Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Drama
Bronze
Titik-Titik Hitam
4
Suka
6,334
Dibaca

Keringat membasahi wajahnya, mengalir hingga membentuk jejak gelap di bantal yang kusut. Tubuh pria itu menggeliat, kedua tangannya meraba-raba udara, seolah mencari pegangan untuk melarikan diri dari perangkap yang ada di dalam mimpinya. Dia berteriak walaupun matanya masih terpejam. Perempuan di sampingnya terbangun oleh kegaduhan itu. Ia terkejut melihat suaminya seperti kesakitan. Sontak, perasaannya terselimuti kecemasan. Dengan penuh kehati-hatian, ia mengguncang tubuh pria itu, menyeka peluh di dahinya dengan saputangan yang mulai lembab. Berulang kali ia memanggil nama pria itu, berharap ia terbangun, namun tak berhasil.

Tubuh pria itu malah semakin meronta, sampai-sampai tubuhnya terhempas dari ranjang. Suara benturan keras menggema di kamar yang sudah dipenuhi kegaduhan. Namun pria itu tetap tak segera bangun. Lantai dingin menempel di kulitnya yang basah oleh peluh, dan sesaat suasana terasa begitu mencekam, seperti ada sesuatu yang tak terlihat merayap di antara kegelapan.

Perempuan itu merangkak perlahan ke ujung kasur dengan tubuh yang gemetar hebat, seperti daun kering tersapu angin malam. Begitu ia mendongak, pandangannya langsung terpaku kepada pria itu. Ketakutan membuat tubuhnya membeku. Lidahnya kelu. Tak mampu menyusun kata atas apa yang dilihatnya: 

Kulit pria itu merah membara. Ia mengerang, suara nyerinya memenuhi seluruh sudut kamar. Lalu, dalam hitungan detik, sesuatu yang tak terbayangkan terjadi. Dari balik kulitnya yang meradang, bulu hitam legam bermunculan, tumbuh dengan cepat seperti rumput liar di musim hujan. Ekor panjang melesat dari atas duburnya, diiringi perubahan bentuk wajah—moncong hitam perlahan terbentuk menggantikan mulut manusia yang dahulu ia kenal.

Si perempuan melebarkan rahangnya, bibirnya menganga, namun suaranya tak kunjung keluar. Hanya setelah perubahan itu sempurna—saat pria itu sepenuhnya menjadi seekor anjing hitam legam—jeritan yang tertahan akhirnya meledak. Suara itu memecah keheningan malam, melesat hingga ke rumah-rumah tetangga yang masih terlelap. Fajar belum menyingsing, tetapi dunia di sekitarnya sudah terguncang oleh ketakutan yang entah akan membawa apa.

***

Asep terbangun pada sebuah realitas yang ganjil, seolah dunia telah melarikan diri dari segala kewajaran. Ia mendapati dirinya terapung di atas permukaan air yang terhampar luas, begitu tenang hingga tampak tak bernapas. Matanya menoleh ke kiri dan ke kana...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp10.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Dalem banget bang ceritanya
Sama-sama. Semangat ya !! Ceritanya menarik dan menghibur.
@darmalooooo : makasih kak udah baca cerpennya
@floradarmaxu terimakasih banyak kak
Ngeri2 sedap storynya.
Rekomendasi dari Drama
Cerpen
Bronze
Titik-Titik Hitam
Galang Gelar Taqwa
Novel
Bronze
Jatuh Dari Langit
Joannes Rhino
Novel
Bronze
Keluarga, Ideologi, dan Elegi
Dodi Spur
Skrip Film
RETORIKA IBU
Lukyana Arsa
Novel
Gold
KKPK The Giant Cat
Mizan Publishing
Skrip Film
ARUNIKA HOSPICE
Ratna Arifian
Komik
Berharap Indah
AmaySa
Skrip Film
i want you to be fine (Script)
imajihari
Skrip Film
UP & DOWN
Geanita Nurfika
Cerpen
Bronze
Penggemar Ernest Hemingway
Sulistiyo Suparno
Novel
Rebuild The Club!
William Oktavius
Novel
30 Day's for Love
Ayuningsih
Novel
3 Titik Cinta Saturnus & Venus
제천대성
Novel
Gold
PBC Irish
Mizan Publishing
Cerpen
Bronze
KDRT: Kebohongan Dalam Rumah Tangga
Susanti
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Titik-Titik Hitam
Galang Gelar Taqwa
Cerpen
Bronze
Di Persimpangan Musim Persephone
Galang Gelar Taqwa
Cerpen
Bronze
Cerita Calon Koruptor
Galang Gelar Taqwa
Cerpen
Bronze
Semestaku yang Porak-poranda Karenamu
Galang Gelar Taqwa
Cerpen
Bronze
Pasar Bisa Diciptakan
Galang Gelar Taqwa
Cerpen
Bronze
Kujang
Galang Gelar Taqwa
Cerpen
Bronze
Bau yang Menyeruak dari Mayat Sahabatku
Galang Gelar Taqwa
Cerpen
Bronze
Serupa Daun-daun
Galang Gelar Taqwa
Cerpen
Bronze
Sabda Pasar
Galang Gelar Taqwa
Cerpen
Bronze
Buku-Buku di Penjara
Galang Gelar Taqwa
Cerpen
Bronze
Cinta Buta
Galang Gelar Taqwa
Cerpen
Bronze
Pietist
Galang Gelar Taqwa
Cerpen
Bronze
Simulasi Mati
Galang Gelar Taqwa
Cerpen
Bronze
Di Penghujung Hari
Galang Gelar Taqwa
Cerpen
Bronze
Aku Bersimpuh di Hadapan Kopi yang Tengah Ku Seduh
Galang Gelar Taqwa