Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Cat Madness
1
Suka
3,176
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

"Meong.. Meong..! Suara kucing putih bercorak hitam dan coklat meminta makan pada orang rumah. "Krauk.. kraukk."

"La la la..." Ria menyanyi dengan riang. Dalam benaknya, tak sabar hati ia ingin cepat-cepat malam tiba agar ia bisa bertarawih dengan teman-temannya. Kebetulan saat itu Ria habis membeli mukena baru. "Bunda Ria boleh ya pakai mukena barunya sekrang?!" Ujarnya. "Nanti aja, mukena kamu kan yang kemarin juga belum kotor. Pakai dulu lah yang ada, yang baru buat lebaran aja." Jawab bunda.

"Iiiihh ga mau pokoknya hari ini mau pake yang baru!" Balasnya. Sekali lagi bunda kalah dengan sikap keras kepala putrinya itu.

Ria mulai merapihkan mukenanya lalu menyimpannya di meja agar jika sudah magrib nanti, dia tinggal membawanya saja. Lupa dia, kalau punya kucing bringas di rumahnya.

Selesai membenahi mukenanya Ria mencari si Gembul kucing miliknya. "Bulll.. Gembul??" Teriaknya berkeliling rumah dengan sesekali menunduk ke bawah perabotan rumah untuk mencarinya.

Tak lama mencarinya, Ria mendengar suara si Gembul mengeong. "Ohh kamu di sini, bunda liat si gembul masa udah nungguin makanannya di depan wadah makanannya bun! Bunda, bundaa..! Bunda kemana sih?!"

Akhirnya, karena melihat tempat makan si Gembul saat itu sedang kosong Ria langsung mengisinya dengan makanan si Gembul. "Pinter banget Gembul, makan yang banyak yaa.." Ujarnya sambil mengelus-elus kucingnya yang sedang makan.

Meninggalkan kucingnya makan, Ria akhirnya pergi keluar menemui teman-temannya. Magrib tiba, Ria dan keluarga berbuka bersama, begitupun dengan Si Gembul.

"Gembul kamu udah makannya, tumben sedikit?" Uajar Ria yang melihat si Gembul langsung pergi meninggalkan makanannya.

Tak lama setelahnya, di tengah-tengah berbuka terdengar suara. "Uek.. uek uek.. uekk"

Mereka yang mendengarpun melirik kesana-kemari untuk mencari sumber suara. Lalu..

"Huuekkkkkk.. huekkk"

"Gembulllll..!!"

Si Gembul kaget mendengar teriakan babunya itu, lalu perlahan turun ke lantai meninggalkan bekas muntahannya.

"Kenapa mba?" Tanya ayah Ria.

"Ya Allah.. ya udah lah, udah terlanjur itu mba. Bunda udah bilang ya pakai dulu aja yang lama, sekarang malah yang baru kan yang jadi kotor. Terpaksa deh kamu pakai yang lama."

"Aaaaaaaa..." Tangisan Ria semakin menjadi.

"Meong.." Melihat Ria menangis, si Gembul mulai melambaikan kakinya pada Ria.

"Udah ah, keluar sana! Aku ga butuh kucing kayak kamu!" Ujarnya sambil menangis.

Si Gembul-pun akhirnya pergi melewati pintu keluar rumah dengan wajahnya yang tertunduk.

***

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Flash
Cat Madness
Siddfen
Novel
(Un)Privilege
Anindita Putri T
Novel
Bronze
Tuan September
DameNingen
Novel
Bronze
Salah Duga
Jhon Merari Hutapea
Novel
Bronze
Untuk Pertiwi
Amriyana
Flash
Bronze
Mimpi yang Tercerai
Glorizna Riza
Novel
Little Sun
Ei
Novel
Omaku Sayang, Omaku Malang
Fii
Novel
Bronze
About Time
Sartika Wulandari
Novel
Pasar Orang-Orang Mati
Jauza M
Novel
Bronze
Thantophobia : Rasa Takut Kehilangan Orang yang Dicintai
ahmad dicka hudzaifi
Novel
Gold
SIRIUS SEOUL
Mizan Publishing
Novel
Broken Partita
princess bermata biru
Novel
Bronze
Kutitipkan Wajahmu Pada Bulan (Edisi Cerbung)
Khairul Azzam El Maliky
Novel
Growing Up: Let's walk on flowers path together
Lilly Amundsen
Rekomendasi
Flash
Cat Madness
Siddfen
Cerpen
Bronze
Harga Mati untuk Gusdur.
Siddfen
Flash
Gengsi! (Kebaikan Dari Ocehan Bunda)
Siddfen