Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
31 Desember 2015
Aku Alika, suka menggambar, suka menulis, tapi aku tidak bisa melihat warna.
Aku tidak tahu warna apa yang kulihat sekarang, kata bu dokter ini adalah warna abu dan putih.
Memang tidak menyenangkan, aku sudah buta wacarna total sejak lahir dan tak bisa berharap untuk sembuh. Ini berlangsung selamanya. Aku tak bisa membayangkan betapa suram duniaku. Sekarang baru 10 tahun aku melihat dunia abu dan putih, bagaimana kalau aku hanya melihat warna itu sampai nenek-nenek?
()()()
23 Juli 2016
Kata ibu gambarku bagus. Kata teman-teman gambarku bagus. Ibu guru pernah mengikutkanku dalam lomba menggambar tingkat kecamatan dan aku menang. Sayang sekali di tingkat kota aku berhasil dikalahkan peserta dari sekolah lain.
Walau begitu, aku hanya menggambar tanpa warna, mungkin itulah sebab kekalahanku. Kalau ada yang bisa disebut warna, pasti hanya warna abu dan putih. Meskipun tanpa warna, aku bisa menggambar gunung, matahari, pantai, pemandangan kota, pemandangan desa, pasar, dan banyak hal.
Aku suka menggambar!
()()()
12 Maret 2018
Setiap ayah pulang, aku akan memamerkan hasil karyaku. Sudah jadi kebiasaan selepas pulang sekolah, aku berdiam diri di kamar untuk menggambar. Ibu membiarkanku, dia justru senang aku terus melatih menggambar akan hasilnya semakin bagus.
Kadang aku menggambar pohon di depan rumah, kucing tidur di teras, burung dalam sangkar milik tetangga, atau hanya coret-coretan langit siang.
Aku hanya bisa membayangkan bagaimana indahnya warna langit yang orang anggap sebagai “biru” dan warna daun yang kata orang “hijau”. Aku selalu penasaran, tapi aku buta warna total.
Namun, ayah selalu bilang. “Gambarmu bagus.”
()()()
10 Januari 2019
Aku sepertinya tidak diizinkan untuk tahu, tapi ayah pulang dengan wajah marah. Saat aku menunjukkan hasil gambarku, dia justru melotot sambil berkata.
“Mana ibumu?”
Aku hanya menunjuk ke arah dapur sebagai jawaban.
Kemudian mereka bertengkar hebat seharian.
Aku tidak tahu apa yang terjadi. Mungkin karena aku masih kecil, ayah dan ibu berusaha menyembunyikannya.
Tapi kuharap semoga semua baik-baik saja.
()()()
3 Februari 2020
Duduk di bangku kelas 2 SMP, aku sudah tak bisa lagi melihat wajah ayah. Dua minggu lalu ibu dan ayah bertengkar hebat lalu tiba-tiba ibu bilang agar aku ikut dengannya. Ternyata mereka memutuskan untuk cerai.
Memang sudah lama mereka selalu bertengkar, tapi aku sama sekali tak berpikir keduanya akan berpisah.
Guru dan teman menyatakan prihatin, tapi hanya kuanggap angin lalu.
Aku merasa semakin sunyi sekarang, duniaku kelabu, keluargaku hanya tinggal ibu.
()()()
17 April 2020
Aku menggambar wajah ayah seingatku, dan saat ibu melihatnya dia langsung menangis sembari memelukku. Aku tahu bagaimana perasaannya, aku juga merasakan sedih yang cukup dalam.
Akan tetapi, bukan itu intinya.
Malam itu bermimpi aneh. Ada seseorang dengan memakai jas dan celana rapi. Ia juga memakai topi sehingga aku tak bisa melihat jelas wajahnya.
Aku sengaja menuliskan ini agar bisa kubaca lain waktu sebelum mimpiku benar-benar terlupa.
Kemudian dia bicara dengan nada lirih, tapi di dunia mimpi itu terdengar jelas sekali.
“Apa kamu mau melihat warna-warna di dunia?”
Tentu saja aku mau dan mengangguk cepat.
Dia berkata lagi.
“Aku akan mengabulkannya, tapi kamu akan membayar mahal untuk ini. Sangat mahal. Apa kamu yakin?”
Bukankah itu hanya dunia mimpi? Maka aku angguki permintaannya.
Orang itu tertawa makin keras, kemudian secara mendadak dunia mimpiku berubah. Dari yang tadi hanya ada warna kelabu, kini aku mampu melihat birunya langit dan hijaunya padang rumput luas. Ternyata aku ada di tengah padang rumput, lalu saat aku memandang sekeliling, orang itu sudah hilang.
Aku tak mampu menjelaskannya, yang pasti pemandangan itu indah sekali.
Aku tak ingin bangun dari mimpi, tapi ibu membangunkanku.
()()()
3 Mei 2020
Ah sial, aku lupa ada janji kalau pulang sekolah aku akan menemani ibu pergi berbelanja. Ibu bilang dia terlalu jenuh di rumah, karena itu ia memintaku untuk pulang cepat dan kami bisa pergi jalan-jalan.
Aku bukan tipe orang pelupa, jujur saja. Akan tetapi, siang tadi aku melihat hal yang amat sangat indah.
Aku melihat warna biru langit pada sayap kupu-kupu di taman sekolah. Aku hampir berpikir bahwa apa yang kulihat saat itu masih dalam dunia mimpi. Namun, aku yakin bahwa ini adalah kenyataan ketika aku mencubit pipi dan terasa sakit.
Kugambar kupu-kupu itu, sayang aku tak membawa pensil warna. Walau terlambat, hari ini aku pergi berbelanja dengan ibu dan aku membeli pensil warna.
Ibu sebenarnya agak bingung, aku lebih bingung lagi dan bingung bagaimana cara menjelaskannya.
()()()
15 September 2021
Baru hari ini aku berani memberitahu ibu tentang apa yang terjadi padaku. Intinya aku bermimpi ditemui seseorang yang menawarkan keinginanku untuk melihat warna, aku menyanggupi, lalu beberapa minggu kemudian aku mampu melihat warna sayap kupu-kupu.
Ibu senang sekali mendengarnya. Dia mengucap rasa syukur kepada Tuhan entah berapa banyak. Dia memelukku, mengatakan kalau mimpiku jadi pelukis hebat pasti akan terwujud.
Dengan adanya warna di kertas gambarku, hasilnya jadi jauh lebih cantik dan memikat, itu yang ibu katakan.
Hari ini, walau beberapa masih ada yang abu-abu, tapi aku sudah dapat melihat lebih banyak warna.
()()()
15 Desember 2021
Dari jendela kamar, aku melihat keindahan langit senja. Ibu bilang warna itu adalah warna lembayung. Cantik sekali.
Aku menggambarnya pada kanvas di sudut kamar. Cat air menyiprat indah di setiap sudut kanvas, membentuk gumpalan awan dan sinar matahari merah. Lalu warna langit biru bercampur ungu bercampur oranye, membuatnya tampak cantik sekali.
Aku kagum dengan hasil karyaku sendiri. Tak terasa air mataku menetes. Aku sama sekali tidak pernah berpikir bisa menciptakan karya seindah ini. Jika saja aku tak bisa melihat warna, tak mungkin lukisan ini bisa lahir.
Malam hari itu, aku dan ibu makan bersama. Aku heran dengan ibu, tapi hanya kutulis di sini, tidak kukatakan padanya.
Ibu bilang dia merasa menyesal karena telah menghilangkan serbet merah kesayanganku di kebun binatang kota.
Serbet merah? Serbet yang mana? Aku ingat dulu ketika pergi ke kebun binatang aku sudah bisa melihat beberapa warna termasuk merah, aku tidak ingat kami membawa serbet merah.
Apakah ibu sakit sampai bicara yang tidak-tidak? Aku jadi khawatir.
()()()
21 Agustus 2022
Lomba kemerdekaan, aku ikut kompetisi menggambar yang diadakan secara daring. Para peserta hanya perlu menggambar dengan tema hari kemerdekaan lalu diupload ke akun masing-masing.
Aku hanya butuh beberapa warna, merah, putih, coklat tua, coklat muda dan hijau. Semua warna itu sudah bisa kulihat jelas.
Dengan semangat, aku menggambar tentang perang indonesia melawan Jepang. Seorang pria gagah berdiri di tengah pasukan Indonesia untuk memberi perintah, dialah Jenderal Soedirman. Itu hasil gambarku.
Hari ini para pemenang diumumkan dan aku memperoleh peringkat tiga besar. Ibu amat senang dan bangga dengan pencapaianku, dari sana akunku dibanjiri orang-orang pecinta seni.
Ibu bilang. “Bagus, Alika!”
()()()
9 Oktober 2022
Seorang teman mengajakku ikut kompetisi menggambar. Dia bilang ini tingkat nasional. Tentu saja tidak kutolak.
Tema menggambar bebas, maka aku menggambar bulan di tengah langit malam yang berawan. Aku memberinya nama “Goddess Light”. Butuh warna perpaduan biru dan putih di sini.
Aku tahu itu nama yang aneh, tapi juri bilang pemilihan nama tidak terlalu penting.
Kali ini, aku menang di posisi pertama.
Temanku menelpon dan berteriak histeris, dia bercerita kalau ia tak mampu menahan jerit saat melihat namaku ada di posisi pertama.
Kembali ibu merasa bangga. Dia bercerita bahwa ia masih ingat jelas saat kami jalan-jalan di swalayan dan aku membeli pensil warna. Ibu tak pernah menyangka aku bisa jadi seperti ini.
Pergi beli pensil warna bersama ibu? Bukankah pensil warna pertama aku membelinya sendiri? Waktu itu aku melihat kupu-kupu bersayap biru sepulang sekolah, lalu dalam perjalanan ke rumah aku membeli pensil warna.
Kenapa ingatan ibu bisa beda sekali dengan kenyataan?
()()()
4 September 2023
Aku memutuskan untuk melanjutkan sekolah di jurusan seni. Namun, universitas tujuanku jauh dari rumah, ada di luar kota. Untung ibu mengizinkan dan membiarkanku berangkat. Seperti biasa sebelum berpisah, kami melakukan beberapa foto bersama.
Berkali-kali ibu bilang bangga padaku, aku hanya tersenyum menanggapinya. Harus menanggapi bagaimana lagi?
Hari ini aku lelah sekali, setelah perjalanan panjang akhirnya bisa tidur di kos. Seminggu lagi kuliahku masuk, semoga tak ada hambatan.
()()()
12 Oktober 2023
Kenapa sekarang aku jadi pelupa? Tadi ada formulir yang mengharuskanku mengisi nama orang tua. Karena aku hanya ada ibu, maka aku harus mengisikan nama ibu.
Sial, aku tidak ingat nama panjang ibu. Aku harus izin ke toilet untuk menanyakan nama panjang ibu.
Di ujung telpon, ibu merasa heran. “Nama Ibu, Ayu Pertiwi. Kok kamu lupa?”
Aku mengucapkan kata maaf beberapa kali sebelum masuk ke kelas dan melanjutkan formulir itu.
Ada apa denganku?
()()()
15 Oktober 2023
Seperti yang diharapkan, kini aku masuk sekolah seni mampu mempelajari seni lukis lebih detail lagi. Aku harus mempelajari dasar-dasar menggambar seperti membuat bangun datar, bangun ruang, lalu anatomi tubuh manusia.
Itu cukup mengasyikkan walau kadang agak bosan juga. Walau begitu, aku tak sabar karya apa yang bisa kubuat dengan ilmu kampus dan warna baru yang kulihat.
Ya, aku sudah bisa melihat semakin banyak warna. Tak hanya biru langit dan hijau daun atau lembayung senja, tapi lebih daripada itu.
()()()
18 Januari 2025
Mungkin ini waktu yang tepat untuk menerapkan ilmu yang kudapat.
Dosen meminta kami menggambar manusia, terserah apa pun itu. Aku memilih untuk menggambar ibu. Berdasarkan foto bersama yang kami ambil sebelum aku pergi ke sini, aku melukis wajah ibu semirip mungkin di kanvas.
Baru sekarang aku menyadari betapa cantiknya ibuku. Rambutnya panjang hitam dengan kulit putih susu. Memang agak kurus, tapi justru itulah yang menambah kecantikannya.
Dengan sentuhan warna yang pas, maka aku yakin hasil karyaku ini hampir mirip dengan foto aslinya. Dalam lukisan, aku membuat baju ibu berwarna merah dengan hiasan bunga-bunga.
Ketika pak dosen terpukau menyaksikan hasil gambarku, dia bertanya. “Siapa dia kalau boleh tahu?”
Tentu kujawab tegas. “Itu ibuku.”
()()()
3 Agustus 2025
Liburan semester, aku memutuskan untuk pulang. Sebagai oleh-oleh aku membelikan ibu sebuah baju warna coklat muda. Aku berniat memberi kejutan pada ibu, tapi saat ia melihat warna coklat dari baju yang kuberi, ibu memandangku agak aneh.
Ibu bilang dia tak suka warna coklat, karena itu warna kesukaan ayah. Dia tak menyalahkanku, tapi aku tahu ibu mungkin tak ingin menggunakan pakaian itu. Memang ada konflik yang cukup rumit antara ayah dan ibu hingga membuat mereka bercerai.
Tapi, kapan ibu bilang dia tak suka warna coklat?
()()()
5 September 2025
Kesibukan kuliah semakin padat. Aku harus terus berlatih menggambar, menggambar, dan menggambar. Aku jarang menghubungi ibu akhir-akhir ini, dan beruntung dia maklum dengan kesibukan anak kuliah.
Seorang teman datang ke kosku dan melihat hasil gambarku berupa wanita cantik dengan rambut panjang hitam dan kulit seputih susu mengenakan baju merah dengan hiasan bunga-bunga. Dia terbelalak menyaksikannya.
Aku senang dia menyukai gambarku, saat ia bertanya siapa orang dalam gambar itu, aku butuh waktu yang agak lama untuk mengingat-ingat.
Akhirnya aku menjawab seingatku, intinya itu adalah wanita cantik yang kulihat di suatu tempat dan langsung kugambar sebelum lupa.
()()()
10 Oktober 2025
Kemarin aku menghapus banyak nomor yang tak dikenal. Memang menjengkelkan, mereka mengirim pesan tak penting tanpa memperkenalkan diri. Beberapa dari followerku, setelah kukatakan agar tidak mengirim pesan secara pribadi, aku menghapus kontaknya.
Hari ini tiba-tiba aku merindukan ibu. Aku ingin menelponnya, tapi kenapa tidak ada kontak bernama “Ibu”? Apakah ikut terhapus? Ah, itu tidak mungkin.
Sial, aku harus berlatih menggambar, sepertinya pencarian nomor ibu harus dilakukan lain kali.
()()()
12 Oktober 2025
Ada orang aneh yang menanyakan kabarku, kenapa lama tak pernah menghubunginya, kenapa tak memberikan kabar sama sekali. Bahkan ia tahu namaku. Jujur aku merasa risih dengan nomor tak dikenal ini.
Lalu, dia mengaku sebagai ibuku. Mungkinkah dia gila? Langsung saja kuhapus nomor itu tanpa ragu setelah memblokirnya tentu saja.
Saat itu aku baru menyadari bahwa semua warna telah dapat kulihat. Aku kini bisa bebas berkarya tanpa harus meraba-raba warna.
()()()
15 Oktober 2025
Dosen memberi tugas untuk melukis wajah sendiri. Aku mengambil potret diriku sendiri dari wajah sampai dada, lalu di atas lembar kanvas mulai kulukislah sosok dalam foto tersebut.
Tak ada yang merasa heran lagi dengan hasil gambarku karena di antara anak satu kelas, memang gambarku yang paling bagus dan realistis.
Saat tiba di kamar kos, entah dorongan dari mana tiba-tiba aku ingin melihat-lihat gambar lama yang kubuat selama masa kuliah. Ternyata jumlahnya tidak sedikit.
Aku melihat satu per satu, merasa agak heran karena beberapa gambar ada yang memiliki sedikit warna dengan bagian lain hitam putih. Walau begitu, tetap sedap dipandang.
Namun, aku heran saat melihat gambar wanita cantik yang wajahnya mirip sekali denganku, hanya saja umurnya lebih tua. Aku ingat ini adalah tugas menggambar pertama setelah mempelajari anatomi, tapi siapa wanita ini?
()()()
20 November 2025
Aku tidak tahu kenapa buku catatanku begitu ganjil. Aku coba membaca buku ini dari awal dan menemukan banyak hal aneh.
Aku yakin buku ini selalu kubawa ke mana pun itu, sehingga tak ada orang lain yang bisa membuat tulisan dalam kertas ini selain aku sendiri.
Kenapa di halaman awal-awal, aku menulis bahwa aku buta total sejak lahir? Apa maksudnya itu?
Apa pula tentang mimpi aneh tentang seseorang yang bisa mengabulkan keinginanku untuk melihat warna? Apa itu kupu-kupu sayap biru yang baru pertama kali kulihat? Serbet merah favorit? Jalan-jalan ke kebun binatang bersama ibu? Siapa yang menulis semua ini?
()()()
21 November 2025
Kemarin aku melihat kejanggalan dalam buku yang selalu kubawa, kini kembali keganjilan datang.
Tiba-tiba ada yang menelponku, katanya ibuku meninggal. Apa pula ini? Aku langsung mematikan telpon tersebut tanpa mendengar penjelasannya lebih lanjut. Aku tahu itu hanya modus penipuan, tapi aku tetap ingin memastikan sendiri.
Namun sial, nomor ibu sudah hilang dan dia tak pernah memberiku kabar lagi sejak insiden itu. Aku jadi agak khawatir sekarang. Semoga ibu baik-baik saja.
()()()
22 November 2025
Kenapa keganjilan ini selalu datang. Tadi di kantin tiba-tiba ada orang aneh memakai jas hitam dan topi hitam mendatangiku lalu berkata. “Apa kamu sudah bisa melihat semua warna?”
Apakah dia gila? Tentu aku bisa melihat warna, aku tidak buta warna, sejak dulu aku bisa melihat warna.
Mendengar jawabanku, orang itu terkekeh lalu melanjutkan. “Kamu telah membayar amat mahal.”
Apa maksudnya itu?
Dunia ini memang penuh warna, dan aku melihat warna harus bayar? Aturan dari mana itu?
Lalu orang itu tiba-tiba pergi meninggalkanku.
Sampai saat ini setelah kupikir-pikir pun aku tak tahu apa maksudnya.
Ah, biarlah. Besok kami libur seminggu dan aku bisa pulang ke rumah menjenguk ibu.
Walau aku agak lupa di mana rumah ibu, tapi para tetangga pasti ingat.