Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Self Improvement
Bronze
Titik Nol Orde Baru : evolusi kucing penjaga lapak
1
Suka
391
Dibaca

Lapak Subuh: Rio, Opet, dan Janji Dingin Fajar

​Kota yang Bergetar dan Aroma Amis yang Hangat

​Di salah satu gang yang ada di kota, sebuah gang yang menjadi urat nadi antara perumahan padat dan pasar tradisional, hiduplah seorang pemuda sederhana. Namanya Rio. Rio bukan nama yang terdengar megah, namun di balik kesederhanaannya, ia memanggul tanggung jawab yang besar: menjadi pedagang ayam potong.

​Rio menjalankan profesi ini dengan penuh dedikasi. Lapaknya terbagi dua: yang utama berada di dalam pasar kota. Sebuah medan pertempuran harian di mana setiap pedagang berebut perhatian pembeli. Lapak kedua, yang lebih intim dan personal, berada tepat di depan rumahnya sendiri, di sudut gang sempit. Lapak depan rumah ini adalah pos komando cadangan, baru dibuka ketika stok di pasar kurang atau sedikit. Namun, bagi Rio, lapak rumah adalah tempat paling suci, tempat ia menyiapkan barang terbaiknya sebelum fajar menyingsing.

​Pagi itu, suasana dingin cukup menusuk tulang, jenis dingin yang memaksa uap napas keluar seperti asap. Pukul 04.30, saat kebanyakan warga kota masih terlelap dalam selimut tebal, Rio sudah beraktivitas. Ia mengenakan kaus oblong tebal berlengan panjang dan celana training usang, namun gerakannya lincah dan tanpa keluhan. Ia adalah salah satu anomali di tengah kegelapan subuh.

​Dia menjalani rutinitas pagi: mengeluarkan freezer tua yang kelak menjadi tahta kekayaan dan obsesi ke teras lapak, menata timbangan, dan menyiapkan baskom-baskom berisi es batu kristal yang disiapkan semalaman. Melayani pembeli pertama, para pengecer sarapan yang membutuhkan suplai segera, ia melakukannya dengan senyum ramah yang tulus.

​Suasana subuh di lapak Rio adalah sebuah orkestra sensorik yang unik:

​Pendengaran: Di antara keheningan yang tersisa, mulai terdengar berisiknya suara mesin kendaraan. Motor-motor matic yang melintas terburu-buru, diselingi deru truk pasar yang berat. Rio harus meninggikan suara sedikit untuk melayani pembeli, namun ketenangan dalam nadanya tidak pernah hilang.

​Penciuman: Aroma amis ayam, yang seharusnya mengganggu, bagi Rio justru berpadu harmonis dengan bau asap knalpot yang sesekali menyergap, dan lembabnya embun pagi. Ada sensasi kontras antara dinginnya es batu dan kehangatan dari secangkir kopi hitam yang diletakkan Rio di sudut lapak.

​Penglihatan: Subuh masih cukup gelap, Rio mengandalkan lampu neon kuning yang redup, lampu yang membuat lapaknya tampak seperti sebuah panggung teater kecil di tengah kegelapan gang. Di bawah cahaya itu, ayam-ayam potong tampak memancarkan warna pucat yang bersih, tanda kualitas yang ia jaga mati-matian.

​Rio, di tengah semua kontras itu, tetap terlihat segar berseri. Tak ada keluhan. Ia bukan hanya menjual ayam; ia menjual kualitas dan integritas di setiap potongannya. Prinsipnya sederhana: kesegaran di atas segalanya.

​ Bayangan Hitam di Tepian Lapak

​Di suatu pagi yang dingin, ketika Rio sedang sibuk menata rat...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Self Improvement
Cerpen
Bronze
Titik Nol Orde Baru : evolusi kucing penjaga lapak
Bang Jay
Cerpen
Tiket Sekali Jalan ke Diri Sendiri
Penulis N
Cerpen
Sinden Jugala
Lail Arahma
Cerpen
Alasan Orang Indonesia Beremigrasi Keluar Negeri
Yovinus
Novel
Bronze
AKU TAK PERNAH MEMBENCI DIRIMU
Muhammad Abdul Wadud
Flash
THE UNSUNG MELODY
Flora Darma Xu
Flash
Bronze
Nostalgia
SIONE
Flash
Hidup yang Katanya Normal
El falach
Flash
Di Balik Mata Pisces: "Ketika Mimpi Bertemu Realita"
Alya Nazira
Flash
Bukan Malin Kundang
Nurul Arifah
Cerpen
Bronze
Buku Kecil
Novia Sekar Arum
Novel
Berdiri Di Ambang Dunia
Asep Saepuloh
Cerpen
Aku untuk Diriku Part 2
Dyah
Novel
Elvaria Genesis
Shinmetsu Naoya
Flash
Bisakah Aku Jadi Dewasa?
lidia afrianti
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Titik Nol Orde Baru : evolusi kucing penjaga lapak
Bang Jay
Novel
Bronze
Warisan Oren
Bang Jay
Cerpen
Bronze
Belukar diladang Hati
Bang Jay
Cerpen
Bronze
Panen Manggis, Nyawa hampir Menangis
Bang Jay
Cerpen
Bronze
Keringat dan Luka
Bang Jay
Novel
Bronze
Dari Kuli turun ke Hati
Bang Jay
Cerpen
Bronze
Antara Adab dan Persahabatan
Bang Jay
Cerpen
Bronze
Misteri Raja Ampat
Bang Jay
Novel
Antara mesin produksi dan hati yang remuk
Bang Jay
Cerpen
Bronze
Tentang Cinta
Bang Jay
Cerpen
Bronze
Mencari Jati Diri
Bang Jay
Cerpen
Bronze
Aroma rezeki depan Mesjid
Bang Jay
Cerpen
Bronze
Pohon Beringin Saksi Bisu
Bang Jay
Cerpen
Mancing gaya. Ikan Raya
Bang Jay
Cerpen
Bronze
Gembel di Tanah Asing
Bang Jay