Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Api dalam Hujan
31
Suka
3,897
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Katanya, 'ketika seseorang tak mempunyai mimpi, itu sama saja seperti mereka telah mati'. Dan aku adalah salah satunya. 'Keinginan' telah pergi dari hidupku. Tak ada yang ingin ku gapai. Aku lupa bagaimana rasanya mempunyai mimpi, mempunyai suatu hal menyenangkan yang harus dilakukan esok hari. Aku ingin mencari apiku kembali. Belakangan ini yang ingin kulakukan hanyalah melarikan diri, pergi tanpa tujuan.

Pagi ini aku terbangun seperti biasa—tak bersemangat dan ingin melarikan diri. Aku melihat jadwal kuliahku, ada empat kelas. Aku menghela napas, tak ingin pergi, namun tubuh robotku bergerak menuju kamar mandi dan bersiap.

Aku menaiki bus. Duduk diantara beberapa manusia kelelahan lainnya. Sebenarnya apa yang kita cari, bukankah hal yang kita miliki sekarang adalah hal yang membuat kita bahagia saat pertama kali mendapatkannya? Hari pertama bekerja, berkuliah, menjadi atasan, dan hari pertama menyenangkan lainnya. Mengapa hal-hal membahagiakan itu perlahan berubah menjadi hal yang ingin dihindari?

Tiga kelas telah selesai, dan kelas terakhir akan dimulai satu jam kemudian di lantai atas. Aku menyembunyikan wajahku di antara tangan yang kulipat di atas meja.

Seseorang mengelus kepalaku, "Kenapa?" katanya. Dia adalah Azky, teman terdekatku.

"Ke atas, yuk!" ajaknya.

Aku menghela napas, teringat kelas terakhirku hari ini.

"Bukan ke kelas, tapi ke atap," ucapnya.

Aku mendongakkan kepala, melihatnya.

"Udah lama kan gak ke sana? Gak kangen apa?"

"Gue gak ada niat ke sana."

"Belakangan ini lo kayak robot tau. Kuliah, pulang, ngerjain tugas, tidur, kuliah, terus berulang."

"Ya terus gimana? Tugas gue numpuk, mana mungkin gue ngabisin waktu gitu aja."

"Lo gak ngabisin waktu gitu aja, lo ngabisin waktu buat ngebahagiain diri lo. Kalau lo bahagia, semua hal gak akan kerasa berat." Azky bangkit dan menarik tanganku, "Ikut gue," lanjutnya.

"Ky, gue males.." Azky tak memedulikan ucapanku, dia menarikku sampai atap.

Entah karena hari sudah sore atau langit akan menurunkan hujan, angin berhembus cukup kencang. Aku merindukan tempat ini, tempat yang membuatku memutuskan berkuliah di sini.

Kami berbaring di meja besar yang tidak terlalu tinggi dengan kaki menggelantung.

Aku tersenyum, "Makasih udah nyeret gue ke sini".

"Lo inget gak, dulu, lo bilang ke gue, 'Saat dunia menjadi tempat mengerikan, gue harap lo pergi ke semesta kecil lo. Di sana semuanya menenangkan, semuanya baik-baik aja. Cuman ada lo dan semua hal yang lo sukai, dan mereka gak akan pernah nyakitin lo'. Gue rasa, lo lagi butuh kata-kata itu sekarang. Makanya gue ajak lo ke sini. Ini semesta kecil lo. Atap, angin, hujan. Sayangnya hujannya belum turun," ucapnya.

"Kayanya gue lupa sama semesta kecil gue. Dulu gue bisa seharian di sini, ngerjain tugas, nulis, nemenin lo buat lagu. Gue berubah jadi robot karena tugas-tugas itu."

Hujan perlahan turun. Aku tersenyum. Ini semesta kecilku. Aku berteriak panjang, berjalan menuju dinding pembatas dan meletakkan tanganku di atasnya. Azky menghampiriku.

"Mau tetep di sini? Atau masuk kelas?" Azky meledekku.

"Di sini, ujan-ujanan."

Kami tersenyum.

Hatiku kembali berdegup cepat, wajahku kembali melukiskan senyum, dan aku kembali mempunyai alasan untuk menantikan hari esok.

Semesta kecilku, aku mendatanginya.

Apiku yang padam, telah kutemukan sumbernya.

Di atas sini.

Aku menemukan apiku dalam hujan.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@bubblepuffie8 : Terima kasih kembali :)
aku sangat menyukai inii kak makasiih 😍
Rekomendasi dari Drama
Novel
Agamotrop
Takiyara Tayee
Novel
Bronze
Sang Penari
Blue Sky
Novel
Bronze
Meninggal Usai Talak
Jasmine23Pramestia
Flash
Broken Wedding
Binar Bestari
Flash
Api dalam Hujan
Elysiaaan
Cerpen
Bronze
Meja Makan
Susanti
Novel
Bronze
Kaligrafi untuk Sabrina
Bisma Lucky Narendra
Novel
Lelaki 'Grup' Parent
Zihfa Anzani Saras Isnenda
Novel
Ada Cerita di Sekolah
Awal Try Surya
Novel
Bronze
Lipstik ~Novel~
Herman Sim
Novel
Bronze
The Shadow In Your Love
Kamalsyah Indra
Flash
Laki-laki juga boleh menangis, Nara. . . .
AlifatulM
Flash
Bronze
Kumerindu
Gia Oro
Cerpen
Bronze
WANITA
Iman Siputra
Novel
Bronze
Aegis of Us
Arslan Cealach
Rekomendasi
Flash
Api dalam Hujan
Elysiaaan
Cerpen
Malioboro, dia menghilang
Elysiaaan
Cerpen
Melampaui Batas
Elysiaaan
Flash
Pupa
Elysiaaan
Cerpen
Langit Malam
Elysiaaan
Cerpen
Dunia Sang Penjelajah
Elysiaaan
Cerpen
Langit dan Jaraknya
Elysiaaan
Cerpen
Just One Person
Elysiaaan
Flash
Penerimaan Rasa
Elysiaaan