Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Karya Berteriak
1
Suka
5,028
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Joni bermuka cerah. Banyak orang datang ke pameran tunggal miliknya. Beberapa karyanya sudah dipesan oleh kolektor berusia muda. Tiba-tiba Siska memanggil Joni untuk menemui orang tuanya. Mereka sempat bertukar nomor telepon. Joni mengucapkan banyak terima kasih kepada mereka. Orang tua Siska pamit pergi karena banyak koleganya ingin bertatap muka serta bertukar kisah soal kehidupan mereka di benua biru.

Siska mengelus lembut pundak seniman muda itu. Joni menatap wajah Siska dalam-dalam. Mereka bertukar sunyi di tengah keramaian. Lahirlah sepotong senyuman di ujung bibir Joni.

"Terima kasih ya"

Siska tidak merespon ucapan itu. Ia malah mendaratkan sepotong kecupan mesra di pipi Joni. Setelah itu ia berlalu meninggalkan Joni. Lantaran ia harus meladeni beberapa kolektor muda yang tertarik dengan karya Joni.

Joni kembali tersenyum sambil berpipi kemerahan. Kini ia berjalan mengelilingi musium ini. Teringat kisah awal pertemuan dengan Siska. Setelah itu masa-masa perjuangan di mana ia harus menarik semua tabungan. Lalu ia pindah ke sebuah kontrakan kecil untuk melukiskan berkaryanya. Selain itu, Siska seringkali datang berkunjung lalu menemaninya ketika harus melukis hingga larut malam. Tibalah momen mengingat waktu ia merampung kedua puluh lukisan miliknya yang berukuran kecil, sedang, besar, dan amat besar yang sekarang sedang dinikmati khalayak ramai. Ia merasa bersyukur dan bahagia bukan main.

Joni berhenti melangkah saat dua seniman besar berdiri di depan karya lukisan abstraknya. Mereka bertukar topik bahasan dengan wajah amat mengkerut. Menurut Joni hal ini, pertanda bagus. Mereka sedang mengamati karyanya dan memberikan penilian fair. Akhirnya ia berinisiatif menyapa dua seniman besar itu. Mereka sempat melirik sebentar lalu lanjut bertukar topik. Joni merasa ada yang aneh dengan sikap dua seniman besar itu. Ia tergerak memperkenalkan diri kepada mereka.

"Perkenalan mas barjo dan mas sastro, saya Joni, seorang pelukis muda yang membuat karya ini."

Dua seniman besar itu melirik tajam. Lalu Mas Barjo melipat tangannya sambil bersiap-siap mengelontorkan beberapa kalimat tajam buat Joni.

"Boleh saya tanya satu hal?"

Joni mengangguk mempersilahkan.

"Kamu pakai jampi-jampi apa yah? Kok bisa-bisanya pameran kami digeser, hanya karena sang kurator muda ingin menampilkan karyamu ini?"

Joni mengangkat bahu. "Maksud ucapan Mas Barjo apa ya. Saya sungguh tidak mengerti, mas!"

Mas Barjo tersenyum licik. "Kamu tidak perlu pura-pura polos. Kamu kasih apa si sama kurator muda musium stratajiwa ini."

Joni melangkah mundur. Ia lalu mencari sosok kurator muda yang dimaksud. Sosok itu hilang lenyap ditelan bumi. Joni panik sejadi-jadinya.

"Begini saja ya, anak muda. Aku mau kasih tahu beberapa hal sama kamu. Melukis abstrak itu harus tahu pondasinya. Lukisan abstrak ini tidak lebih dari goretan kuas tanpa jiwa. Lagipula seorang pelukis abstrak harus bisa mengetahui dasar warna dan tehnik melukis lainnya. Bukan serta merta sibuk meramu warna dengan referensi dari sosial media."

Joni menghela nafas panjang. "Tunggu dulu Mas Barjo, saya bisa menceritakan kisah dibalik lukisan abstak ini?"

Mas Sastro memberi kode kepada Joni agar tidak usah melanjutkan kata-katanya.

"Bagi kami sudah jelas kok. Kamu itu masih di level seniman muda yang mencari karakter yang nyaman. Jadi nikmati saja prosesmu dengan bantuan kurator muda itu. Karena bagi kami, karyamu tidak memiliki jiwa, kisah, dan kejujuran."

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Sowon
Bella Puteri Nurhidayati
Flash
Karya Berteriak
Berkat Studio
Cerpen
Bronze
JILBAB
Iman Siputra
Novel
Bronze
Cocky Princess
Kirey Nato
Flash
K U I S
D'Thasia
Novel
Tidak Ada Desember Tahun Ini
dey
Novel
Menanti Hujan Teduh
Isti Anindya
Novel
Saturday Class
Impy Island
Cerpen
Bronze
Cerita Tukang Sulap dan Ibu yang Mencari
Habel Rajavani
Novel
Biru Kelabu
Putri Zulikha
Novel
ALFA
Alfasrin
Novel
Bronze
Kumpulan Cerpen Cadis Luz
Cadis Luz
Novel
Bronze
Gone
jingria_jk
Novel
Bumi Para Pembelit
Noor Cholis Hakim
Flash
Gemuruh dalam Mimpi
Ayuningrum
Rekomendasi
Flash
Karya Berteriak
Berkat Studio
Flash
Karisma Seniman
Berkat Studio
Flash
Konsisten Menjalani
Berkat Studio
Flash
Merinci segala-gala
Berkat Studio
Flash
Kepala Bawah Tanah
Berkat Studio
Flash
Merinci Segala
Berkat Studio
Flash
Perang Terbuka
Berkat Studio
Flash
Berkomunitas
Berkat Studio
Flash
Orang Tanpa Penghasilan
Berkat Studio
Flash
Berselimut
Berkat Studio
Flash
Menjadi Bawahan
Berkat Studio
Flash
Pulau Seniman
Berkat Studio
Flash
Keluar Pulau Dewata
Berkat Studio