Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Minggu... Senin... Selasa... Rabu... Kamis... Jumat... Sabtu...
Hari demi hari berganti, kejadian demi kejadian berlalu, suka dan duka silih berganti.
Lingkungan mengajariku sewaktu kecil tentang persahabatan, bertumbuh, bersenang-senang, bersedih, pertemuan, perpisahan, semua kulalui silih berganti, keluargaku mendukungku untuk menjadi anak yang baik dan mengerti dengan sekitarnya, tidak hanya ayah dan ibu, Nenek, Kakek, dan paman-ku, mereka sangat mendukungku untuk menerjang segala badai kehidupan.
Upss... Aku belum mengenalkan diri, namaku Arkhana Wahid Purnama, kalian bisa memanggilku Arkhan, disini aku ingin menceritakan kisahku sewaktu 3 tahun yang lalu.
3 tahun yang lalu terjadi pandemi yang melanda negeri ini, segala aktivitas terhenti, namun roda kehidupan terus berjalan, hal manis menjadi pahit, namun semua hal itu harus dihadapi oleh semua orang, setiap orang harus bahu membahu untuk saling menyemangati.
Sewaktu itu aku tidak bisa kemana-mana karena jalanan yang dekat dengan rumahku ditutup, pembelajaran kuliah dilakukan secara daring, awalnya aku sulit untuk beradaptasi dengan perkuliahan secara daring, tetapi mau tidak mau aku harus menjalaninya, hari demi hari berlalu aku pun akhirnya bisa mengikuti pembelajaran daring dengan maksimal untung saja ada pamanku yang selalu membantuku dan menyemangatiku dikala aku sedang kesusahan.
Nenek dan ibuku tidak mau kalah dengan pamanku, mereka selalu memasakanku apa saja yang aku mau, setelah aku selesai belajar mereka pasti sudah menyediakan makanan untukku dan menyimpannya di meja makan, wangi dari masakannya tercium hingga kamarku, hal itu membuat perutku jadi keroncongan dan membuatku berlarian menuju tempat makan.
Kakek-ku pun tidak mau kalah dengan nenek, ibu dan pamanku, dia senang sekali menemaniku bermain game, aku sangat senang bermain game sepakbola, kakek-ku menemaniku bermain game hingga larut malam, kakekku sering berkata kepada-ku.
"game apapun dan sampai jam berapapun kamu bermain game, kakek pasti akan menemanimu." Kakek tersenyum menatapku.
Itu perkataan kakek yang terus terucap saat aku bermain game dengannya, canda tawa selalu kita lalui bersama-sama.
Berbeda dengan ayahku, dia terlalu sibuk dengan kerjaannya, selalu larut malam jika pulang ke rumah, sabtu dan minggu pun terkadang masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Setiap ku ajak untuk berlibur dengan keluarga, ayahku selalu menolak dengan alasan.
"Ayah sedang sibuk Arkhan, lain waktu ya kita liburannya."
Kalimat itu berulang kali keluar dari mulut ayahku, aku sudah sangat muak mendengarnya, untungnya aku masih mempunyai ibu, kakek, nenek dan pamanku yang selalu membuatku bahagia.
Hari demi hari berlalu, bulan silih berganti, sudah sampai di penghujung tahun 2020. Aku, paman, ibu, kakek dan nenekku mengadakan acara keluarga kecil-kecilan di pekarangan rumah, mereka menyiapkan jagung, daging kambing guling dan api unggun, kami mengadakan acara itu dengan rasa yang sangat bahagia, rasa bahagia yang tidak bisa diucapkan oleh kata-kata, yang hingga saat ini rasa bahagia itu masih terngiang diingatanku.
Kakekku menyanyikan lagu Rumah Kita, dia adalah kakek yang sangat bertalenta, dibalik usianya yang sudah menginjak angka 70, tetapi suara kakek-ku masih sangat bagus, karena kakekku adalah mantan penyanyi di era 80an, jadi walaupun sudah sangat berumur, kemampuan bernyanyinya tidak berkurang sedikitpun, disitu kami bernyanyi bersama dengan riang gembira dan berfoto bersama, lagi dan lagi ayahku tidak ada disitu karena sedang ada pekerjaan yang harus diselesaikan.
Januari, 2021
Ini tahun kedua aku menjalani perkuliahan secara daring, pamanku selalu ada di dekatku saat aku menjalani perkuliahan, ibu dan nenekku seperti biasa selalu membuatkan kejutan untuk-ku dengan memasak masakan yang sangat enak tiada tanding, sudah 2 minggu kakekku sekarang jarang menemaniku untuk bermain game, karena sedang tidak enak badan, jadi aku pun bermain game sendirian, ayahku tidak ada dirumah lagi dan lagi, dia harus mengerjakan pekerjaannya yang harus diselesaikan pada 2 hari kedepan.
Keesokan harinya aku sedang menjalani perkuliahan secara daring, seperti biasa pamanku ada di sebelahku untuk membantuku menghadapi perkuliahan pada pagi hari itu, ibu dan nenekku sedang bersih-bersih di pekarangan rumah, pada saat mendengarkan dosen berbicara, terdengar suara yang sangat keras dari kamar mandi, aku dan pamanku pun bergegas untuk menghampiri kamar mandi, setelah dilihat ternyata kakekku terjatuh di kamar mandi, sontak disitu aku berlari keluar untuk memanggil ibu dan nenekku sedangkan pamanku membawa kakek ke kamar, nenek dan ibu menghampiri kakekku, keadaan kakek saat itu sudah pingsan, paman mencoba menelpon ambulan, beberapa menit kemudian ambulan pun datang, kakekku dilarikan ke rumah sakit ditemani paman dan nenekku, pada saat itu aku izin kepada dosenku dan langsung bergegas ke rumah sakit bersama ibuku, disitu kami sangat khawatir dengan keadaan kakek, karena kakekku jika sedang sakit, tidak pernah mengeluh dan terlihat bugar, pamanku mencoba menelpon ayahku tetapi tidak ada jawaban, beberapa jam kemudian pamanku mencoba menelpon kembali ayahku, pada akhirnya ayah menjawab dan langsung bergegas menuju rumah sakit. Saat sampai di rumah sakit, ayahku terlihat khawatir sekali dengan keadaan kakekku, lalu dokter pun menghampiri kami dan mengatakan bahwa keadaan kakekku baik-baik saja, dan esok hari pun bisa dibawa ke rumah, mendengar itu kami semua sangat senang.
Keesokan harinya kakekku pun dijemput oleh ayah dan pamanku, saat kakek sampai di rumah, aku, ibu dan nenekku memeluk kakek, kakekku terlihat sangat sehat dan bugar, sehingga aku mengajak kakekku untuk kembali bermain game, tetapi kakek berkata dia sedang butuh pemulihan dan akan bermain game besok, mendengar itu aku mengiyakan dan mengerti dengan keadaan kakekku saat itu.
Esok harinya aku seperti biasa mengikuti perkuliahan ditemani dengan pamanku hingga sore hari, kakek menghampiri ke kamarku dan berkata.
"Ayo kita main game lagi, sekarang kakek tidak akan kalah dari kamu Arkhan." sembari tertawa kecil menatap kearahku. Aku sangat senang akhirnya kakek bisa kembali bermain game denganku, kami bermain game hingga larut malam, lalu kakek berkata kepadaku.
"Arkhan kamu harus kuat menjalani hidup ini ya, kamu harus menjadi anak yang baik dan berbakti kepada orang yang sudah ada di dekatmu hingga saat ini." sembari tersenyum menatapku.
" Okay kek " tersenyum menatap kakek. Pada malam itu aku sangat senang dan bahagia karena kakek sudah ada kembali disampingku dan bermain game lagi bersamaku.
Keesokan harinya aku, ibu dan nenekku sedang menyiapkan makanan, lalu aku memanggil pamanku untuk mengajaknya makan bersama, setelah itu aku ke kamar kakekku, aku membuka pintunya tetapi kakekku masih tertidur, lalu aku mencoba untuk membangunkan kakekku, kakek tidak terbangun, aku khawatir dengan kakek, aku memanggil pamanku, paman mencoba membangunkan kakekku tetapi masih belum bangun, paman mencoba mengecek nadi kakek, lalu paman berkata.
" Kakek sudah tidak ada " dengan raut wajah terkejut dan menahan tangis.
Aku memanggil ibu dan nenek, mereka tidak percaya dengan apa yang terjadi terhadap kakekku, tangis kami pun pecah, paman mencoba menelpon ayah, nenek menyuruh ibu agar kakek dibawa ke rumah sakit terlebih dahulu untuk mendapat kepastian, ambulan pun datang dan kami semua berangkat menuju rumah sakit, setelah melalui pemeriksaan, dokter menyatakan bahwa kakekku sudah meninggal, nenek pingsan mendengar pernyataan dari dokter, aku sangat tidak percaya bahwa aku kehilangan seseorang yang sangat spesial bagiku, aku hanya berdoa agar kakek dapat masuk ke dalam surga dan tersenyum melihatku yang suatu saat nanti akan menjadi seseorang yang hebat.
Esok harinya kami menguburkan jasad kakek tidak jauh dari rumah kami.
Maret, 2021
Semenjak kakek meninggalkan kami semua, nenek jadi sering sakit, selalu memikirkan kakekku, kurangnya nafsu makan, aku sangat khawatir melihat nenek seperti itu, aku tidak mau lagi kehilangan seseorang yang spesial bagiku setelah kakekku meninggal, hari demi hari berlalu, siang hari pada saat aku sedang mengerjakan tugas, nenekku batuk yang mengeluarkan banyak sekali darah, hal itu membuat aku, paman dan ibuku membawa nenek ke rumah sakit. Dokter menyatakan bahwa nenek perlu dirawat karena perlu pemeriksaan lebih lanjut, sore hari aku dan ibuku pulang, paman dan ayah menjaga nenekku, sesampai di rumah perasaanku pun tidak enak, lantas aku berbicara kepada ibu, ibu menenangkanku, dan aku pun tidur setelahnya.
Dini hari ibu membangunkanku dengan begitu keras, sembari menangis dan mengatakan kepadaku.
" Arkhan nenek sudah tidak ada " Sembari menangis menatapku.
Mendengar itu aku hanya bisa melamun dan tidak bisa berkata-kata, seakan aku tidak percaya akan kehilangan orang yang spesial bagiku setelah nenekku, aku dan ibu bergegas menuju rumah sakit, dalam hatiku masih tidak percaya bahwa nenek sudah tidak ada, sesampainya di rumah sakit kain putih sudah menutupi seluruh tubuh nenekku, disitu aku merasa sangat hancur, aku berkata kepada tuhan di dalam hati.
" Mengapa engkau mengambil orang yang spesial di hidupku, kakekku, sekarang nenekku, lalu selanjutnya siapa yang akan kau ambil?" Terdiam lemas di dekat nenekku sembari melihat wajahnya untuk yang terakhir kalinya.
Keesokan harinya nenekku dikuburkan di sebelah makam kakekku.
Maret, 2021
Aku dan pamanku bermain game bersama, tertawa bersama, bersenda gurau dan sesekali kami membahas kakek dan nenek, jika mereka masih ada pasti yang menemaniku bermain game saat ini adalah kakekku bukan pamanku, tetapi pamanku lebih jago dibandingkan aku bermain gamenya. Saat itu ayah sesekali pulang ke rumah hanya untuk melihat keadaan kami, tidak lama kemudian ayah kembali lagi ke kantornya untuk mengurus pekerjaannya.
Juni, 2021
Aku dan ibu sedang memasak ayam goreng di rumah, sembari menunggu pamanku yang sedang membeli bensin, ayam pun sudah siap dinikmati, tetapi aku dan ibu menunggu hingga paman datang, 1 jam pamanku belum kembali padahal tempat bensinnya hanya 5 menit dari rumah, aku mencoba menelpon paman, tidak ada jawaban, setelah aku cek ke kamar pamanku ternyata ponselnya tidak dibawa, 5 menit kemudian ada suara ketukan pintu, lalu aku membuka pintunya, pak Amir tetanggaku memberitahu bahwa pamanku mengalami kecelakaan dan lukanya sangat parah, tetapi paman sudah dibawa ke rumah sakit oleh warga sekitar, aku dan ibu bergegas menuju rumah sakit, dijalan aku mencoba menelpon ayah, setelah aku sampai di rumah sakit, lalu aku sampai ke ruangan pamanku, dokter langsung menghampiri kami dan berkata bahwa paman sudah tidak ada karena terjadi pendarahan hebat, disitu aku sangat marah kepada tuhan, dalam hati aku berkata.
" Kemarin engkau sudah mengambil kakek, nenek, sekarang pamanku yang kau ambil, mengapa tidak aku saja yang kau ambil ?" Aku seperti sudah kehilangan arah, karena orang-orang yang sangat spesial bagiku diambil satu per satu olehnya, ibu dan ayah memelukku dengan sangat erat.
Keeseokan harinya pamanku dikuburkan dekat dengan makam nenek dan kakekku, ayah mengundurkan diri dari pekerjaannya, lalu aku, ibu dan ayah menjual rumah yang penuh dengan kenangan, kenangan yang tidak akan pernah terlupakan.
Saat ini aku, ibu dan ayahku hidup dengan penuh kesederhanaan, jauh dari hiruk pikuk perkotaan, 3 bulan sekali aku, ibu dan ayahku mengunjungi pemakaman orang yang sangat spesial bagi kami, aku tau bahwa setiap orang yang ada di hidup kita pasti akan berpisah, siap tidak siap untuk melepasnya, jika menurut tuhan pergi maka akan pergi, itulah yang terjadi denganku, sebelum tidur aku selalu memandangi foto saat pesta tahun baru 2020 lalu, aku melihat paman, nenek dan kakekku tersenyum dalam foto itu, seakan mereka masih ada disini dan terenyum bersamaku.
Selesai...