Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Bocah Besar
1
Suka
4,837
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Lelah dengan harinya yang membosankan, bocah besar itu berjalan ke kamarnya lalu menjerit sekuat tenaga, "Ma!!!"

"Iya, anak manis," sahut ibunya yang sedang memasak di dapur. "Kenapa lagi kamu?"

"Aku ingin tidur pulas 24 jam," seru si bocah besar. "Pastikan tidak ada yang menggangguku. Oke?!"

"Ya, oke," kata ibunya sambil mengirisi wortel untuk sup kesukaan suaminya.

Si bocah besar akhirnya terlentang di kasurnya. Ia sadar bahwa ia tidak bisa tertidur dengan cepat, dan ia sadar juga bahwa tak ada yang lebih membosankan daripada menunggu untuk tertidur. Maka ia membaca buku yang membosankan untuk dibacanya. Ia mengambil buku Pengantar Politik yang tebal yang sering kali jatuh menimpa wajahnya.

Di dapur, si ibu telah selesai mencincang daging sapi menjadi dadu-dadu kecil untuk kemudian dibenamkan ke dalam kuah sup lalu diikuti dengan wortel, kentang, buncis, kol, kubis, tomat, seledri, dan daun bawang.

Si ibu mulai menghidangkan masakannya yang menggugah itu ke atas meja, dan suaminya segera duduk di meja makan dengan wajah yang sumringah. Namun, kesumringahan tersebut rak bertahan lama sebab ia tak mendapatkan anaknya duduk bersamanya.

"Ke mana dia?"

"Tidur," jawab si ibu. "Untuk 24 jam."

"Kenapa?"

"Entahlah."

"Akan kubangunkan dia," si suami bangkit dari kursi.

"Sebaiknya kita tidak mengganggunya."

"Sebaiknya kita membangunkannya atau dia akan tumbuh jadi pemalas."

"Aku tidak masalah kalau dia jadi pemalas."

"Kau terlalu memanjakannya!"

Si suami membawa mangkuk yang telah berisi nasi dengan sup sayur dan daging. Sambil berjalan ke luar rumah menuju meja di teras, ia menghirup aroma supnya yang menggiurkan.

Si ibu merasa bangga karena telah memenuhi amanat dari anaknya untuk tidak membiarkan siapa pun mengganggu tidurnya. Ia mencoba menengoknya, membuka pintu kamar si bocah besar.

Dan betapa lebar senyum si ibu menyaksikan anaknya tertidur mendengkur dengan muka tertutup buku Pengantar Politik.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Gold
Big Magic
Bentang Pustaka
Flash
Bocah Besar
Zusfani
Novel
After School
Nadya Wijanarko
Flash
Bronze
Luka Lama Seribu Harinya
winda aprillia
Cerpen
Bronze
TELAGA DUKA
Mechamaru
Cerpen
ANTARA KITA
Ningningluvvzz
Novel
Gold
PCPK Move On
Noura Publishing
Novel
KAKTUS
L.Biru
Novel
Someday
Weni Dwi Susanti
Novel
Sudah Tiba Saatnya
Martha Melank
Cerpen
DIA YANG TIDAK PERNAH TERSENYUM
Meliana
Cerpen
Bronze
UNTUKMU...
Iman Siputra
Novel
Bronze
Aku Ingin Ayahku Mati!
Putri Zulikha
Novel
Bronze
TERLARANG
Kartini Susilo Fitri
Novel
Bronze
Pengakuan Psikopat
Verawati Halim
Rekomendasi
Flash
Bocah Besar
Zusfani
Flash
Sebuah Pertengkaran di Toilet Umum di Tepi Sungai
Zusfani