Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Perfect Blue
1
Suka
5,300
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

"Lukamu? Apa ayahmu yang melakukannya lagi?" Tatapanku mengarah pada lebam di sekitar matanya. Meski ia berbohong pada guru kalau ia berkelahi (yang membuatnya sampai dipanggil ke ruang konseling), ia tak bisa mengelak dariku.

Meski sifat kami bertolak belakang, kami adalah sahabat karib. Ia adalah siswa bermasalah. Nilainya jelek. Sering terlambat. Suka berkelahi. Dan berbagai jenis pelanggaran lainnya. Ayahnya adalah penjudi dan pemabuk yang kerap memukulinya. Ibunya adalah wanita penghibur yang jarang pulang. Saudara-saudaranya juga tak ada yang beres. Lingkungan keluarga yang kacau membentuknya jadi sosok biang onar.

Berbeda denganku yang merupakan salah satu siswa teladan. Nilaiku selalu bagus. Aku tak penah terlambat dan membuat masalah dengan murid lain. keluargaku sempurna. Hubungan ayah dan ibuku harmonis. Begitu pula dengan saudara-saudaraku yang merupakan jebolan universitas ternama. Aku sendiri adalah siswa percepatan dari kelas 1 SMA. Aku langsung ke kelas 3 untuk bersiap-siap masuk ke perguruan tinggi favorit. Bisa dibilang, aku adalah dambaan bagi semua orang.

Bagaimana kami bisa dekat? Itulah yang menarik dari persahabatan kami. Aku orangnya baik dan tak pernah membeda-bedakan teman. Tiap orang suka berteman denganku, tak terkecuali dengan murid bermasalah ini. Secara alami, hubungan kami semakin akrab. Ia bahkan mau menceritakan sisi gelap kehidupannya padaku.

"Kasihan sekali ya. Tinggal dalam keluarga seperti itu. Kenapa kau tak pergi saja dari rumah?" celetukku. Mendengarnya, ia tak tersulut emosi. Air mukanya masih tenang. Jari-jarinya mengusap luka lebam di sekitar matanya.

"Manusia mengharapkan kebebasan, ya? Karena bebas, diri kita jadi sempurna." Sejak tadi aku yang terus mengoceh. Tanganku terentang, nyaris mengenainya kalau ia tak menghindar. Aku pun tertawa sambil minta maaf. Tapi, entah kenapa saat ini aku merasa senang. Seperti terkena sebuah euphoria, tanpa mengetahui alasan pastinya.

Mungkin karena mendengar sekelumit kisahnya yang tragis membuatku bersyukur aku tidak mengalaminya. Itu mematik rasa kenahagiaan dalam hatiku.

Aku tersentak saat ia mencengkram pergelangan tanganku. Euphoria itu langsung menurun drastis lalu lenyap. Sambil mengerang, aku memberikan perlawanan. Tapi, tenaganya berkali-kali lipat lebih kuat. Ia menyingkapkan lengan bajuku sampai bagian kulitnya terekspos. Sebenarnya bukan perkara besar, kalau saja tidak ada sesuatu yang berusaha kusembunyikan.

Di pergelangan tanganku ada banyak bekas luka sayatan. Beberapa ada yang sudah mengering. Tapi, ada juga yang tertutup plester karena merupakan luka baru.

Kebahagiaan dan kesedihan bisa menjadi setipis kapas. Emosi itu bisa berganti dengan amat cepat. Setelah melihat luka-luka itu, hatiku diliputi oleh warna biru. Sekujur tubuhku lemas. Raut wajahku berubah muram.

Ia tetap mengunci mulutnya, setelah melakukan hal itu. Aku sendiri hanya memeluk lutut lalu membenamkan wajahku. Butir air mata yang kutahan kini meleleh. Warna biru itu tertoreh semakin sempurna.

Kurasakan usapan lembut di ujung kepalaku. Siapa lagi yang melakukannya kalau bukan si siswa bermasalah? Aku pun menangis, mencurahkan semua kesedihan tak terjelaskan yang melilit hatiku. Ia tak sempurna, tapi aku lebih tak sempurna. Bodohnya lagi, aku baru menyadarinya sekarang melalui kejadian ini.

"Sudahlah. Kita menanggung kesedihan yang sama." Satu-satunya ucapan darinya membuat tangisku perlahan mereda.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Cloud Walker
Gemi
Novel
Bronze
Azila
Nona Li
Flash
Perfect Blue
Pamella Paramitha
Novel
Di Daun Yang Jatuh Itu Tertulis Namamu
Nimas Rassa Shienta Azzahra
Novel
Bronze
Jejak Tirani
Fanni Silviana Supenda
Novel
Karsa
Ananda Galih Katresna
Novel
Anakku Malang, Anakku Sayang
Khairun Nisa
Flash
Selamat Pagi Tugas, Tisha
Martha Z. ElKutuby
Flash
Bronze
Cangkir Ketiga (Membicarakan Adam 17)
Silvarani
Novel
Bronze
Pulang
Nasrani Lumban Gaol
Novel
Gold
PBC Girls
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Justice
Sukma Maddi
Novel
Bronze
Solo Balapan
Herman Sim
Flash
Bronze
Bait Kenangan
Leni Juliany
Novel
Impian Soraya
bundatraveler
Rekomendasi
Flash
Perfect Blue
Pamella Paramitha
Flash
Surat Penggemar
Pamella Paramitha
Novel
Eternal Shangri-La
Pamella Paramitha
Flash
Family Gift
Pamella Paramitha
Flash
Fairy Godmother
Pamella Paramitha
Cerpen
Priceless Time
Pamella Paramitha
Cerpen
Bronze
Okaeri, Yume!
Pamella Paramitha