Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Tuan Baru
2
Suka
672
Dibaca

Bab 1 – Koleksi Terakhir

Deni menelusuri lorong-lorong sempit Pasar Loak Kebonjati, udara lembap bercampur aroma apek barang-barang lama menusuk hidungnya. Sebagai seorang kolektor seni antik, ia terbiasa dengan suasana seperti ini, di mana setiap debu menyimpan cerita dan setiap sudut bisa menyembunyikan permata yang tak ternilai. Namun hari itu, ada sesuatu yang berbeda. Ada semacam tarikan tak kasat mata yang membimbingnya menuju sebuah lapak di pojok paling belakang, yang jarang dikunjungi orang.

Di sana, di antara tumpukan keris berkarat dan topeng kayu yang usang, duduk seorang pria tua. Kulitnya keriput seperti kertas perkamen kuno, matanya tajam namun terlihat kosong, seolah telah menyaksikan terlalu banyak hal. Di sampingnya, tersandar sebuah patung yang segera menarik perhatian Deni. Patung itu, setinggi lutut orang dewasa, bukan terbuat dari perunggu atau batu mulia, melainkan dari semacam kayu gelap yang tidak Deni kenali, mungkin kayu ulin yang menghitam karena usia. Bentuknya menggambarkan sosok manusia dengan wajah yang tercabik, seolah ditarik paksa dari dalam, dan kedua tangannya mengikat erat lehernya sendiri, dalam posisi mencekik. Ada detail mengerikan pada ukiran wajahnya; mata cekung yang memancarkan penderitaan abadi, urat-urat menonjol di leher yang tercekik, dan mulut yang menganga dalam jeritan bisu.

Deni mendekat, merasakan aura dingin memancar dari patung tersebut, bukan dingin fisik melainkan dingin yang menusuk ke tulang sumsum. "Berapa ini, Pak?" tanyanya, suaranya sedikit serak.

Pria tua itu mengangkat kepalanya perlahan, menatap Deni dengan sorot yang menelanjangi. "Untukmu, Nak, harga tidak penting. Yang penting… ia harus memiliki tuannya yang baru." Suara serak itu terdengar seperti gesekan daun kering, membawa nada misteri yang membuat bulu kuduk Deni meremang.

Deni adalah seorang skeptis sejati. Baginya, setiap artefak memiliki sejarahnya sendiri, namun ia selalu percaya bahwa nilai sejati terletak pada keindahan estetika dan kelangkaannya, bukan pada mitos atau takhayul. Patung ini, dengan keunikan dan nuansa gotik yang kuat, akan menjadi mahakarya terakhir dalam koleksi pribadinya. Ia membayangkan patung ini diletakkan di sudut ruang kerjanya yang bernuansa gelap, menjadi poin fokus yang sempurna.

"Saya ambil," kata Deni, tanpa menawar. Ia merasakan dorongan aneh, semacam urgensi untuk segera memiliki patung itu. Sebuah dorongan yang bukan berasal dari akal sehatnya sebagai kolektor.

Pria tua itu tersenyum tipis, senyum yang tidak mencapai matanya. "Bagus. Pilihan yang… tepat." Ia membungkus patung itu dengan kain beludru hitam yang sudah usang, seolah-olah patung itu adalah mahkota kerajaan yang baru saja diwariskan. Deni membayar sejumlah uang yang tidak terlalu besar, jauh di bawah nilai yang seharusnya untuk patung seunik itu. Namun, pria tua itu tidak peduli, ia hanya menerima uang itu dan buru-buru pergi tanpa sepatah kata lagi.

Sepanjang perjalanan pulang, Deni merasakan sesuatu yang aneh. Patung itu, meskipun terbungkus, terasa berat, bukan hanya dalam berat fisik, tapi juga berat yang menekan batin. Udara di dalam mobil terasa dingin, padahal AC tidak Deni nyalakan. Ia mencoba mengabaikannya, menganggapnya hanya sugesti dari cerita pria tua tadi.

Setibanya di rumah, sebuah rumah dua lantai bergaya modern minimalis yang dipenuhi koleksi seni, D...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp11.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Tuan Baru
Christian Shonda Benyamin
Novel
Gold
Fantasteen Bisikan Caroline
Mizan Publishing
Novel
MISTERI RUMAH BAMBU DI BUKIT WINGIT
Embart nugroho
Novel
Cerita Selepas Magrib
Sasa Herman
Komik
AVENDOR
Audhy R.H
Novel
Gold
Surat dari Kematian
Falcon Publishing
Flash
Gentayangan
Afri Meldam
Novel
Tales From the Beyond
Adri Adityo Wisnu
Novel
Bronze
Tangisan Tengah Malam
Franciarie
Novel
Bronze
Pesantren Dan Kutukan
Kamalsyah Indra
Cerpen
Bronze
Terjebak Dunia Arwah
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Telinga Kelima
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Dinding Tertawa
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Tukang Pos Terakhir
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Tumbal
Refy
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Tuan Baru
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Terjebak Dunia Arwah
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Dinding Tertawa
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Tukang Pos Terakhir
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kutukan Polaroid
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Arga
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Insomnia
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Rumah Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Batas Senja Berbisik
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Streamer Yang Tragis
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kakek Memanggil
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayangan Hitam Di Jendela
Christian Shonda Benyamin
Novel
Bronze
Di Balik Tirai
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Cermin Kegelapan
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Maut Di Kapal Tua
Christian Shonda Benyamin