Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Mereka Menyebutnya Pemeran Antagonis
5
Suka
5,437
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Aku hanya tidak bisa tertinggal sendirian, marah mengetahui fakta bahwa Rinama, lebih beruntung kehidupannya dibanding aku, padahal kami sama-sama berasal dari Panti Asuhan, tetapi, layaknya langit dan bumi, aku seperti sampah dengan kehidupan miskin tidak terurus, sedangkan Rinama berkehidupan kaya-raya bersama suami dan anak perempuannya. Rasa iri terus berlanjut, tumbuh berkembang menjadi kedengkian luar biasa, aku menutup mata-telinga, tanpa memedulikan perbuatanku telah terlampau keterlaluan. 

Mereka menyebutnya, Plasmodium Protista Eukariotik, penyebab utama penyakit Malaria, parasit yang bersembunyi, lalu diam-diam berkembang biak di dalam hati (liver), menginfeksi sel darah merah, sejurus kemudian membunuh sedikit demi sedikit inangnya (tempat ia dapat bertumbuh pesat). Rupa-rupanya kami memang serupa, tidak peduli karena 'siapa' aku 'tumbuh', yang kuinginkan ialah semua kebahagiaan itu, tanpa menyisakan Rinama sama sekali.

...tik....

...tik....

...tik....

Aku membuka mata lebar, tubuh kaku, menatap atap kamar berwarna putih menggunakan sorot tajam kelelahan, kantung mataku menghitam, kelopak bengkak membesar, wajah memucat, disertai rambut kusut berantakan. Napasku tersengal letih, seakan habis berlari mengelilingi penjuru kota, aku melirik ke arah tumpukan Bunga-bunga Tulip di laci dekat ranjang, beserta semangkuk bubur dan segelas air putih di atas nampan, bunyi tiap detik yang dihasilkan jam dinding memenuhi ruangan penuh kepengapan, seberkas cahaya silau memancar pudar.

Tertinggal di antara kenyataan dan halusinasi, jemariku bergerak gelisah, mencoba menggapai Bunga Tulip secara murka, aku yang terlalu memaksakan diri, berakhir jatuh bersimpuh ke lantai yang otomatis membuat selimut ranjang mengikuti pergerakanku. Tidak bisa menyorot fokus ke satu arah, tanpa disadari aku melempar mangkuk dan gelas bersama kelopak Tulip berhamburan di udara, pecahan beling terdengar memekakkan, tertampaknya serpihan berserakan menambah gejolak ketidaktenangan untukku, terutama ketika, aku terbelalak memandang satu objek pasti yang tidak tertutupi dengan benar oleh selimut, otakku kosong tak dapat berpikir jernih, hilang antah berantah jauh ke dalam palung samudera.

....di mana?

....seharusnya aku memilikinya....

Aku mengamuk hebat, merubuhkan semua yang bisa kedua tanganku gapai, beberapa orang berpakaian putih mulai menghampiriku tergesa, perempuan dan laki-laki, mereka menahan tubuhku agar aku tidak bisa melukai siapa pun, aku menggigit salah satu tangan yang memegang pergelangan, terdengar desisan kesakitan dari bibirnya tertahan, namun, tak mengurangi kuatnya pegangannya pada tubuhku, pupilku membesar kala jarum suntik menusuk menembus kulitku yang menggigil terserang serangan panik, netra coklatku bergulir bergetar, menemukan Tasya berdiri di ujung pintu terbuka bertuliskan deretan angka 43, nomor ruang inapku dirawat, menatap diriku penuh keprihatinan, seraya memeluk sebungkus Bunga Tulip dalam genggaman. Sayup-sayup aku mendengar bisikan Tasya bergaung bagai senandung syahdu penghantar mimpi buruk.

"Tuhan tidak pernah tidur, Tante Felisia. Tante sudah mendapatkan ganjaran karena telah merusak hubungan rumah tangga Mama."

Kalian pernah mendengar legenda cerita rakyat tentang Keong Mas? Barangkali memang benar, seberapa kerasnya Dewi Galuh meminta penyihir untuk menjauhkan Candra Kirana dari Kerajaan, mengubahnya menjadi sesuatu hal menjijikkan (keong mas), pula membuangnya jauh ke aliran sungai, tetap saja, takdir menyelamatkan Candra Kirana dan mempertemukannya dengan Raden Inu Kertapati, agaknya, cerita rakyat tersebut ingin menjelaskan bahwa sesuatu hal yang baik tidak akan pernah kalah oleh kejahatan, ibarat aku menerjang segalanya demi satu-dua kepuasan penuh keserakahan, resiko yang harus kudapat ialah berkali-kali lipatnya penderitaan.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Flash
Bunda Terbang
Dania Oryzana
Flash
Mereka Menyebutnya Pemeran Antagonis
Art Fadilah
Novel
Dream
Seftiana kurniati
Novel
Bronze
Perjaka Magrib ~Novel~
Herman Sim
Novel
Episode
Perspektifat
Flash
Hanya Singgah
FIDY
Novel
Tepian Zaman
Nur Cholish Majid
Novel
Gold
NY Over Heels
Bentang Pustaka
Novel
Gold
PBC Nyanyian Anak Garuda
Mizan Publishing
Cerpen
Bronze
Percakapan Enam Meter Persegi
Gin Teguh
Novel
Anton dan Alina
princess bermata biru
Flash
Koin Odong-odong
Putri Rafi
Cerpen
Bronze
Berhenti Saja Kau Jadi Guru
Habel Rajavani
Novel
Bronze
Sebuah Subuh di Lawang
Redhite K.
Novel
Bronze
Can't Stop
Siti Soleha
Rekomendasi
Flash
Mereka Menyebutnya Pemeran Antagonis
Art Fadilah
Flash
Naive
Art Fadilah
Cerpen
Mereka Menyebutnya Pemeran Antagonis
Art Fadilah
Flash
Kedamaian di Dalam Air
Art Fadilah
Novel
Peti Uang
Art Fadilah
Flash
MAMA
Art Fadilah
Novel
Darkpunzel
Art Fadilah
Flash
Banjir yang Tidak Jadi Datang
Art Fadilah
Flash
KoiN
Art Fadilah
Flash
Empati Sederhana
Art Fadilah
Flash
Atensi
Art Fadilah
Cerpen
Naive
Art Fadilah
Flash
Monster1024
Art Fadilah
Flash
Aruna Mengerti
Art Fadilah
Flash
Hujan dan Bunga
Art Fadilah