Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
Titipan
14
Suka
10,490
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

"Hentikan! Jangan siksa istriku!"

Ingin aku berteriak saat menyaksikan kejadian itu. Namun, nyatanya tak bisa. Indra wicaraku seakan bisu. Sebagai laki-laki, aku merasa lemah. Tak bisa menjaga bidadari hatiku.

Di bawah terik matahari pada musim panas, kupeluk tubuh tanpa nyawa itu dengan erat. Tak peduli aroma anyir dari cairan merah tubuhnya menusuk indra penciuman dan mewarnai kemeja putih yang sedang kukenakan.

Pada kepalan tanganmu, kutemukan secarik kertas lusuh. Melalui surat, kau meminta maaf dan menitipkan sesuatu kepadaku. Sekali lagi kusapukan lembut bibir ini di keningmu, sebelum akhirnya kubiarkan yang berwenang terlebih dahulu mengurus jenazahmu. Tak menunggu waktu lama, kuberlari menuju tempat kau menaruh titipanmu.

Di atas ranjang kamar kita, kutemukan titipan darimu. Kulihat titipan itu terbungkus sehelai tapih. Rapat, hanya bagian atasnya yang tampak terbuka sedikit. Aku menatapnya nanar. 

"Maafkan aku. Perbuatanku memang haram, tapi putraku bukanlah anak haram. Aku rela dirajam sebagai taubatku, maka maafkanlah aku. Kumohon, rawat dan jagalah dia untukku," suara ­­istriku—Naqiyya Rasheed, seolah berdenging dalam telingaku, melisankan isi suratnya.

Kugendong makhluk mungil itu dalam dekapan. Kukecup keningnya singkat, lalu berdoa untuk kebaikan sang bayi yang merupakan putra kandung istriku. Hasil dari perbuatan zinanya. Telah ada empat orang lelaki muslim yang dipercaya, menjadi saksi atas perbuatan haramnya.

Keputusan merantau jauh ke negara seberang, membuatku tak bisa menafkahi batinnya dalam waktu lama. Saat itu dengan sadar kutinggalkan istriku, karena merasa aku bukanlah lelaki yang sempurna untuknya. Aku mandul, tak akan pernah bisa membuatnya mengandung. Namun, aku tak pernah ingin melepaskannya.

Andai kau tahu, selain berniaga aku juga berobat di sana. Namun sayang, aku terlambat. Menyesal, ternyata kutelah turut andil dalam perbuatan kejinya, sehingga kuputuskan untuk menerima amanah terakhirnya.

"Satu titipan telah kembali kepada-Mu, maka kini akan aku jaga titipan-Mu lainnya dengan sebaik mungkin sebagai taubatku. Ya Allah, ampunilah dosa hambamu ini," lalu kulantunkan doa untuk almarhumah istriku, "Ya Allah ... Yang Maha Pengampun, ampunilah pula dosa istri hamba dan tempatkanlah ia di surga-Mu. Allahummaghfirlaha warhamha wa'afiha wa'fu'anha, amin." 

- END -

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@hanifarahma Makasih, Kak ❤
Waah, hebat.
@evayunita Makasih ❤
maknanya dalam, ada orang yg sadar kesalahannya dan gak menghakimi... keren
Makasih ❤
Keren kak❤
Rekomendasi dari Religi
Flash
Titipan
Oliphiana Cubbytaa
Novel
Gold
HIJABLICIOUS
Mizan Publishing
Novel
Gold
Rezeki Nomplok
Mizan Publishing
Cerpen
Kekurangan adalah kelebihan yang indah
Windi Liesandrianni
Novel
Bronze
Pekat: Wanita Bermata Cahaya
Khairul Azzam El Maliky
Novel
Bronze
Kelana
ahmad kholil | @KholilAhmad
Novel
Bronze
Sita Permata Syurga
Rahmi Susan
Novel
Aku dan Syawal
Siti Sarah Madani
Novel
Senja untuk Alaska
Abell Istari
Novel
Gold
Jejak-Jejak Islam
Bentang Pustaka
Novel
Gold
Beasiswa di Telapak Kaki Ibu
Mizan Publishing
Novel
AIBEK GRY
Syami Ayyabi
Novel
Gold
Ahed Tamimi
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Hujan Tanpa Awan
Jea
Novel
Gold
Menemukan Soulmate Pilihan Allah
Noura Publishing
Rekomendasi
Flash
Titipan
Oliphiana Cubbytaa
Novel
Bronze
SELECTIVE LOVE
Oliphiana Cubbytaa
Flash
Cinta Yang Lain
Oliphiana Cubbytaa
Flash
Tantangan Pelengkap Iman
Oliphiana Cubbytaa
Flash
Sejarah Dua Nabi
Oliphiana Cubbytaa
Skrip Film
SELECTIVE LOVE (SCRIPT)
Oliphiana Cubbytaa
Novel
Fissilmi Kaffah
Oliphiana Cubbytaa