Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Tukang Pos Terakhir
0
Suka
27
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Bab 1: Surat Tanpa Pengirim

Hujan rintik-rintik di sore hari seringkali membawa ketenangan, tapi tidak bagi Rina. Gadis SMA itu baru saja pulang dan menemukan sesuatu yang janggal di kotak surat. Sebuah amplop putih polos tanpa nama pengirim, hanya bertuliskan satu baris singkat: “13 Juni 2025”. Tanggal itu, tepat seminggu dari sekarang. Ia menduga ini hanya iseng, mungkin dari teman-temannya yang suka mengerjai. Tapi saat ia membalik amplop itu, hidungnya menangkap bau aneh, seperti tanah basah sehabis hujan lebat. Dan di sudutnya, samar terlihat bercak kemerahan yang kering, mirip noda darah. Sebuah gurauan yang aneh, pikirnya, tapi tetap saja, ada rasa tak nyaman yang menyusup.

Rina mencoba mengabaikannya, meletakkan surat itu di meja belajarnya. Namun, pandangannya terus-menerus kembali ke amplop itu. Kenapa bau tanah? Dan noda darah itu… itu bukan noda cat atau lumpur. Terlalu gelap, terlalu kental. Ia berusaha meyakinkan dirinya bahwa ini hanya imajinasinya yang berlebihan, dampak dari film horor yang ditontonnya semalam. Tapi bayangan tangan tak terlihat yang meletakkan surat itu di kotak posnya terus menghantuinya.

Malam harinya, Rina tak bisa tidur. Angin berdesir di luar jendela, dan setiap bayangan di kamarnya terasa bergerak. Ia bangkit, melongok keluar. Di ujung jalan, di bawah sorot lampu jalan yang redup, berdiri siluet seseorang. Sosok itu tinggi dan kurus, mengenakan topi bundar, persis seperti tukang pos. Tapi kenapa dia berdiri diam di sana, tak bergerak sedikit pun, padahal hari sudah larut? Jam sudah menunjukkan pukul dua pagi. Rina mengamati lebih dekat, jantungnya berdegup kencang. Sosok itu benar-benar tak bergeming, mematung seperti patung, menghadap lurus ke arah rumahnya. Kengerian merayapi Rina. Ia bergidik dan buru-buru menutup gorden, menarik napas dalam-dalam. Perasaannya semakin tidak enak, dan ia mulai menyesal telah mengambil surat itu.

Tanggal 13 Juni tiba dengan mendung tebal dan suasana yang mencekam. Sejak pagi, Rina sudah merasa gelisah. Setiap dering telepon membuatnya terlonjak, setiap bayangan yang melintas di jendela membuat matanya memicing. Sorenya, hujan lebat disertai petir mulai mengguyur Kota Makassar. Rina yang terjebak di luar saat pulang sekolah, memutuskan untuk berteduh di bawah pohon besar di pinggir jalan. Sebuah kesalahan fatal. Petir menyambar pohon itu dengan kekuatan memekakkan telinga. Rina tewas seketika, tubuhnya hangus tak berbentuk, ponsel di genggamannya ikut meleleh.

Kamera CCTV tetangga merekam semuanya. Samar terlihat, setelah petir menyambar dan kepanikan mulai muncul di jalan, sosok tukang pos misterius itu berjalan perlahan menjauh dari lokasi kejadian, seolah tak peduli dengan kekacauan yang baru saja terjadi. Langkahnya pelan, mantap, dan teratur, tidak seperti orang yang terburu-buru atau terkejut. Polisi datang, menganggap kematian Rina sebagai kecelakaan biasa, musibah akibat petir...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp10.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Novel
Bronze
Shaman Palakka
Raxl Sri
Cerpen
Bronze
Tukang Pos Terakhir
Christian Shonda Benyamin
Novel
Bronze
Teka-Teki Mimpi
Rafasirah
Novel
Gold
Fantasteen Shadow
Mizan Publishing
Flash
Bronze
Roti Terakhir dari Alam Lain
Bagus Aryo Wicaksono
Cerpen
Mendadak indigo
Alhuyaz
Flash
Tatapan
Ariq Ramadhan Nugraha
Flash
Dia Punya Teman yang Lain
bomo wicaksono
Skrip Film
VILLA TEROR
NAA
Novel
Sekolah hantu
sely selpiani
Novel
Gold
Fantasteen Scary Hot Seat
Mizan Publishing
Novel
Pesawat Dan Mereka Yang Tidak Terlihat
annastasia
Cerpen
Bronze
Penyelamat Yang Terlupakan
Yona Elia Pratiwi
Flash
seringai masa lalu
lusi anda sudjana
Novel
Akhir Bulan Yang Menyeramkan
Atika Salsabila Zahra
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Tukang Pos Terakhir
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayangan Di Kota Fajar
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kamera Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Siaran Terakhir
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Panggilan 000
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Jalan Buntu 404
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Radio Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Losmen Berdarah
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Suara Penyiar Radio
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayang - Bayang Kaktus Berdarah Seri 01
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayang Bayang Kaktus Berdarah Seri 05
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Dharmawangsa
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Main Di Tengah Malam
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Penjara Abadi
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayangan Di Cermin Kedua
Christian Shonda Benyamin