Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Oke, kita lanjut ke Bab 2: Udin Mencari Lokasi dengan format komik 5 panel. Di sini fokusnya Udin mulai bertanya ke warga sekitar desa soal alamat aneh itu.
---
📖 Paket Menjelang Senja - Bab 2: Bertanya pada Warga
Panel 1
Visual: Udin berhenti di warung kopi pinggir jalan, motornya parkir di samping. Ia membawa kotak paket sambil bertanya ke bapak tua penjual warung.
Dialog Udin: "Pak, maaf, kalau alamat Blok Mawar sisi timur kuburan itu lewat mana ya?"
Dialog Bapak Warung (heran): "Blok Mawar? Situ nggak ada rumah, Nak. . . yang ada cuma. . . kuburan tua."
---
Panel 2
Visual: Dua pemuda desa yang duduk nongkrong ikut nimbrung. Salah satu menunjuk ke arah jalan setapak.
Dialog Pemuda 1: "Kalau mau ke sana, ikutin jalan ini aja, lurus terus. Tapi hati-hati, jarang orang berani lewat situ kalau udah sore."
Dialog Pemuda 2 (bercanda menakut-nakuti): "Hehehe. . . katanya suka ada yang manggil-manggil dari balik pagar makam."
---
Panel 3
Visual: Close-up wajah Udin agak pucat, tapi ia tetap berusaha tersenyum. Tangannya memegang erat paket.
Dialog Udin (berpikir): "Masa iya sih? Ah, paling mereka cuma nakut-nakutin."
---
Panel 4
Visual: Udin menyalakan motor, siap melanjutkan perjalanan. Warga-warga masih memperhatikan dengan tatapan aneh, seolah ingin memperingatkan.
Dialog Bapak Warung (berkata lirih): "Nak, kalau bisa jangan berhenti lama-lama di sana. Taruh aja cepat, lalu pulang. . . "
---
Panel 5
Visual: Jalan desa semakin sepi, pohon-pohon besar menaungi jalan setapak. Senja mulai turun, cahaya matahari berwarna jingga keunguan. Motor Udin melaju kecil ke arah kuburan.
Narasi (teks): "Semakin dekat, perasaan saya semakin berat. Tapi tugas tetaplah tugas. . . "