Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Malam itu, hujan turun tanpa suara. Seolah langit sedang menangis perlahan agar tak ada yang tahu. Cahaya lampu jalan memantul di genangan air, membentuk kilau yang menggigilkan. Di bawah halte tua yang catnya mulai mengelupas, seorang wanita berdiri, wajahnya tersembunyi di balik payung hitam besar. Namanya Lira. Ia menunggu, seperti yang telah dilakukannya selama lima tahun terakhir—di halte yang sama, pada tanggal dan jam yang sama, setiap tahun.
Di tangannya, sebuah kotak kecil terbungkus kertas cokelat dan diikat tali rami. Tak ada nama, tak ada catatan. Hanya sebuah kotak kecil yang selalu ia bawa setiap kali menunggu di sana.
Orang-orang yang melewati halte itu sudah mengenalnya. Mereka menyebutnya “Perempuan Halte”. Bukan karena dia gila atau meminta-minta, tapi karena kesetiaannya yang aneh. Ia akan datang saat senja mulai turun, berdiri diam dengan pandangan menerobos jalanan, lalu pergi tepat tengah malam.
Tahun ini tidak berbeda. Namun ada yan...