Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Ungku Idris adalah seorang lelaki tua yang penuh luka. Rambutnya putih berseling keabu-abuan memanjang hingga tengkuk. Kain hitam terikat di kepala. Menahan angin yang menerpa mahkotanya. Kain hitam itu telah memudar warnanya. Sepudar cahaya kehidupan yang memancar dari tubuh penuh luka itu. Selembar parut luka melintang di pipi hingga rahang kanannya, segaris pendek luka membusung di bahu kanannya, sedang tangan kanan Ungku Idris sendiri juga tidak bisa menegak lurus, “Ini patah, terguling-guling dari tebing, saat peluru Belanda berdesing-desing,” Selalu kalimat itu yang meluncur dari bibir hitam menembakau milik Ungku Idris.
Usia dan luka di tubuh Ungku Idris menyimpan berlaksa kisah. Itulah kenapa, Ungku Idris, lelaki tua yang penuh luka dari Kampung Rubakat itu sangat dikenal sebagai pribadi yang suka berkisah.
Konon, Ungku Idris dulu juga seorang pejuang mengusir penjajah dari negeri ini. Beberapa berkas darahnya pernah berceceran di antara tebing-tebing di kiri-kanan Kampung Rubakat kami, kisahnya kepada siapa saja, juga pada kaum kanak-kanak. Sayang, dalam kisahnya pula Ungku Idris bertutur bahwa dirinya tidak masuk dalam daftar para p...