Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Tukang Pos Terakhir
0
Suka
3,626
Dibaca

Bab 1: Surat Tanpa Pengirim

Hujan rintik-rintik di sore hari seringkali membawa ketenangan, tapi tidak bagi Rina. Gadis SMA itu baru saja pulang dan menemukan sesuatu yang janggal di kotak surat. Sebuah amplop putih polos tanpa nama pengirim, hanya bertuliskan satu baris singkat: “13 Juni 2025”. Tanggal itu, tepat seminggu dari sekarang. Ia menduga ini hanya iseng, mungkin dari teman-temannya yang suka mengerjai. Tapi saat ia membalik amplop itu, hidungnya menangkap bau aneh, seperti tanah basah sehabis hujan lebat. Dan di sudutnya, samar terlihat bercak kemerahan yang kering, mirip noda darah. Sebuah gurauan yang aneh, pikirnya, tapi tetap saja, ada rasa tak nyaman yang menyusup.

Rina mencoba mengabaikannya, meletakkan surat itu di meja belajarnya. Namun, pandangannya terus-menerus kembali ke amplop itu. Kenapa bau tanah? Dan noda darah itu… itu bukan noda cat atau lumpur. Terlalu gelap, terlalu kental. Ia berusaha meyakinkan dirinya bahwa ini hanya imajinasinya yang berlebihan, dampak dari film horor yang ditontonnya semalam. Tapi bayangan tangan tak terlihat yang meletakkan surat itu di kotak posnya terus menghantuinya.

Malam harinya, Rina tak bisa tidur. Angin berdesir di luar jendela, dan setiap bayangan di kamarnya terasa bergerak. Ia bangkit, melongok keluar. Di ujung jalan, di bawah sorot lampu jalan yang redup, berdiri siluet seseorang. Sosok itu tinggi dan kurus, mengenakan topi bundar, persis seperti tukang pos. Tapi kenapa dia berdiri diam di sana, tak bergerak sedikit pun, padahal hari sudah larut? Jam sudah menunjukkan pukul dua pagi. Rina mengamati lebih dekat, jantungnya berdegup kencang. Sosok itu benar-benar tak bergeming, mematung seperti patung, menghadap lurus ke arah rumahnya. Kengerian merayapi Rina. Ia bergidik dan buru-buru menutup gorden, menarik napas dalam-dalam. Perasaannya semakin tidak enak, dan ia mulai menyesal telah mengambil surat itu.

Tanggal 13 Juni tiba dengan mendung tebal dan suasana yang mencekam. Sejak pagi, Rina sudah merasa gelisah. Setiap dering telepon membuatnya terlonjak, setiap bayangan yang melintas di jendela membuat matanya memicing. Sorenya, hujan lebat disertai petir mulai mengguyur Kota Makassar. Rina yang terjebak di luar saat pulang sekolah, memutuskan untuk berteduh di bawah pohon besar di pinggir jalan. Sebuah kesalahan fatal. Petir menyambar pohon itu dengan kekuatan memekakkan telinga. Rina tewas seketika, tubuhnya hangus tak berbentuk, ponsel di genggamannya ikut meleleh.

Kamera CCTV tetangga merekam semuanya. Samar terlihat, setelah petir menyambar dan kepanikan mulai muncul di jalan, sosok tukang pos misterius itu berjalan perlahan menjauh dari lokasi kejadian, seolah tak peduli dengan kekacauan yang baru saja terjadi. Langkahnya pelan, mantap, dan teratur, tidak seperti orang yang terburu-buru atau terkejut. Polisi datang, menganggap kematian Rina sebagai kecelakaan biasa, musibah akibat petir...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp10.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Tukang Pos Terakhir
Christian Shonda Benyamin
Novel
ISTANA HANTU
Dudun Parwanto
Novel
Pelayan Abadi
Shin No Hikari
Novel
RIRIWA
Topan We
Flash
Suara Hati
Yitro
Cerpen
Bronze
Pudar
Christian Shonda Benyamin
Novel
Bronze
KISAH CINTA
Endah Wahyuningtyas
Flash
Dream Claustrophobia
Halimah RU
Flash
Bronze
Lampu Minyak di Kuburan
Risti Windri Pabendan
Cerpen
Kamar Mandi
Rapury
Novel
Gold
Fantasteen: Lost and Found
Mizan Publishing
Flash
Hadiah
Dark Specialist
Novel
Gold
Dering Kematian
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
Hizib
Topan We
Novel
Bronze
Lenting
A.R. Rizal
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Tukang Pos Terakhir
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Pudar
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Rantai Pemicu
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kereta Cepat Whoosh
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Arah Kompas
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Suara Dari Frekuensi Mati
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
19:00
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Suara Penyiar Radio
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Maut Di Kapal Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Ibu
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Cermin Diri
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Pintu Retak
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Petak Umpet Maut
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Yamero
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
#fyp Terakhir
Christian Shonda Benyamin