Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Wisuda
8
Suka
5,908
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Alarm berbunyi tepat pukul enam pagi. Sarah bangun dengan senyum di bibirnya. Setelah perjuangannya selama empat tahun, bulan lalu dia mendapatkan kabar kelulusan, dan hari ini akan wisuda. Online tentu saja. Covid-19 membuat semuanya berubah.

Sambil mengeringkan rambutnya, Sarah mengingat omongan orang tuanya beberapa tahun lalu saat dia hampir tidak lulus SMA.

“Pulang malam, nilai jelek, mau jadi apa? Lihat kakakmu!”

Mereka juga tidak percaya saat ntah bagaimana Sarah bisa diterima di kampus yang bagus ini.

“Kamu cuma beruntung, dari cadangan bisa lolos. Kalau lebih dari empat tahun, bayar sendiri kuliahmu. Lihat kakakmu!”

Ketika Sarah membaurkan eyeshadow, perjuangan selama kuliah kembali terputar di kepalanya. Tugas, ujian, makalah, ah … senang akhirnya semua terbayarkan.

Karena terlalu bersemangat, tadi malam dia membereskan semua di kamar kos ini dan memandangi toga selama berjam-jam. Toga yang tidak pernah disangka bisa didapatkannya.

Sarah mengatur rambut panjangnya dengan cepol atas yang mudah. Dia malas membuat konde modern yang sulit. Orang tuanya sekarang pasti bangga, anaknya yang selalu dianggap bodoh ini bisa lulus tepat waktu dengan nilai yang bagus.

Setelah mengoleskan lipstik, Sarah mengatur meja dan laptopnya. Toga hitam itu akhirnya bisa dia pakai. Toga yang selama ini hanya bisa dia lihat saja.

Wisuda akhirnya dimulai. Sarah duduk dengan senyum paling lebar, jantungnya berdegup kencang. Setelah pembukaan, nama teman-temannya mulai dipanggil satu persatu.

“Diandra Puspita.”

“Febrian Maulana.”

“Ika Wijaya.”

“Poppy Sudrajat.”

Sudah huruf P, sebentar lagi namanya. Dia tidak tahu teman seangkatannya ternyata sebanyak ini. Sarah menggeser duduknya, posisinya terasa tidak nyaman.

Kakinya mendorong sesuatu yang mengganggu. Sebuah badan yang tergeletak dengan darah dari kepalanya.

Wanita itu menggunakan piyama ungu dan memiliki wajah yang sama dengannya. Sarah hanya melihat sekilas lalu fokus kembali ke layar laptop. Huruf S mulai dipanggil.

“Saras Safitri.”

Sarah tersenyum, akhirnya dia wisuda. Walapun dengan identitas Saras.

Ujian dan skripsi terlalu sulit, dengan kemampuannya Sarah baru akan lulus tiga tahun lagi. Apalagi sejak Covid-19 dan harus kuliah online. Konsentrasinya berantakan.

Akan lebih cepat dengan membunuh kakak kembarnya.

Lagipula orangtuanya selalu bilang untuk melihat kakaknya. Saras, kakak kembarnya yang pintar dan sempurna. Yang selalu bilang Sarah pasti bisa, yang selalu membantunya, yang percaya jika Sarah datang tengah malam untuk menemaninya bersiap untuk wisuda.

Oh, satu hari Ibunya juga pernah bilang,

“Bisa nggak sih, sekali aja … sekali … jadi kaya kakak kamu!”

Jika nanti Ibunya menangis melihat Saras, dia tinggal bilang, “Aku cuma ngikutin apa mau Ibu kok."

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Weits....
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
KEDUA KALI
Novya
Flash
Wisuda
Annisa Diandari Putri
Novel
Bronze
Route
Hendika A. Cantona
Novel
Lima Tahun Kesunyian Para Pendusta
Bintang Purwanda
Novel
Bronze
Tentang Kisah Kita: Trilogi Novelette 3
Khairul Azzam El Maliky
Novel
Bronze
Fabricated Love
Liz Lavender
Novel
Gold
The Black Cat
Noura Publishing
Novel
Bronze
1950
Onet Adithia Rizlan
Novel
Bronze
Memang Jodoh
Khairul Azzam El Maliky
Cerpen
Bronze
Maya Si anak Ajaib
elfrida romaganti pasaribu
Novel
Gold
Rahasia Huruf T
Mizan Publishing
Novel
Langkah Cinta
YanuarSandieWijaya
Flash
Deadline
anifah setyawati
Cerpen
Bronze
Anakku Minta Kawin
Sulistiyo Suparno
Novel
Bronze
Please, PROTECT ME!
Charansa
Rekomendasi
Flash
Wisuda
Annisa Diandari Putri
Novel
KPR (Kapan Pindah Rumah?)
Annisa Diandari Putri
Novel
Cerita Kopi
Annisa Diandari Putri
Skrip Film
Halo Hala
Annisa Diandari Putri