Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Yang Tak Pernah Berpihak
10
Suka
10,720
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Di tengah pagi yang berkabut, salah satu dari kedua manusia yang sedang termangu tiba-tiba berkata,

"Hidup ini lucu ya, Ma," ucap sang putri memecah kebisuan.

Mama tersenyum kemudian bertanya, "Kenapa lucu?"

Keduanya sejenak terdiam lagi. Seperti memikirkan kalimat apa yang selanjutnya harus terucap. Sampai akhirnya, putrinya kembali bicara dalam pandangan yang nanar.

"Iya lucu. Bagian mananya sih yang salah, Ma? Aku selalu berusaha untuk jadi anak yang baik. Aku selalu berusaha untuk melaksanakan apa pun perintah-Nya. Disuruh shalat, aku lakuin. Ngaji? Aku lakuin. Sedekah pun iya. Aku nggak pernah jahatin siapa pun. Bahkan pada orang yang jelas nyata jahat sama aku. Tapi aku nggak bales semua yang mereka lakuin ke aku. Tapi kenapa tetap aja, aku nggak bisa dapetin apa pun yang berusaha aku capai."

Mama hanya diam sembari menunggu kalimat apa selanjutnya yang akan putrinya ungkapkan. Sang putri menunduk, menghela napas sesaat lalu melanjutkan ucapan,

"Lihat aja contohnya, Indy."

Indy, salah satu teman baik ia semasa sekolah.

"Salat nggak pernah, ngaji nggak. Jahatin orang gampang. Bahkan untuk urusan ibadah aja dia sendiri ngakuin bisa diitung pake jari berapa kalinya dalam setahun dia ngelakuinnya. Tapi hidupnya baik-baik aja, 'kan? Dara juga gitu. Bahkan mereka dengan gampangnya dapetin apa pun yg mereka mau. Apa pun yg mereka pengen. Pengen kerja di tempat bergengsi? Gampang aja. Mereka yang sesantai itu. Nah coba lihat aku, Ma? Mama bilang Allah itu maha baik. Tapi kenapa Allah begini ke aku? Aku tau Allah itu adil. Tapi kadang rasanya aku pengen protes. Adil bagian mananya, Ma? Apa Allah juga adil ke aku?"

Sang putri mengangkat kepalanya. Membuat hati mama mendadak nyeri saat melihat mata putrinya yang telah berkaca-kaca.

"Sayang, nggak boleh ngomong gitu. Inget, innallaha ma'ashshobirin. Allah itu bersama orang-orang yang sabar. Mungkin emang belum waktunya kamu meraih kesuksesan kamu. Percaya, suatu saat hari itu pasti bakal datang," ucap mama menenangkan.

"Sampai kapan, Ma? Kalau ternyata hari itu nggak pernah datang bahkan sampai aku menutup mata, gimana?"

Dia tersenyum, tapi dari ujung matanya, bening hangat itu akhirnya mengalir membasahi pipi. Hal itu membuat sang mama makin lirih hatinya. Untuk pertama kalinya, ia menyaksikan sendiri. Untuk pertama kalinya ia menyadari bahwa putrinya yang kuat tidak benar-benar kuat seperti yang biasa terlihat. 

"Sayang, inget ini. Kalaupun sampai saat ajal itu tiba, hari itu tidak datang. Satu hal yang harus kamu percaya, tidak peduli bagaimana jalannya, kalau tidak di duniamu, Allah pasti menghadiahkan untuk akhiratmu. Janji Allah itu pasti, Nak. Tidak akan ada yang bisa mengganggu gugatnya."

Sang putri berhambur ke pelukan mamanya. Air mata kini benar benar tumpah dan mengiringi pelukan lirih keduanya.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Malaikat Yang Ingin Mati
Dewi Anjani
Flash
Yang Tak Pernah Berpihak
aliaputri
Novel
Surat Tanpa Tanda Titik
Ati Raah
Novel
Dita dan Tanja
Rifatia
Novel
AKHIR CERITA PERJALANAN AQILLA
ATTAR DARNIS
Novel
Bronze
Bising
Rinov
Cerpen
Bronze
MAMAKU INGIN MENIKAH LAGI
Iman Siputra
Cerpen
Bronze
Jari Patah
Agus Fahri Husein
Novel
Gold
Tujuh Puisi Cinta Sebelum Perpisahan
Mizan Publishing
Novel
Bronze
SERENELY
Fajar Qoniah
Novel
Gold
Kakak Batik
Bentang Pustaka
Flash
FWB (Farah, Wulan, Bintang)
Xianli Sun
Flash
Is It My Fault?
Nurulina Hakim
Flash
Demi Adil yang Sulit Diraih
Athar Farha
Novel
A Missing Part
Rara Rahmadani
Rekomendasi
Flash
Yang Tak Pernah Berpihak
aliaputri
Novel
Syifa: The Untold Story
aliaputri
Novel
SEKAT
aliaputri