Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
"Payung kesedihan itu seakan menjadi teman setia di kala badai kehidupan menerjang, Dia seakan mampu menjadi perisai dari dinginnya badai kehidupan yang sebenarnya aku juga tidak kuat dalam menghadapi dinginnya badai kehidupan, dengan payung kesedihan seakan mampu membuat ku bisa menghadapi segala rintangan. Ya, payung kesedihan bukan lain adalah diriku yang selalu menggunakan beragam cara agar aku terus berusaha menutupi dingin dan enggan memilih untuk berteman dengannya. Tapi ku harap suatu saat nanti aku bisa berteman dengan badai kehidupan dan perlahan bisa keluar dari persembunyian ternyamanku"
Lalu kau tahu?, pada sebagian orang pasti acap kali merasa kecil diri terhadap apa yang telah ia capai. Padahal secara tidak sadar orang-orang yang berusaha berdiri dari badai hujan kehidupan yang terus menerjang membabi buta. Itu saja sebenarnya sudah termasuk hal terhebat yang menjadi bagian dari proses menuju sukses. Tapi tidak jarang aku selalu diselimuti oleh kesedihan, kegelisahan, atau bahkan kekecewaan terhadap dunia yang terkadang suka menyuguhkan hal-hal ajaib atau bahkan menjahili aku. Mengingat tidak ada manusia yang bisa ‘sempurna" karena manusia di bumi ini memiliki keunikan serta warnanya tersendiri. Oh iya untuk diriku terima kasih ya sudah kuat, walau aku tahu diri ini sebenarnya tidak tahan dengan kehadiran badai kehidupan tapi malah memilih untuk tetap melanjutkan perjalanan hidup walau sambil memakai payung kesedihan yang mungkin jika tidak merasa sedih aku tidak akan bisa mengetahui betapa kerasnya dunia pada diriku, iya diriku yang belum bisa memberikan pembuktian apa-apa kepada dunia. Kejam memang tapi ini lah cara kerja dunia, di dunia ini para penduduk bumi selalu menilai pencapaian namun sungguh disayangkan terkadang sebagian dari mereka sering melupakan serangkaian proses yang telah kita jalani dan mereka hanya memfokuskan pada titik pencapaian yang harus kita raih. Jemu sudah jiwa ini selalu dituntut untuk bisa sempurna ditengah keterbatasan yang ada. Tapi jika saat itu aku memilih untuk terus berlarut dalam kesedihan dan jika semangat merajut asa tidak kunjung menghampiri. Mungkin saat itu aku akan tetap memilih memakai payung kesedihan dan enggan untuk mencoba berjalan melewati jenggala kehidupan tanpa payung kesedihan. Payung kesedihan memang sangat membuatku merasa nyaman karena dengan kehadiran payung kesedihan yang bukan lain adalah diriku yang selalu memilih untuk menutupi dinginnya badai kehidupan tanpa harus memutar otak untuk mencari cara agar aku bisa mencoba untuk berteman atau bahkan berdamai dengan badai kehidupan. Ini lah sepenggal kisah yang telah berhasil membawa ku untuk bertemu dengan jati diriku yang sesungguhnya.
Cerita
Astri Rahmah Aulia
Ilustrasi
Astri Rahmah Aulia
Episode belum ada
Ulasan kamu
Ulasan kamu akan ditampilkan untuk publik, sedangkan bintang hanya dapat dilihat oleh penulis
Apakah kamu akan menghapus ulasanmu?
Kamu harus masuk terlebih dahulu untuk mengirimkan ulasan, Masuk