Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
VILLA NOCTURNA: SAJAK PATAH, JAM
DAN PINTU YANG TAK PERNAH TERTUTUP
Langit Berderak Saat Waktu Lupa Jalan Pulang
Langit pagi itu seperti noda tinta di surat cinta yang tak pernah terkirim, gelap, menggantung, dan menyimpan dendam yang tak sempat dihapus. Kabut bergulung pelan di lereng gunung, seperti napas tua yang tak ikhlas mati,
dan jalan berkerikil meringkuk menuju sebuah warung kayu yang tampaknya lebih tahu banyak tentang manusia daripada gereja atau penjara.
Warung itu sepi. Kecuali untuk satu lelaki tua yang menyeka gelas dengan kain sobek,
dan matanya yang tampak malas justru mencatat segala gerak pengunjungnya. Ia memanggil dirinya Pak Raga—nama yang terlalu arkais untuk tempat serendah ini. Tak ada yang tahu siapa dia sebenarnya. Dan tak ada yang bertanya… karena orang-orang dengan nama sederhana
kadang menyimpan rahasia paling kompleks.
Leon tiba pertama. Langkahnya pelan, seperti mencari dirinya sendiri di antara batu-batu basah.
Ia memesan kopi, duduk di pojok, dan menatap jendela yang menguning. Di sakunya ada kunci tua, usang, dengan angka 4 tergores samar. Ia bilang ia mencari sesuatu. Tak tahu apa. Hanya tahu bahwa vila tua di atas sana menyimpan bagian dirinya yang hilang entah sejak kapan. Sesuatu yang membuat dadanya berat setiap kali mimpi tentang tangga spiral dan suara piano berdenting tanpa jari.
Tak lama kemudian, Aditya datang. Tingginya menjulang, jaketnya tua dan berat seper...