of 4 An
nilnaulia
Rekomendasi
Flash
Berakhirnya Pesta Karaoke
Gita Sri Margiani
Flash
Jujur Untuk Kebenaran Atau Bohong Untuk Pencitraan?
Gita Sri Margiani
Novel
Bronze
Gang Sukacita, 1998
Gita Sri Margiani
Novel
JOANA
Gita Sri Margiani
Skrip Film
di balik layar : FIRASAT
Gita Sri Margiani
Flash
Pembunuh Mimpi
Gita Sri Margiani
Skrip Film
Jangan Pilih Saya
Gita Sri Margiani
Novel
Namaku Pingku
Gita Sri Margiani
Flash
Siapa Yang Tertawa Tadi Malam
Gita Sri Margiani