Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Habis Terbakar
0
Suka
4,463
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Api yang ada di hadapanku kini makin mengecil. Beberapa titik bara kelihatan seperti bintang, tetapi tidak berkerlip. Dan perlahan-lahan, mereka padam.

Di sekitar kobaran yang tersisa itu tampak temaram, arang-arang hitam yang memutih abu-abu. Abu. Mereka jadi abu yang abu-abu. Kusiram bensin yang ada di jeriken pun tak akan bertahan, sementara kayu sudah tak dapat ditemukan. Sudah habis terbakar.

“Dingin!”

Pekikan terdengar di telinga kananku. Suaranya sungguh tak mengenakkan, tapi aku tak bisa buat tak setuju. Di sekeliling ini cuma ada es, dan es, dan es. Di udara seperti ada jarum-jarum melayang, menusuk kulit ketika menggerakkan badan.

Sungguh, ini tidak menyenangkan. Kalau api yang tersisa ini pun ikut padam, jelas yang menanti nanti adalah kematian. Aku bakal mati kedinginan. Jadi beku. Tidak dimakan ulat karena di cuaca begini pasti mereka juga tamat. Badanku yang memalukan bakal jadi bukti sebuah hidup yang menyedihkan. Terawetkan sepanjang dingin ini tak berhenti.

“Dingin!”

Kali ini teriakan dari sisi kiri. Sudah pada tidak tahan sepertinya. Tapi sungguh, mau bagaimana? Sudah tidak bisa apa-apa juga. Mana bisa aku menyulut es dengan bensin dan korek lantas berharap mereka jadi obor.

“Dingin!”

“Dingin!”

“Dingin!”

Aaah, berisik! Ya iya aku tahu, dingin!

Ya sudah.

Jeriken kuraih dengan sebelah tangan, lalu tangan yang lain membuka penutupnya. Kuguyurkan cairan berbau khas itu ke kepala, ke badan, sampai ke ujung-ujung kaki juga. Berharap ini adalah air hangat yang biasa kupakai mandi di rumah.

Setelah kupikir, iya, ini akan hangat. Sangat hangat. Tak butuh waktu lama, korek yang kugesek di tangan segera menyalakan apinya. Merambat ke lengan, pundak, muka, kepala, lantas turun pula ke badan, kaki sampai jari-jemari. Aku sedang terbakar saat ini.

“Ya, hangat.”

Sudah puas kelihatannya. Sekarang, aku meringkuk saja. Membiarkan api melumat diri ini seperti kayu-kayu yang jadi arang hitam, yang jadi abu abu-abu tadi. Di satu momen nanti, aku pun bakal habis terbakar pasti.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Flash
Bronze
Number One
Aylanna N. Arcelia
Flash
Senjata Andalan
Mufidah Raihana
Flash
Habis Terbakar
Kosong/Satu
Cerpen
Secangkir Utopia
verlit ivana
Cerpen
Bronze
Bunga Apa yang Kau Masukkan ke Mulutmu?
Cicilia Oday
Novel
Bronze
Katalis Kata
Aliha Ardila
Novel
Hujan di Tanah Utara
Irvinia Margaretha Nauli
Cerpen
Bronze
Air Tenang
Ariska Delpi
Novel
Impian Soraya
bundatraveler
Novel
Bronze
BETTER HALF
KUMARA
Novel
Puisi dari army untuk army
Ainun Zakiyah
Flash
TEMAN LAMA
Netty Virgiantini
Flash
Hurt
Nurulina Hakim
Novel
Bronze
Bendera Setengah Tiang
I Gede Luwih
Novel
Jangan Jatuh Terlalu Dalam
kingsleigh
Rekomendasi
Flash
Habis Terbakar
Kosong/Satu
Novel
Kreator & Kacamata - The Anthology
Kosong/Satu
Novel
Kreator & Kacamata - HAZAKURA
Kosong/Satu
Cerpen
Youth Stride
Kosong/Satu
Flash
SHIKI -Tanda Kepemilikan- pt.3
Kosong/Satu
Flash
SHIKI -Thanatos, Eros, dan yang Memainkan Mereka-
Kosong/Satu
Novel
Kreator & Kacamata - The Anthology 2
Kosong/Satu
Flash
SHIKI -Tanda Kepemilikan- pt.1
Kosong/Satu
Flash
SHIKI -Tanda Kepemilikan- pt.2
Kosong/Satu
Flash
SHIKI -Anak Anjing yang Baik- part 2
Kosong/Satu
Cerpen
Terlalu Bodoh Untuk Jadi Kenyataan
Kosong/Satu
Flash
SHIKI -Anak Anjing yang Baik- part 1
Kosong/Satu
Cerpen
Youth Stride
Kosong/Satu
Flash
SHIKI -Halaman Pertama-
Kosong/Satu
Cerpen
Terlalu Bodoh Untuk Jadi Kenyataan
Kosong/Satu