Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Misteri
Home
8
Suka
5,557
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

"Hahahahah"

Itulah setiap hari yang selalu kudengar, suara tawa yang memuakkan setiap kali aku masuk kedalam sebuah bangunan yang sering mereka sebut sebagai rumahku.

Sebenarnya aku benci suara suara itu, mereka sungguh menyebalkan. Bahkan aku tak sudi mengakui mereka satu atap denganku. Entah apa yang dilakukan ayah dan ibu, tapi mereka membiarkan suara tawa yang terus tak pernah berhenti terdengar itu.

"Sialan! Pergi kalian dasar setan!" Aku mengumpat dan menendang pintu membuat mereka terdiam sementara waktu.

Selagi mereka terdiam aku akan mengunci pintu dan bersiap untuk gelombang tawa yang selanjutnya. Tawa tawa itu membuatku frustasi dan kesal, kadang emosiku memuncak, aku menghancurkan segalanya atau bisa menangis sejadi jadinya didalam ruanganku sendiri...

Aku sangat muak dengan mereka, bahkan tak sudi aku mengenal mereka.. aku lebih baik mengunci, menutup dan memisahkan diri dari para tawa yang sangat membuatku ingin muntah karnanya.

Aku memang sudah gila? Sampai aku ingin memukul mereka karena tawa mereka yang selalu terdengar dari bilik tipis itu.

Tak jarang aku memaki dan meludahi mereka ketika mereka memulainya disiang hari. Hingga aku bisa ditahan dan dihukum dikamarku sendiri, menurutku itu lebih baik, daripada harus menyapa mereka dipagi hari selanjutnya.

Hari ini sungguh terasa dingin, aku merasa tawa itu sudah bisa kudiamkan, setelah aku mengerti apa yang terjadi, aku mulai bisa mengabaikan mereka, dan mulai merasa nyaman dengan suasana disini.

Aku mulai menurut dan dapat membaur, kadang aku bisa tertawa bersama mereka....

Bahkan hari ini aku mulai berjalan jalan ditaman tak jauh dari tempatku tinggal selama ini...

Kini dia bertanya kepadaku.

"Apa kamu merasa marah? Apa kamu ingin menangis lagi? Atau menghancurkan barang?" Ucap saudaraku yang selalu mengetuk pintu kamarku dipagi hari.

Aku menggelengkan kepala sembari tersenyum lembut, berharap polesan yang selalu kuasah dimalam hari bisa diterima dan dipercaya oleh mereka.

Saudaraku itu terlihat bahagia dan tersenyum dengan sumringah ketika aku tersenyum membalasnya dengan senyuman selembut yang kubisa.

Dia berbisik.

"Kalau begitu, ayo kita pulang" dia masih tersenyum disana..

Aku tahu itu, oleh karna itu aku sudah mempersiapkan segalanya, sebuah lakban dan pernak pernik lainnya yang kupersiapkan untuk kejutan perubahanku kepada keluargaku.

Dia benar benar membawaku pulang, kesebuah rumah yang 'dulu' pernah aku tinggal didalamnya.

Dia mengetuk pintu disambut oleh sambutan selamat datang dan pelukan. Aku tersenyum selagi pintu masih terbuka....

Kini aku benar benar pulang kerumah, rumah yang bisa kutinggali sendiri...

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Misteri
Flash
Home
Ariq Ramadhan Nugraha
Novel
Gold
Sherlock Holmes: Locked Rooms
Mizan Publishing
Flash
Singgah
hyu
Novel
Bronze
Hero or Zero
Aylanna N. Arcelia
Novel
Apavarga
H.N.Minah
Novel
HILANG
mahes.varaa
Novel
Halaman Sembilan
verlit ivana
Novel
Memori Berdarah
Adnan Fadhil
Novel
Rodan Rodin
HAA
Novel
Bronze
Love Freak
Faisal Ridha Dmt
Cerpen
03 Rumah di Keabadian
Bima Kagumi
Flash
Tim Bureau - Dua Sisi Cermin
KOJI
Flash
Bronze
IF THIS IS US...
Shabrina Farha Nisa
Novel
Tamu
Nona Vian
Cerpen
Bronze
Kiamat
hyu
Rekomendasi
Flash
Home
Ariq Ramadhan Nugraha
Flash
Diujung Sana
Ariq Ramadhan Nugraha
Flash
11/12 Class
Ariq Ramadhan Nugraha
Flash
The Scion
Ariq Ramadhan Nugraha
Flash
The Man With His Guilty
Ariq Ramadhan Nugraha
Flash
Criminal Case
Ariq Ramadhan Nugraha
Flash
Janji Palsu
Ariq Ramadhan Nugraha
Flash
Remahan
Ariq Ramadhan Nugraha
Flash
Tatapan
Ariq Ramadhan Nugraha
Flash
Dari Kejauhan
Ariq Ramadhan Nugraha
Flash
A Girl and Boys
Ariq Ramadhan Nugraha
Flash
The Room 13
Ariq Ramadhan Nugraha
Flash
SISTER
Ariq Ramadhan Nugraha
Flash
Take My Hand
Ariq Ramadhan Nugraha
Flash
Behind the Tears
Ariq Ramadhan Nugraha