Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Slice of Life
Tugas Nambah-Nambah
1
Suka
931
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Pagi ini aku begitu senang karena sudah bisa mengawali tugas ku disalah satu kantor Kecamatan yang ada di sebuah Kabupaten, membutuhkan 2 jam perjalanan menuju kantor Kecamatan itu dan tentunya sepanjangan jalan hanya terlihat hutan rimbun yang begitu lebat, aku hanya menaiki bus yang berisi kan sedikit orang, kalau diperhatikan mereka hanya warga-warga desa yang baru pulang dari kota setelah selesai belanja, ohhh iya nama aku Doni, anak pertama dari dua bersaudara, aku baru lulus dari pendidikan sekolah dan langsung ditugaskan di kecamatan yang tentunya belum pernah kudatangi, disana aku akan mulai bekerja karena sesuai formasi yang ku isi adalah pegawai di Kecamatan tentunya ini menjadi pengalaman bagi ku untuk bertugas pertama kali, aku melihat lokasi kantor Kecamatan yang berada diatas bukit, aku berpikir bagaimana naik keatas sana, akhirnya bus stop tepat di depan kantor Kecamatan nya, lebih tepat dibawah bukit dan kantornya berada diatas.

"Jadi ini kantor kecamatannya, jauh juga kalo dilihat dari bawah sini, mungkin 7 menitan untuk naik, waduhhh tangganya juga tinggi kenapa tidak ada pegangannya" ucap Doni dengan wajah yang heran,

Terdengar dari jauh suara mobil yang kelihatan seperti mobil Hilux dan benar saja mobil terlihat becek, berdebu serta memiliki lecet-lecet di daerah bempernya, seseorang keluar dari mobil dan benar saja seorang pria dengan rambut hitam keputih-putihan, kaca mata hitam gelap serta postur tubuh yang tinggi besar seakan-akan orang yang baru selesai pulang dari pertempuran, baju yang kelihatan tetap rapi dengan gaya yang gaul, aku hanya terdiam melihat beliau dan tentunya beliau melihat ku dari bawah hingga atas.

"Selamat pagi pak....Nama saya Doni, pegawai baru yang ditugas kan dikecamatan ini pak" ucap ku dengan senyum kecil di ikuti rasa takut yang muncul semakin lama ku memandang beliau,

"Selamat pagi juga de (menurunkan kacamata hitamnya setengah kemudian menaikannya kembali) nama ku Pak Aji Camat di daerah sini, selamat datang di kantor Kecamatan ini, kau sudah melapor dibagian kepegawaian atau belum (melangka mendekat kepada ku, semakin dilihat kelihatan semakin sangar dan tegas), kalau belum sebelumnya laporan hari ini, dan segera kemasi barang-barang mu itu karena rumah dinasnya ada di samping kantor (menunjuk ke arah kantor), ayo kita keatas mungkin pegawai lain sudah ada diatas" ucap Pak Aji sambil melangkah naik dan mengelurkan alat seperti pendaki yang berguna untuk mengait dinding tanah.

Aku begitu kaget ternyata beliau membawa peralatan yang lengkap untuk kekantor saja, aku berusaha mengikuti dengan hanya bermodalkan tangan dan kaki yang menapak di tangga dan tangan yang berpegangan pada dinding tanah, sesekali aku mencoba menjaga jarak karena tas yang ku bawa cukup berat, saat Pak Aji mencongkel tanah disana malah jatuh tepat di wajah ku dan itu membuat ku hampir terjatuh untung aku sempat menahan sekuat-kuat nya keseimbangan badan ku akhirnya aku sampai di atas dan benar saja saat aku melihat jam sekitar 7 menit untuk naik keatas.

"(Didalam hati) kalau hari hujan pastinya akan membuat jalan menjadi licin, aku tidak bisa membayangkan sama sekali (sambil melihat kebawah)" ucap Doni dalam hatinya,

"Ayo masuk de dan cari tempat duduk mu yah, nanti laporkan duru kepegawaian yah (masuk kedalam kantor dan menuju ruangannya)" ucap Pak Aji dengan gaya yang maskulin masuk,

Aku melihat kantor ini lumayan besar dan tentunya ada beberapa pegawai yang sedang bekerja dibeberapa ruangan, akhirnya aku melihat ruangan yang bertuliskan Sekretariat, aku yakin pasti ini ruangannya tanpa berpikir panjang langsung mengetuk pintu,

"Permisi.... boleh kah masuk" ucap ku sambil menoleh kedalam ruangan

"Apakah ada orang didalam, halo...... bapak... ibu..., kenapa tidak ada yang menjawab" ucap ku sambil berjalan masuk memperhatikan didalam ruangan,

Terdengar suara benda jatuh dari ruangan kecil, setelah aku lihat ternyata ada ibu-ibu yang tertumpuk berkas, beliau tidak bergerak,

"(Langsung menghampiri ibu tadi) bu apa baik-baik saja, ada yang luka kah bu" ucap ku sambil memperhatikan sekitar lemari buku takut ada yang jatuh lagi,

Aku mencoba mendirikan ibu itu dan benar saja ibu itu kelihatan najunya dipenuhi debu dari barang barang yang jatuh, untung cuma berkas kalau seandainya benda dari besi pasti akan berbahaya, ibu itu melihat ku dan berkata "Apa kau pegawai baru itu" (sambil menepuk-nepuk bajunya)

"Iya bu aku pegawai baru disini, mau melaporkan diri untuk di data bu, ibu kelihatannya sedang mencari sesuatu, apa yah bu supaya saya bantu" ucap ku dengan wajah yang heran,

"Kalau begitu bantu ibu cari cicak tadi yang ada di meja ibu,, karena tadi ibu mengejarnya sampe kedalam ruangan arsip kemudian dia kabur keluar sini, emang cicak yang nakal" ucap ibu itu dengan wajah yang kesal dan memeriksa ke bawah meja-meja,

"(Dalam hatiku) kenapa lagi harus mencari hewan yang kecil dan susah ditemukan kalo sudah diburu memang mengesalkan tempat ini (tersenyum ke ibu)" ucap didalam hati dengan memperhatikan sekitar juga,

"Aihhhhhh... memang, yaudah ibu minta aja berkas-berkas mu yang ada untuk awal pendaftaran pegawai dan panggil saja Nisa nama saya" ucap Nisa sambil melihat kearah Doni,

"iya bu Nisa, saya tinggalkan berkasnya di atas meja ini yah bu (mengelurkan berkas dan menaruhnya diatas meja), ucap ku kemudian keluar ruangan,

"Ingat panggil Nisa saja, karena kita sama-sama baru pindah kesini, aku baru 3 bulan disini jadi kita bakalan jadi tetangga nanti" ucap Nisa dengan senyum kecil

Aku keluar dari ruangan, kemudian ada pria yang berbadan gempal dan pendek yang sedang minum kopi sambil berjalan dengan wajahnya yang asik melihat hpnya, saat dia hampir melewati ku di lobby dia berhenti,

"(Memandang dengan wajah yang penasaran) kau pegawai baru kan, aku Andra (mengulurkan tangan bersalaman) ohhh iya apa kau melihat dimana Nisa ? karena aku mau memberinya surat ini untuk ditindak lanjuti, iya kau juga dipanggil pak Camat tadi, sebaiknya kesana sekarang karena baliau ingin berbicara dengan kau" ucap Andra yang kemudian pergi meninggalkannya.

"Kenapa aku dipanggil, bukannya aku cuma harus nunggu surat tugas dari kepegawaian saja lagi, memang apa sih yang mau pak Camat sampaikan" ucap ku dan berjalan menuju ruangan beliau,

"(Mengetuk ruangan) Permisi pak, boleh masuk..." ucap ku sambil melangkah membuka pintu

Benar saja ruangan nya dipenuhi dengan aksesoris bergaya daerah barat, ada beberapa hiasaan kepala hewan buruan dan berbagai macam senapan angin untuk berburu, aku hanya terdiam melihatnya tanpa berani menatap dengan jelas.

"Ya masuk dan silahkan duduk de" ucap Pak Aji duduk di tempatnya dan terlihat asap keluar dari kopi yang baru diseduhnya, terlihat ada jendela kecil yang tepat mengarah ke hutan yang ada di bawah kantor.

"Gimana kau sudah melapor bukan ke bagian kepegawaian ? tinggal menunggu instruksi selanjutnya (mengangkat gelas kopi dan menghirupnya, tapi uap yang dihasilkan membuat embun dikacamata Pak Aji, beliau tetap berbicara meski ada uap dikacamata)" ucap Pak Aji

"(Menahan tawa karena kenapa Pak Aji tidak melepaskan kacamatanya sebelum minum kopi tadi), iya pak saya sudah melapor dan menunggu arahan selanjutnya, barang-barang saya masih di taruh di lobby pak, kalau boleh tau kapan saya boleh menaruh barang saya dirumah dinas ?" ucap ku memandang Pak AJi yang kelihatan sangat sangar,

"Tenang saja, nanti aku minta tolong Bu Lili untuk menemanimu kerumah dinas, oh iya apa kau bisa membantu ku untuk mendata beberapa lokasi yang akan dijadikan tempat kita dalam melaksanakan bulan bakti gotong royong kecamatan dan tolong sampai kan kepada Kades untuk menemui saya siang ini" ucap Pak Aji dengan wajah yang serius,

"Siap pak saya akan cek pak, cuma saya belum tau lokasinya pak" ucap ku dengan wajah bingung karena baru disini tiba-tiba di perintahkan hal baru,

"Tenang saja ada Andra yang bisa menemanimu (memberikan peta lokasi kegiatan), nanti temui dia dan bilang aku perintahkan" ucap Pak Aji dengan wajah yang meyakinkan

"Satu lagi de, tolong jaga penampilan disini yah, karena aku tidak senang melihat hal yang kurang rapi dan kotor yahhh" ucap Pak Aji dengan menatap dari atas sampai bawah,

"(Dalam hati) kira dia apa, tadi pas awal datang saja mobil nya kotor dan sepatunya di bawah meja masih berdebu dan becek (menatap kebawah meja)" ucap dalam hati dan tersenyum,

"Siap pak, saya akan ingat pesan bapak untuk menjaga kerapian dan kebersihan yang ada di dipakaian dan di luar kantor" ucap Doni dan beranjak pergi keluar ruangan.

Aku lansung mencari Andra dan benar saja dia sedang duduk di lobby sambil membaca korang, aku pun menghampirinya, "Pak Andra... tadi saya dari ruangan Pak Camat, beliau meminta kita untuk melihat lokasi kegiatan yang ada di peta ini pak, (menunjuk kan peta tadi)" ucap ku memandang Pak Andra , "(Melihat peta lokasi) oh iya aku tau lokasi ini tapi ada juga yang sudah lupa, nanti kita tanya warga jika kita gak nemunya yah" ucap Pak Andra beranjak dari tempat duduknya. Aku dan Pak Andra pun pergi kekampung yang ada di dekat kantor kecamatan, menuruni jalantadi lagi dan benar saja jalannya yang dibuat ini memang berat untuk di naiki maupun turunnya, (dalam hati) "Semoga sajan nantinya kantor ini pindah lokasinya agar lebih aman untuk didatangi atau pun untuk bekerja pegawai kedepannya" ucap ku didalam hati.

Sampai di bawah kemudian kami berjalan kaki menuju lokasi pertama, karena di peta itu ada sekitar 4 lokasi yang harus di datangi kami, benar saja lokasinya yang pertama tidak jauh dari kecamatan karena itu tempat lapangan besar yang biasa di pakai anak-anak untuk bermain bola,

"(Berhenti berjalan) ini lokasi yag pertama dan kita bisa melihat tanahnya bagus dan paling nanti tinggal di dirikan panggung saja lagi" ucap Andra dengan memperhatikan sekitar.

Berada dilapangan ini mengingatkan ku dengan lapangan bola sewaktu ku kecil yang sering bermain bola, ada beberapa anak memang sedang bermain dilapangan, bola mengelinding kearahku,

"(Mengambil bola, membawa ke anak-anak) ini bola kalian kan, lanjutkan lah bermain" ucap ku dengan senyum kecil

"Hey om....kok gak ditendang sih, gak bisa main bola ya om ?" ucap anak kecil dengan polos

"iya om ini kayanya gak bisa main bola deh, memang lemah om ini" ucap anak kecil 1 dengan sambil tertawa dan menggoyangkan badannya,

"Nih om aku tunjukin cara nendang bola (menedang bola)" ucap anak kecil perempuan

Bola pun ditendang kuat benar saja bola nya melambung dan tepat kena wajah ku hingga aku langsung menutup wajah dengan kedua tangan, Andra yang melihat menghampiri ku malah ikut tertawa dengan anak-anak kecil itu, wajah ku memerah bukan hanya karena sakit tapi malu, (bola di ambil kemudian menendang bola kuat hingga sangkut di atas tanah yang tinggi, "Rasakan kalian liat tendangan ku jauh kan" ucap ku dengan wajah sombong, anak-anak langsung berlari ke aku dan memukul kaki ku, "om.... ambil bola nya sangkut kami tidak bisa ambil" ucap anak kecil 1, aku bingung bagaimana bisa naik ketanah yang tinggi itu, Andra sudah mengambilkan kayu yang panjang,

"Naik sana, ambil bolanya nanti anak -anak menangis kita yang malah dimarahi Pak Camat" ucap Andra (menyerahkan tongkat panjang),

"Iya aku akan mengambilnya, tunggu yah anak-anak pasti om ambil yah bola kalian (membawa kayu panjang dan mencoba memukul bola) Pak Andra apa tidak ada kayu yang lebih panjang ? (menoleh Pak Andra yang sedang duduk makan jagung dengan anak-anak), astaga malah makan sama anak -anak lagi seharusnya dia membantu ku bukan, kayanya aku harus naik sedikit lagi supaya sampai (mencoba naik satu tingkat lebih tinggi tapi malah terpeleset dan jatuh), aduhhh... memang susah mengambilnya, apa aku lempar pakai kayu saja yah" ucap Doni melihat kembali ke arah Andra dan benar saja dia malah menonton sama anak-anak sambil tersenyum.

"Doni coba kau naik satu tingkat lagi siapa tau bisa sampe dan gak jatuh lagi, hahahahah...." ucap Andra tersenyum kecil dan berbisik dengan anak-anak.

Akhirnya aku mengambil kayu beberapa buah daan melemparkannya hingga tersisa satu, saat di lempar kena dan akhirnya jatuh kebawah, anak-anak berlari kearah ku langsung mengejar bola yang jatuh tadi.

"Anak-anak kemana kalian ?" ucap ku dengan heran

"Kami mau pulang om, karena sudah lama main, makasih yah om... lain kali kita main lagi" ucap anak kecil tadi,

Andra melambaikan tangan di sebelah ku, aku heran seperti dia yang baru saja menyelesaikan semua masalah yang terjadi barusan, kami pun lanjut ke lokasi ke dua untuk melihat kembali tempat nya.

Kami pun sampai di sebuah sungai yang airnya dangkal, air jernih dan batu-batu yang cukup besar, aku mencoba menyusuri hingga ketengah sungai yang awal-awal semata kaki, kemudian hampir mendekati ke lutut, "Pak Andra.... dimana lokasinya nanti untuk acaranya ?" ucap ku sambil memeperhatikan sekitar,

"Kalau tidak salah ada di pinggir sungai karena kan akan jam makan siang di pinggir sungai, ohhh iya jangan lupa ingatkan Bu Lili untuk siapkan konsumsinya karena beliau ketua pelaksananya" ucap Pak Andra sambil memasang patok kayu di pinggir sungai,

"Iya nanti aku sampaikan ke Bu Lili, tapi tunggu dulu siapa memangnya beliau ?" ucapku sambul melihat Pak Andra,

"Ohhh.... kau belum pernah ketemu yah, beliau Sekcam kita mungkin sedang di lokasi ke empat karena di sana taman desa yang binaan ibu-ibu desa" ucap Pak Andra

"Tunggu dulu... memangnya Pak Andra tau tempatnya kah ? aku saja kan baru disini" ucap ku dengan wajah yang heran,

Kami melanjutkan perjalanan lagi ke tempat lokasi tiga, akhirnya aku bertanya dengan warga desa dan di tunjukkan jalan yang sesuai peta yang diberikan, akhirnya kami sampai di lokasi yang ada dipeta, lokasi itu tepat di sebuah rumah adat yang besar disana terlihat beberapa benda-benda sejarah daerah ini nantinya akan pasang tenda di dekat rumah ini dan pasar kecil lokal daerah ini,

Pak Andra kemudian duduk sambil minum air kelapa yang dijual warga desa, akun hanya memperhatikan nya, "Apakah ini rumah adat yang paing tua disini ? memang bagus jika di jadikan lokasi pasar rakyat" ucap ku sambil melihat bangunan rumah adat itu

Kemudian terdengar suara mobil datang dari kejauhan jika diperhatikan mobil yang datang adalah mobil Pak Camat, beliau keluar dari mobil dengan gaya gagahnya ciri khas kaca mata yang hitam serta posturnya yang tinggi besar, "Apa kalian sudah ke semua lokasi ? atau masih ada lokasi yang belum kalian datangi ?" ucap Pak Aji dengan memperhatikan Andra dan Doni

Pak Andra langsung berdiri siap tidak bergerak meski dengan badan yang gempal tidak kelihatan dia malas tapi malah seperti orang sudah bekerja keras, Pak Camat melangkah dengan wajah yang memperhatikan lokasi rumah ada dan derah yang akan dibuat menjadi pasar murah.

"(Melambaikan tangan memanggil Pak Andra) Andra panggil Pak Kades kesini, pokoknya dua mau dimana dan sedang apa aku tidak mau tau, harus kesini sekarang ucap Pak Aji dengan nada memerintah tegas,

"Siap Pak Camat (memberi hormat dan langsung berlari pergi)" ucap Pak Andra

"Kau Doni tolong sekarang periksa ke lokasi ke empat, lokasi nya ada disana (menunjuk bangunan) itu balai salah satu desa disini dan menjadi lokasi yang kita guna untuk penutupan kegiatan ini" ucap Pak Aji

Aku pun pergi kesana memeriksa bangunan dan disebalah bangunan ada taman yang sedang ditata oleh ibu-ibu desa yang memang mempersiapkan dengan rapi, aku mendekati ibu-ibu yang ada disana, ternyata ada ibu Sekcam yang sedang menata tanaman,

"De kamu pegawai baru yah disini bekerja, ibu mau minta tolong untuk mempersiapkan bangunan didalam dan tentunya koordinasi kan dengan Bu Nisa yang ada di balai tadi " ucap bu Sekcam

"Baik bu, cuma saya mau nanya juga untuk rumah dinas nanti saya harus gimana bu, karena barang-barang masih di ruang tengah kantor" ucap ku dengan wajah penasaran.

"Nanti setelah kegiatan ini, saya akan menemani kamu melihat rumah mu kan tentunya, jadi harus kau selesaikan tugas yang ada dulu" ucap Ibu Sekcam

"Baiklah bu saya akan siap kan sekarang" ucap ku langsung ke arah balai

Aku mulai bersama dengan Nisa yang mulai kegiatan merapikan dan menata lokasi untuk penutupan kegiatan yang ada disana, setelah semua selesai kemudia aku kembali kekantor bersama bu Sekcam dan Nisa, hingga waktu pulang sampai,

"De... ayo kita periksa rumah dinas mu, bawa semua barang-barang yang ada di ruang tengah ucap Bu Sekcam berjalan kerumah dinas,

Aku membawa barang-barang dan benar saja tepat di sebelah ku rumah Nisa, dan di depan rumah ku adalah rumah dinas Camat yang belum di tempati, aku pun masuk bersama Bu Sekcam untuk melihat dalam rumah, rumah ini sudah lama ditinggalkan jadi kalo ada perlu-perlu harus ke desa yang dibawah untuk melengkapi keperluan ku selama tinggal disini, Pak Camat tiba-tiba muncul dan berkata "De nanti malam kita lembur mempersiapkan keperluan untuk acara 2 hari lagi jadi siap-siap saja yah" ucap pak Camat dan pergi meninggalkan kami berdua, "oh iya ibu juga mau pulang mau masak buat anak-anak, jadi nikmati saja selama tinggal disini yah semangat deeee...." ucap bu Sekcam dengan wajah yang tersenyum.

Aku perhatikan ruangan ini sangat tua seperti sudah lama tidak diurus, untung didesa ini listrik sudah ada kalo belum bagaimana nasib ku yang tidak pernah memakai lampu dinding, sepertinya ada rasa didalam hatiku untuk tidak berlama lama di kecamatan ini dan pindah ke kota lagi untuk bertugas, yah apa lagi yang bisa dilakukan selain menikmati masa tugas ku disini.

Jam sudah menunjukkan pukul 18.00 dan kelihatannya orang-orang kecamatan sudah siap dengan barang, peralatan dan lain-lain untuk bekerja di beberapa titik lokasi, "Baru saja aku pindah kesini sudah ada kegiatan yang besar, tambah lagi Pak Camat yang enggak memberi waktu istirahat sama sekali memang bos yang memberi tugas dan tugas tapi sudah wajar karena aku pegawai baru deh" ucap ku dengan wajah yang sebal tapi sambil mengelus dada.

terdengar suara yang memanggil ku dari luar dan aku segera luar rumah benar saja sudah ada Nisa yang menunggu, kami pun berangkat ke lokasi ke empat dan mempersiapkan disana untuk dipakai acara penutupan, beberapa kali aku lihat pak Camat berkeliling membawa mobil dinas sambil melihat semua lokasi sudah di siapkan atau belum,

"Nisa.... Pak Camat kan yang baru san lewat, rajin sekali beliau memantau seharusnya biar kan saja kita bekerja dan besok bisa memantau kembali, kan acara nya lusa " ucap ku dengan wajah yang heran.

Nisa hanya berdiam dan langsung keluar balai dan berteriakkkk, "Kita lancar kan acara besok hari sehingga bisa istirahat" teriak Nisa dengan keras

Baiklah aku pun berpikir semua bisa dilewati dengan lancar asalkan ada semangat dan usaha tentunya pak Camat juga berusaha dengan keras supaya acara berjalan dengan lancar tanpa kendala yang ada.

Keesokan harinya mereka sudah mempersiapkan laporan dan benar saja diapel pagi hari mereka mulai membahas kesiapan.

"Bagaimana kesiapan yang dilakukan masing-masing lokasi saya harapkan bisa tetap terjaga kekompakan yang ada dan untuk nanti laporan bisa disampaikan kepada saya setelah selesai apel ini untuk masing-masing membuat laporan kesiapan terima kasih" ucap Pak Aji dengan nada yang tegas.

Apel pun selesai dan kami kembali keruangan masing-masing, sedangan koordinator tiap lokasi acara melaporkan secara tertulis dan lisan untuk kesiapan lokasi, "Memang sangat padat kegiatan disini aku kira tidak ada sepadat di kota kerjaan nya, ya sudah lah jalani saja apa yang akan dihadapi sebagai pelajaran ku dan menjadi modal untuk kedepannya karir ku sebelum ada tugas-tugas lainya.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@priyant : Iya terimakasih komennya
Ceritanya terasa ngalir sukses ya
Rekomendasi dari Slice of Life
Cerpen
めつくしていた。何か事件が起きて町中から人が集まってきたものらしい。近くによると、町の住人全員がそこに集められたような混雑だった。とりわけ人目を引いたのは尊大ぶった参事会
Miftahudin
Cerpen
Tugas Nambah-Nambah
muhamad fahmi fadillah
Cerpen
Bronze
ALTEZZA : Semata Karenamu
Tinta Monyet
Cerpen
Bronze
Rindu Gaharu
Nisa Dewi Kartika
Cerpen
Bronze
Rambut Merah Ceri
Red Cherry
Cerpen
Bronze
Apakah yang Kita Harapkan dari Hujan?
Habel Rajavani
Cerpen
Abaikan Dengan Buku
Yooni SRi
Cerpen
KEAJAIBAN TETANGGA KOMPLEK
R Hani Nur'aeni
Cerpen
Bronze
SECRET, The Silent World
Brilijae(⁠。⁠•̀⁠ᴗ⁠-⁠)⁠✧
Cerpen
Bronze
Pesugihan Abah Miun
Bisma Lucky Narendra
Cerpen
Suara Butala
bloomingssy
Cerpen
Racau
Rafael Yanuar
Cerpen
Revived.
Amalia Nurrahmah
Cerpen
Bronze
Overtime
Aylanna N. Arcelia
Cerpen
Gara-gara Jemuran Tetangga
Ais Aisih
Rekomendasi
Cerpen
Tugas Nambah-Nambah
muhamad fahmi fadillah
Flash
Detik Kenangan !
muhamad fahmi fadillah
Flash
Sungai Pasir
muhamad fahmi fadillah
Cerpen
Harmonika Penghubung (kenali dirimu dan aku)
muhamad fahmi fadillah
Cerpen
1/2 Nakal & 1/2 Polos (Tetangga Ku)
muhamad fahmi fadillah
Novel
ARPAN
muhamad fahmi fadillah