Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Angin dingin bulan Desember menusuk tulang, membawa serta aroma pinus dan tanah basah. Rumah keluarga Wiratama berdiri kokoh di puncak bukit, siluetnya hitam pekat di bawah langit kelabu. Jendela-jendela gelap, kecuali satu di lantai dua, yang memancarkan cahaya kuning redup. Di dalamnya, Risa menyeka keringat dingin dari pelipisnya, matanya terpaku pada surat di tangannya. Kertas lusuh itu bergetar seiring napasnya yang memburu.
“Kau yakin ini dari Ayah?” Suara Bima pecah, langkah kakinya mengikis lantai kayu tua saat mendekati Risa. Tangannya terulur, jemarinya yang panjang nyaris menyentuh surat itu, namun ragu.
Risa menarik napas dalam, aroma debu dan buku-buku tua memenuhi paru-parunya. “Tulisan tangannya. Ak...