Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Di Kereta: Kursi Kita
33
Suka
23,416
Dibaca

Langkah kakiku sudah seperti maling yang dikejar pemilik rumah.

Aku tak ingin mengejar kereta yang berjalan … karena ini bukan adegan di film.

Walau aku merasa tak ada lagi oksigen yang masuk ke dalam tubuhku, aku terus berlari melewati anak tangga.

Tas ranselku terasa begitu berat di punggung. Tidak hanya itu, tas jinjing yang ada di tanganku juga sangat menggaggu langkah kakiku. Jika saja ini bukan hari yang spesial, aku tidak akan melakukannya.

Terdengar bel stasiun kereta api berbunyi.

“Oh … tidak,” ucapku sembari terus berlari menerobos kerumunan orang yang berlalu lalang.

“Tepat pada pukul delapan lebih empat puluh lima menit dari jalur 1 Kereta Api Argo Parahyangan tujuan akhir Stasiun Bandung akan segera di berangkatkan ….”

Suara itu masih nyaring, tapi beberapa saat fokus pendengaranku tergantikan oleh sosok tinggi gagah dan berkumis tebal di depanku.

 “KTP!”

“Haaah?” tanyaku sembari melongo. “Sebentar ….” Secepat kilat aku membalik tas ranselku . “Ini!” Aku menyerahkan KTPku yang terbalik.

Petugas loket membalik KTP, melihat dengan seksama. Entah apa yang ia lihat, identitasku atau fotoku yang terlihat imut.

Tak lama kemudian ia menyerahkan KTPku.

Aku segera memasuki ruang tunggu keberangkatan kereta. Semua orang terlihat bergerak cepat memasuki kereta. Hanya ada beberapa orang di dekatku yang juga berjalan cepat, mungkin tujuan kita sama. Aku segera berlari sembari melihat layar ponsel. “Gerbong mana? Aah sial …,” ucapku sembari berbalik arah. 

“Mbak tasnya terbuka.” Terdengar seseorang berkata.

Aku menoleh ke belakang.

“Tasnya terbuka,” ia mengulangi kata-kata itu dengan wajah datarnya.

“Aku?” tanyaku sembari melotot tak berkedip.

Oh Tuhan … Siapa gerangan manusia berhidung mancung, alis tebal, mata bersinar di depanku ini? Apa boleh aku menanyakan kepanya, Mas namanya siapa?

Ini bukan waktunya berdrama. Oh … tidak. 

Aku mungkin terlihat aneh di depannya saat itu.

“Tasnyaaa … teer … buuu …. ka,” ucapnya pelan sembari menunduk mengimbangi tinggi badanku. 

“Oh ya,” jawabku yang sudah tersadar dari mimpi sekian detik sembari membalik tasku. “Terimakasih,” ucapku saat melihat punggungnya yang telah menjauh dari jangkauan mataku.

Sreeeet ….

Aku menaikkan kedua pundakku, membenarkan posisi tas yang aku bawa.

“Huh,” dasar aku.

 “Gerbong dua … ya … gerbong dua.” Aku terus berjalan.

Nomor A4.

Setelah sampai, aku menunduk, melihat seseorang yang ada di samping kursiku. Oh tidak … mimpi apa aku? Dia lelaki tadi?

Dia menoleh melihatku yang masih belum menutup mulut dan menundukkan badan.

“Hai, ini kursi kita ternyata,” ucapnya sambil tersenyum dan menepuk kursi kosong di sebelahnya.

Aku berlahan berjalan dan duduk di sebelahnya—di dekat jendela. Kepalaku menunduk, tubuhku meringkuk ke tepian jendela, berharap semua ini hanya ilusi. Aku berusaha membuka ponselku tanpa sepengetahuannya, memastikan apakah itu dia? Ahmad Zamroni Ishaq—lelaki yang hendak melamarku esok. 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
bagus aku suka
sebenarnya adegan sederhana, tapi Kak @Sena bisa membuat ini seolah adegan luar biasa lewat guratan kata-kata Kak Sena. 🚂🚂🚂🚂🚂/🚂🚂🚂🚂🚂 alias 5/5 dari saya. 🤗
Aaaaa.... Kesemsem senyum² FF ini. Happy endingnya😍❤❤❤❤❤
@heenan : Makasih Kak, udah berkunjung ke karya saya :) Alhamdulillah juga kl bikin pembaca senyum :)
flash fiction yg manisss bacanya kyk lg mkn gula dan entah knp bs senyum2 sndiri seolah sy yg jd peran utamanya hehe
@alvinraja01 : Wah, makasih banyak kak. Kalau senyum2 sendiri jangan sampai kelihat sebelahnya, nnt dikira lg senyum sama siapa. Hehe. Makasih udah mau menapakkam jejak nya di kolom komentar 🙏😊
Hahahaha Keren banget ini. Jadi berasa ikut jalan-jalan sama karakternya dan senyum-senyum sendiri bacanya. Very nice!
Kebetulan disebutkan Gopar, makanya kenangan saya selalu singgah di suasana kabin K1 yang begitu dirindukan.
@lordphantom : Wah, ketemu penikmat kereta. Terimakasih kak sudah berkunjung dan menapakkan jejak di kolom komentar. :)
Sesama penikmat KA20, kerana saya dahulu 2008 - 2012 juga pengguna Gopar.
Rekomendasi dari Romantis
Novel
Gold
Too Far To Hold
Bentang Pustaka
Flash
Di Kereta: Kursi Kita
Sena N. A.
Novel
Bronze
Wedding Terror
Ratna Aleefa
Novel
Gold
Paquita dan Pangeran Bianglala: Bagaimana Jika Kamu Tahu Jodohmu di Masa Depan?
Mizan Publishing
Cerpen
Membeli Mobil Dengan Air Liur
Yovinus
Novel
Bronze
Secret Love You
Pitasutria
Novel
ROLE PLAYER
Nada Lingga Afrili
Novel
Gold
The Memories of Algebra
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
The Idol's Love
delV
Skrip Film
Rupa Rasa (Script)
heriwidianto
Novel
Gold
Helen Dan Sukanta
Mizan Publishing
Novel
Handcuffed Heart
Celestilla
Novel
Bronze
Imaginfinity
astrid nur alfaradais
Novel
Bronze
Under The Velvet Sky
Iris-Avery-Marbella
Cerpen
Bronze
Dua Cerita dalam 15 Menit
Sulistiyo Suparno
Rekomendasi
Flash
Di Kereta: Kursi Kita
Sena N. A.
Flash
Jangan Makan Pisang Itu! Pamali!
Sena N. A.
Flash
Mimpi Kita
Sena N. A.
Flash
Salah Sambung
Sena N. A.
Flash
Kapan Aku Bangun?
Sena N. A.
Flash
Batal Berbuka
Sena N. A.
Flash
Bangku Ujian
Sena N. A.
Flash
Mengejar Pesawat Pembawa Uang
Sena N. A.
Flash
Lelaki dengan Sepatu Jebolnya
Sena N. A.
Flash
Brownies (O)Rasa Bayar
Sena N. A.
Flash
Yang Tak Nyata
Sena N. A.
Flash
Jam Tangan
Sena N. A.
Novel
Bronze
Gerbang Ke Empat
Sena N. A.
Flash
Di Sebuah Hutan
Sena N. A.
Novel
Bronze
Dawuh
Sena N. A.