Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
LAMARAN
2
Suka
5,244
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

 “Hentikan semua persiapan lamaran,” kata, Fe, yang baru tiba di rumah sambil melepas maskernya.

Mendengar itu, kegembiraan dua keluarga yang sedang zooming membahas acara Dru melamar Fe, memburam seketika.

“Lamaran akan dilakukan secara virtual,” kata ibunya yang menduga Fe sedang galau. Sahabat baiknya positif covid, sedang dirawat di ICU. Saturasinya terus merendah dan mengalami sesak napas.

Fe berdiri di antara ayah dan ibunya, bergabung tampil di layar laptop.

Ia tidak menatap siapapun saat mengatakan, “Saya minta maaf…”

Kalimat itu membuat jantung ayahnya berdebur-debur. Ia ingin putrinya mengatakan sesuatu yang menjadi harapannya. Sampai saat ini ia belum sreg menerima Dru menjadi menantunya. Hubungan keduanya belum genap 100 hari!

“Kami sudah dewasa, sudah bekerja, tak ingin menunda niat baik. Saya ingin melamar putri bapak, Fesila Damara. Menikahnya dalam waktu tak lama.” Dru mengatakan itu di teras rumah, satu sore di bulan Juni yang masih dilimpahi hujan.

“Jawabannya saya serahkan pada Fe.” Namun itulah jawaban yang keluar dari mulutnya sambil menatap wajah putrinya yang diliputi kegembiraan yang ranum.

Entahlah, ia merasa ada sesuatu di wajah Dru yang tenang namun terkesan mengancam itu. Menurut istrinya, itu perasaan lumrah seorang ayah karena akan kehilangan anak perempuannya. Khawatir lelaki pilihannya tak bisa menyayangi dan menjaga seperti dirinya.

Hampir saja ia bersorak ketika mendengar Fe mengatakan, “Dua jam lalu hubungan saya dan Dru tamat…”

Namun alasan Fe sungguh di luar dugaan semua yang ikut zooming.

“Keyakinan kami berbeda…”

“Kami membesarkan Dru dengan keyakinan yang sama dengan keyakinan keluargamu,” sela ibunya, Dru dengan suara menigkat beberapa oktav.

Fe menggelengkan kepala keras-keras. “Saya percaya virus corona, Dru tidak. Ia juga menolak divaksin!”

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Wkwk. Beda kepercayaan itu sih.
Rekomendasi dari Drama
Flash
LAMARAN
Ida Ahdiah
Flash
Dora dan emon
Mahmud
Novel
Bronze
Secangkir Rasa Cukup
Martha Melank
Novel
Bronze
Unforgettable Story
Ayzahran
Novel
Surat Tanpa Tanda Titik
Ati Raah
Novel
Bronze
Unexpected Encounter
Lalita Tandayu
Novel
Gold
Bringing Up Bebe
Bentang Pustaka
Flash
Namaku adalah Rumah
Bluerianzy
Novel
Bronze
Galaunya Seperempat Abad
MonicaLo
Novel
Bronze
Jadikan Aku Islam ~Novel~
Herman Sim
Flash
Mengingat Luka
Anisah Ani06
Novel
Bronze
Tuan September
DameNingen
Novel
soul
Syifa Nabilah
Novel
Bronze
Sujud Terakhir Bapak
Alfian N. Budiarto
Novel
Mooncake
Nauval Abdullah
Rekomendasi
Flash
LAMARAN
Ida Ahdiah
Flash
REDANA
Ida Ahdiah
Novel
HAIPUR
Ida Ahdiah