Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Sedihnya Bahagia
2
Suka
8,446
Dibaca

‘Terbebani gak sih, dengan hidup?’ A bertanya kepada B.

‘Aku gak ngerti.’ B menjawab.

‘Maksudku, hidup menaruh beban yang berat di pundakku. Kamu?’

‘Hidup pernah berbuat begitu tapi terkadang beratnya berkurang.’

‘Ya, berkurang, tapi tak pernah benar-benar hilang.’

‘Pernah hilang tapi selalu diganti yang baru.’

‘Ya, itu maksudku, tak pernah benar-benar hilang.’

B dan A terdiam sebentar, lalu B,

‘Aku takut sedih sebesar aku takut bahagia.’

‘Sepakat, aku juga sepertimu. Kesedihan datang, aku takut, lalu diganti kebahagiaan aku takut, lalu kembali sedih lalu bahagia lalu sedih lalu bahagia, sedih, bahagia, sedih, bahagia, terus saja seperti itu, berputar-putar, putar-putar, putar, putar…’

‘Ya, kesedihan bagiku sama dengan kebahagiaan.’

‘Itu solusimu?’

‘Iya. Aku menganggap sama perasaan itu, sedih sama dengan bahagia, jadi tak pernah benar-benar bahagia.’

‘Tak pernah benar-benar sedih?’

‘Gak juga…’

‘Jadi kamu benar-benar sedih, tapi tak pernah benar-benar bahagia?’

‘Yahh… kan sudah kubilang, sedih sama dengan bahagia.’

‘Kalau dipikir-pikir kita sama.’

B dan A kembali terdiam, lalu B,

‘Saat bahagia datang aku sedih, karena sedih akan datang berikutnya, saat sedih datang aku sedih, karena bahagia akan datang diikuti sedihnya. Kita kurasa sama.’

‘Ternyata kita memang sama. Aku pun begitu.’

A merangkul B, lalu A,

‘Sekarang apa yang kaurasa?’

‘Takut.’

‘Kenapa?’

‘Karena aku sekarang bahagia.’

‘Kita memang sama.’

‘Aku ingin lari saja, lari dari bahagia dan sedihnya.’

‘Aku pun ingin pergi. Pergi melupakan bahagia dan sedihnya.’

‘Kita kurasa sama.’

‘Aku pun merasa begitu.’

‘Mungkin kita bisa pergi?’

‘Ya, tapi sebentar lagi saja, aku ingin diam saja di sini, sebentar saja, diam merangkulmu yang merangkulku yang tak benar-benar bahagia agar sedih yang akan datang berkurang.’

‘Kita memang sama. Aku yang tak benar-benar bahagia merangkulmu agar sedih yang akan datang juga berkurang, juga ingin diam sebentar lagi saja sebelum pergi.’

A menatap B, semakin merangkulnya, lalu A,

‘Sadarkah kau di sini hanya ada kita dan langit penuh bintang?’

‘Tentu. Sadarkah kau kita harus berciuman?’

A dan B berciuman, lalu berbaring di atas rumput, A dan B saling menggenggam tangan, memandang bintang sejuta yang iri, lalu A,

‘Aku tak benar-benar bahagia.’

‘Aku pun tak benar-benar bahagia.’

A dan B kembali berciuman, lama, sebelum kembali menatap bintang, lalu tangan mereka menyatu, erat, lalu mereka diam, hening, hanya memandangi bintang sejuta yang iri.

Untuk : kamu, yang pasti tahu siapa dirimu.

Bandung, 27 Agustus 2003

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Romantis
Flash
KAKEK
Deswara Syanjaya
Flash
Sedihnya Bahagia
Aneidda
Novel
Stuck With Mr. Devil
Poetry Alexandria
Novel
Gio
Tri Wulandari
Cerpen
Sepanjang Waktu
Evangeline
Cerpen
Bronze
MONAS
aksara_g.rain
Novel
Rama Bersama Kenangan
Denisa Sal Sabila
Novel
Good Bye Dear
Dewi Septia
Novel
Dear Mantan Tampan.!
Zulaeva Irina Tjg
Novel
Candramaya.
Binta Munawaroh
Novel
Bronze
Di Balik Bangau Kertas
Larasatiameera
Novel
LUKA ITU, BERNAMA KIRI
Rafiahs
Novel
Gold
Habibie Ya Nour El Ain
Bentang Pustaka
Novel
Teruntuk Kamu
nothin' on me
Flash
Donat Dalam Gigi
Shinta Larasati Hardjono
Rekomendasi
Flash
Sedihnya Bahagia
Aneidda
Cerpen
Bronze
Hawa: Homoseksual sapien
Aneidda
Skrip Film
Jalan ke Awal
Aneidda
Cerpen
Jatuh
Aneidda
Flash
Retori Ironi Cinta
Aneidda
Flash
Aku Menulis Tentang Kau
Aneidda
Cerpen
Bronze
Cinta Pertama dan Terakhir
Aneidda
Novel
Bronze
Sepasang Mata Bola (Bukan Lagu Walo Banyak Nyanyinya)
Aneidda
Flash
Cafe
Aneidda
Flash
Kerinduan
Aneidda
Cerpen
Bronze
Malam-Malam Wadam
Aneidda
Cerpen
Titik dan Koma
Aneidda
Cerpen
Jakarta, Baru-Baru Ini
Aneidda
Cerpen
Bronze
Membunuh Benci
Aneidda
Flash
Coklat yang Meleleh
Aneidda