Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Di Hutan, aku terbangun sendirian tanpa ada orang lain yang menemaniku. Orang Tuaku, Paman, Bibi, Kakek, Nenek juga tidak ada disini bersamaku. Aku benar-benar sendirian dalam gelapnya malam, kebingungan mencari jalan keluar. Hutan itu juga terlihat menyeramkan karena langit yang gelap, tapi terlihat indah juga di waktu yang sama. Namaku Clyde, dan aku akan menceritakan Petualangan ku- bukan, kami.
Disaat aku kebingungan mencari jalan keluar dari hutan, aku bertemu sesosok makhluk yang membawa sabit besar, dia terlihat sangat mengerikan.
"Clyde, kenapa kamu kembali lagi kesini, tidak seharusnya kamu ada disini," sebut makhluk itu.
"Apa maksudmu seharusnya aku tidak ada disini! Lagi pula siapa dirimu ini!," bentak ku terhadap makhluk itu.
"Aku membuatmu takut ya?, maaf," makhluk itu menjawab dengan pelan.
"Kau belum menjawab pertanyaan ku sebelumnya!," bentak ku.
"Oh ya perkenalkan, namaku Greem sang pencabut nyawa," jawab makhluk itu.
"Pe-pe-pencabut nyawa?, artinya kau ingin mengambil nyawaku?, tidak! aku tak ingin mati secepat ini," jawab ku dengan perasaan takut.
"Clyde, kau sudah-," Greem berhenti bicara untuk sesaat.
"Hmph, baiklah Clyde semoga kamu bisa lebih tenang dan damai setelah perjalanan ini, selamat tinggal, nanti kita bertemu lagi," ucap Greem yang perlahan hilang dari pandangan mataku.
"Tunggu maksudmu apa tentang lebih tenang, damai, perjalanan?, Greem!," Greem benar-benar hilang dari pandangan mataku.
Setelah si pencabut nyawa yang bernama Greem itu hilang, aku melihat peta yang sepertinya jatuh dari genggaman Greem. Apakah peta itu yang di maksud 'perjalanan' oleh Greem?, di peta itu juga berisi penjelasan bahwa aku harus menemukan tiga Relik. Tapi masalahnya adalah di penjelasannya, tidak ada penjelasan pasti apa fungsi dari tiga relik itu, yah mau tidak mau aku harus mengikuti rute peta ini, dengan harapan menemukan jalan keluar dari hutan yang besar ini.
Setelah beberapa menit berjalan mengikuti rute peta, aku malah bertemu dengan seekor beruang grizzly besar yang sedang tertidur dibawah pohon, aku harus melewati beruang itu karena menurut rute peta aku harus jalan lebih jauh lagi tapi, aku tak sengaja menginjak ranting kayu kecil yang malah membuat beruang itu bangun.
"Aduh, kenapa aku harus menginjak kayu nya sih, waduh dia bangun lagi," ucap ku.
"Hoahh! Selamat pagi eh, ternyata malam?, aku baru bangun hibernasi atau apa ya? Ah tidak mungkin, kemungkinan hibernasiku kan beberapa hari lagi, atau beberapa jam lagi ya? Ah sudahlah. Oh iya, sepertinya tadi aku mendengar sesuatu yang membuat ku bangun, coba ku lihat di belakang-," ucap beruang yang baru bangun itu sembari melihat ke belakang.
"Ma-ma-manusia!!?" beruang itu terkejut.
"Be-be-beruang yang bisa bicara!??" Kejut ku.
"Ini tidak masuk akal, tidak mungkin beruang bisa bicara, apalagi menggunakan bahasa manusia!" Ucap ku.
"Hei bocah, dunia itu bekerja dengan konsep yang aneh jadi biasakan lah dirimu. Omong-omong apa yang kamu lakukan sampai-sampai masuk ke dalam hutan yang besar ini? Dalam keadaan malam lagi. Tenang aku tidak akan memakan mu, manusia bukan selera ku," ucap beruang itu sambil melihat sekeliling hutan.
"Yah, terserahlah apa katamu. Sebenarnya aku juga bingung kenapa aku bisa berada di hutan ini, karena saat aku bangun tiba-tiba aku sudah berada disini. Tujuan ku adalah mencari jalan keluar dari hutan ini, dengan mengikuti rute peta yang dijatuhkan Greem si pencabut nyawa, dan menemukan relik yang belum ku ketahui apa fungsinya," penjelasan ku.
"Pencabut nyawa ya, baiklah kalau begitu aku akan menemanimu untuk mencari jalan keluar dari hutan ini. Oh iya, perkenalkan namaku Akum, siapa namamu?" jawab beruang itu.
"Namaku Clyde, tapi kamu serius ingin menemaniku mencari relik itu dan sekaligus mencari jalan keluar dari sini?" Tanya ku pada Akum.
"Tentu Clyde, Akum si beruang grizzly yang keren ini akan siap menemanimu, melindungimu, dan membantumu! Yah, sebenarnya sih jujur saja, sejak kecil kalau aku terbangun di tengah malam pasti saja aku akan sulit melanjutkan tidurku, jadi ya daripada aku bosan menunggu bisa melanjutkan tidurku atau tidak, lebih baik aku melakukan kegiatan saja, seperti menemanimu ini," jawab Akum.
"Oh begitu ya, pantas saja. Omong-omong terimakasih ya Akum kau ingin menemaniku saja sudah sangat membantu," jawab ku.
"Tenang saja!" Jawab Akum.
Kami berdua sudah berjalan selama sepuluh menit lebih, tapi kami masih belum bisa menemukan benda yang mendekati dengan 'relik' itu. Jadi kami memutuskan istirahat sejenak dibawah pohon yang terasa hangat, yah sebenarnya itu karena bulu lembutnya Akum sih. Beberapa menit kami melihat sekitar, sampai pada akhirnya kami melihat sesuatu yang menarik, benda itu berwarna cokelat tapi berkilau seperti kristal. Kami merasa yakin bahwa itu adalah salah satu relik yang kami cari, akhirnya kami mendekati benda itu tapi, tiba-tiba.
"Clyde, sepertinya itu termasuk relik yang kita cari ya?" Tanya Akum.
"Kelihatannya seperti itu, kita harus segera mengambilnya," jawab ku.
Srettt!
"Akum! Ada hewan yang mengambil benda itu," seru ku.
"Kita harus mengejarnya! Haduh cepat sekali dia, kita harus cegat dia dari dua arah, ayo berpencar!" Seru Akum.
"Mau main sembunyi-sembunyi ya?, baiklah akan ku turuti. Ketemu kau! Hei jangan lari!" Ucap Akum.
"Clyde!" Seru Akum.
"Hiya! Kena kau!" Seru Akum.
"Hei, aduh lepaskan tanganmu!" Bentak hewan yang terlihat seperti rakun itu.
"Tidak akan, aku tidak akan melepaskan mu sebelum kamu memberikan benda itu ke Clyde," jawab Akum.
"Benda ini? Ini kan makanan," jawab rakun itu.
"Itu bukan makanan, itu benda yang sedang kami cari untuk bisa menemukan jalan keluar dari sini," jelas ku.
"Jalan keluar? Oh benar juga, kenapa bisa ada manusia di tempat seperti ini," jawab si rakun.
"Baiklah, akan kuberikan benda ini padamu, asal beruang ini harus melepaskan ku, aku nggak akan kabur kok, serius," ucap si rakun.
"Baiklah," respon Akum.
"Aku akan membuka petanya untuk melihat apakah akan muncul sebuah petunjuk? Akum! Ini benar! Kita menemukannya! Ini adalah salah satu dari relik yang kita cari. Katanya relik ini bernama 'Soul of the Powerful Bear'!" Jelas ku.
"Bear? Bear kan artinya beruang apa ada hubungannya dengan ku ya?" Tanya Akum.
"Lihat, aku nggak kabur kan, aku ini rakun yang selalu menepati janji tau. Tapi tunggu, bisa jelaskan kenapa manusia ini bisa ada disini?, ini kan sudah jauh sekali dari tempat para manusia tinggal," tanya rakun itu.
"Aku perjelas, manusia ini bernama Clyde, Clyde juga bingung kenapa dia bisa ada disini, karena bangun-bangun dia sudah berada di hutan yang gelap ini. Dan katanya dia bertemu pencabut nyawa yang bernama Greem, dan peta yang sekarang di pegang oleh Clyde itu terjatuh dari genggaman Greem, peta itu menjelaskan bahwa Clyde harus menemukan tiga relik, untuk keluar dari sini," penjelasan Akum pada si rakun.
"Pencabut nyawa, artinya peta itu adalah semacam petunjuk ya? Ya, ya aku mengerti sekarang. Oh iya, aku lupa memperkenalkan namaku, aku Bilbil. Nama kalian Clyde dan Akum kan?" jawab si rakun.
"Aku jadi ingin ikut, boleh kan? Aku bosan disini terus, kerjaan ku hanyalah mencari makan secara terus-menerus, sudah begitu makanannya itu-itu saja. Dengan ikut kalian, aku bisa menjelajahi hutan ini dengan lebih luas lagi dan... bisa saja aku menemukan makanan-makanan baru, hehe," ucap Bilbil.
"Ehm aku mengerti, baiklah Bilbil kamu boleh ikut dalam perjalanan ini, lebih banyak teman akan lebih baik bukan... Ini artinya masih dua relik lagi yang harus kita temukan, tapi sayang sekali kita tetap tidak mengetahui fungsi dari relik ini," jawab ku.
"Tenang saja Clyde, kita pasti akan tau fungsinya nanti, aku yakin. Lebih baik kita lanjut jalan sesuai rute peta itu," jawab Bilbil
"Oh Clyde, sepertinya kamu sudah terbiasa dengan cara kerja dunia yang aneh ini ya? Hehe. Benar kata Bilbil lebih baik kita melanjutkan perjalanan ini," ucap Akum sambil tersenyum.
Kami bertiga sudah sampai di tengah-tengah rute peta itu, tapi relik kedua itu belum terlihat sama sekali. Pada akhirnya kami melanjutkan perjalanannya lebih jauh, bahkan hampir mendekati akhir petanya, tapi tetap saja tidak menemukan petunjuk seperti sebelumnya. Sampai aku melihat hewan rubah yang sepertinya membawa sesuatu yang berkilau.
"Kalian lihat rubah yang disana? Sepertinya dia membawa benda yang berkilauan, apa itu relik?" Tanya ku.
"Sepertinya begitu, aduh dia menyadari kita, tunggu dia kabur!" Jawab Bilbil.
"Tidak salah lagi, kalau dia kabur seperti itu, artinya itu pasti relik. Huhh, kita main kejar-kejaran lagi ya? Baiklah, ayo!" ucap Akum.
Kami mengejar rubah itu, tapi hal yang tak terduganya adalah, ternyata rubah itu sudah memasang banyak sekali jebakan, kami benar-benar kewalahan. Tidak ada cara lain lagi, kami harus membuat dia terkepung di tempat sempit.
"Akum, Clyde! Di sebelah sana ada gua sempit, agar lebih mudah mendapatkan relik itu, kita harus membuat dia kesana! Ucap Bilibil.
"Jaga jarak! Kepung dia!" Suruh ku.
Rubah itu terkepung oleh kami di gua yang sempit.
"Siapa kalian ini?! Kenapa kalian mengejarku? Tunggu, kalian punya relik yang lain?" Tanya rubah itu.
"Seharusnya kami yang bertanya kenapa kamu mempunyai relik itu juga," tanya Akum.
"Hah? Aku harus mengumpulkan relik ini, karena ada jiwa-jiwa jahat yang ingin menggunakan relik ini untuk sesuatu yang buruk!" Jawab si rubah.
"Tunggu, tunggu, maaf sudah membuatmu tidak nyaman, tapi aku juga perlu relik itu demi bisa keluar dari hutan ini," sebut ku.
"Keluar? Apa hubungannya dengan relik-relik ini? Bila ingin keluar, kamu bisa keluar sendiri tanpa harus menggunakan relik ini," sebut si rubah.
"Menurut peta, aku harus bisa menemukan tiga relik agar bisa keluar dari hutan ini. Peta ini dijatuhkan oleh pencabut nyawa bernama Greem," jelas ku.
"Ada tiga? Pencabut nyawa? Itu artinya aku harus ikut kalian, kita kerja sama untuk menemukan relik ketiga itu, karena sepertinya aku mengerti cara agar kamu bisa keluar dari sini. Sebagai jaminan untuk membuat kalian percaya padaku, aku akan menyebutkan namaku, aku Tikon," ucap si rubah.
"Hmm, kenapa tiba-tiba kau bilang relik-relik itu bisa membuat Clyde keluar dari sini? Bukannya kau bilang tadi tanpa relik pun, Clyde bisa keluar?" Tanya Bilbil.
"Maaf sebelumnya, karena setelah aku melihat petanya. Peta itu mengingatkan ku pada sesuatu yang harus aku lakukan, tapi masih kurang jelas sesuatunya itu apa," jawab rubah itu.
"Begitu ya, Clyde kamu sudah melihat petanya lagi? Apakah ada penjelasan tentang relik yang Tikon bawa?" Tanya Akum.
"Ada! menurut penjelasan disini, relik yang dibawa Tikon bernama 'Soul of the Nimble Raccoon'," jawab ku.
"Raccoon? Apa artinya relik-relik ini berhubungan dengan kami? Seperti sebelumnya, relik yang pertama bernama 'Soul of the Powerful Bear' yang sepertinya ada hubungannya dengan Akum. Dan relik yang dibawa Tikon 'Soul of the Nimble Raccoon' kemungkinan ada hubungannya dengan diriku sendiri. Jika spekulasi ku ini benar, berarti mungkin relik ketiga ada hubungannya dengan Tikon!" Jelas Bilbil.
"Itu bisa saja terjadi! Sebaiknya kita ikuti rute peta itu lagi, lebih cepat lebih baik bukan? Disepanjang jalan juga, aku akan berusaha mengingat 'sesuatu' itu apa," Ucap Tikon.
Kami berempat mengikuti rute peta itu, berharap bisa menemukan relik terakhir itu, dan akhirnya kami menemukan relik terakhir itu. Tapi ada yang berbeda, sepertinya kami mendapatkan relik terakhir ini tanpa ada hambatan apapun, tapi ternyata aku salah, jiwa-jiwa jahat yang disebut Tikon mengikuti kami. Mereka mengejar kami, berusaha mendapatkan tiga relik yang sudah kami dapatkan.
"Argghh, mereka selama mengikuti kita! Pantas saja aku merasa ada yang aneh daritadi! Enak saja mereka ingin mengambil relik-relik yang sudah susah payah kita kumpulkan ini," ucap Tikon dengan murka.
"Yah, mereka memang benar-benar jahat, tapi pertanyaan ku adalah, kenapa mereka ingin relik-relik ini?" Tanya Akum.
"Mereka semua ingin keluar-, keluar?! Cepat! Kita harus mencari tempat sepi untuk bersembunyi!" Jawab Tikon dengan tergesa-gesa.
Bilbil akhirnya menemukan tempat yang cocok untuk bersembunyi, tempat itu sangat sepi. Tikon benar-benar terlihat sangat serius, apa mungkin dia ingat 'sesuatu' itu.
"Clyde! Bisa tolong kau lihat lagi peta itu, apa ada petunjuk atau penjelasan yang muncul setelah kita menemukan relik ketiga ini?!" Tanya Tikon yang terlihat tergesa-gesa.
"Baik, ada! Disini tertulis bahwa relik ketiga itu bernama 'Soul of the Clever Fox', ini artinya kita sudah menemukan semua reliknya!" Jawab ku.
"Spekulasi ku ternyata benar, relik-relik ini ada hubungannya dengan ku, Akum, dan kau Tikon," ucap Bilbil.
"Seratus persen benar!" Ucap Akum dengan gembira.
"Boleh ku bawa tiga reliknya, semoga dengan ku bawa reliknya bersamaan, aku mengingat semuanya," pinta Tikon.
Aku memberikan tiga relik itu pada Tikon sesuai kemauannya, dia membawa relik itu dengan sangat serius. Harapan ku sangat tinggi pada 'sesuatu' yang Tikon bicarakan.
"Pintu! Pintu! Tunggu, kunci! Kunci! Kunci relik! Aku ingat! Relik-relik ini termasuk semacam kunci! Dimana ada kunci pasti ada pintu!" Jelas Tikon dengan penuh semangat.
"Pintu? Mana mungkin di hutan ini ada pintu kalau ada juga, mungkin pintu itu sudah rusak lama sekali, maksudmu pintu rumah kan?" Tanya Bilbil.
"Haduh, Bukan pintu seperti itu Bilbil, anggap saja pintu itu seperti pintu raksasa, uhhh tembok, seperti tembok raksasa! Sayangnya tembok raksasa itu akan memblokade jalan kita dan tembok itu juga tidaklah kasat mata, jadi kita tidak bisa melihatnya, tapi aku yakin kita pasti bisa menemukannya. Dan relik itu, seperti halnya kunci untuk membuka dan menutup pintu. Oh ya, aku juga akan jawab pertanyaan Akum sebelumnya, jadi jiwa-jiwa itu juga ingin keluar dari hutan ini karena sepertinya mereka sudah muak tinggal dihutan ini " jelas Tikon.
"Seperti sebelumnya yang aku katakan pada Clyde, Bilbil biasakan lah dirimu, dari dulu dunia ini memang sudah bekerja dengan konsep yang aneh, haha," jelas Akum sambil tertawa.
"Ya maaf, kukira 'pintu' itu maksudnya pintu rumah, aku terlalu bersemangat setelah kita menemukan relik ketiga. Ini artinya kita sudah sangat dekat dengan jalan keluar yang Clyde tunggu-tunggu!" Jelas Bilbil.
"Syukurlah, berarti bertemu kalian memanglah bagian dari perjalanan ini, petunjuk, dan teman terbaik! Tapi sepertinya kita harus segera mencari 'pintu' itu, bila kita terlalu lama disini, jiwa-jiwa itu akan segera menyadari kalau kita berada disini," ucap ku.
"Heh! Ayo kita mulai lagi acara lari-lari nya! Ucap Akum dengan penuh semangat.
Kami berlari sekuat tenaga dari jiwa-jiwa jahat itu, mereka menjadi lebih cepat dari sebelumnya. Sampai pada akhirnya Akum yang sedang semangat mengelabui mereka menabrak sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh mata kita, sepertinya itu adalah 'pintu' yang dijelaskan Tikon sebelumnya.
"Aduh, pusing kepalaku, apaan sih yang kutabrak ini!? Tak kasat mata? Clyde, Bilbil, Tikon aku menemukan pintunya!" Seru Akum.
"Cepat, kita harus segera membuka pintu ini! Akum, Bilbil aku minta tolong kalian urusi para jiwa-jiwa itu, biar Clyde bersama ku dia akan lebih aman denganku. Aku akan berusaha membuka pintu ini dengan cepat," Pinta Tikon.
"Siap!" Jawab Akum dan Bilbil secara bersamaan.
"Aku juga ingin membantu," ucap ku.
"Tidak perlu Clyde, kau tunggu saja disini, dengan kau ada disampingku saja sudah sangat membantu," ucap Tikon sambil tersenyum.
Tikon berusaha keras untuk membuka pintunya menggunakan relik-relik itu, cara Tikon untuk membuka pintu itu membuat ku pusing, karena terlihat sangat rumit, pantas saja daritadi dia bilang harus cepat-cepat. Dan khirnya dia berhasil membuka pintunya.
"Owwyaa! Berhasil terbuka! Clyde, Akum, Bilbil cepat masuk, kita harus cepat menutup pintunya lagi! Agar mereka tidak bisa masuk!" Ucap Tikon.
"Ayo Clyde," seru Akum sambil membawa diriku.
"Arrggh, beberapa dari mereka masuk! Clyde, kau pergilah bersama Akum! Kamu harus bisa keluar dari sini. Biar aku dan Bilbil yang urus disini!" Ucap Tikon.
"Ta-tapi," jawab ku dengan perasaan takut terjadi apa-apa dengan mereka berdua.
"Heh! Tenang saja biar aku yang urus jiwa-jiwa menjengkelkan ini, karena aku adalah 'Nimble'! Dan Tikon adalah 'Clever'!" Ucap Bilbil dengan penuh semangat.
"Cepat, Tikon si 'Clever' ini juga bisa pusing mikir loh," ucap Tikon sambil tersenyum.
Aku dan Akum pergi melanjutkan perjalanan, meninggalkan mereka berdua yang sedang mengurusi jiwa-jiwa jahat itu. Sampai Akum dan aku melihat semacam portal yang sepertinya itulah jalan keluarnya, tapi ada sesuatu yang tidak terduga terjadi.
"Itu portal ya? Itu pasti jalan keluarnya Clyde!" Ucap Akum.
Sringgg!
"Heehh, apa-apaan! Salah satu dari jiwa jahat mengikuti kita? Dia bawa pisau lagi," ucap Akum.
"Untung saja kita tidak terkena serangan pisaunya tapi Akum, sepertinya target utamanya adalah diriku sendiri," jelas ku.
"Aku tidak akan membiarkannya menyerangmu, Clyde serahkan dia padaku, kamu tinggal tonton saja. Akum si beruang grizzly 'Powerful' yang keren ini akan mengalahkannya dengan telak! Eh, Salju sudah mulai turun ya? Baiklah, itu akan membuat adrenalin ku semakin tinggi! Jelas Akum dengan semangat yang membara.
Aku ingin membantu Akum untuk melawan jiwa jahat itu tapi, Akum bersikeras untuk melawannya sendiri. Dia selalu bisa menghindari serangan-serangan jiwa jahat itu bahkan Akum bisa menyerangnya dengan sangat fatal, dia memanglah si 'Powerful' yang sebenarnya. Pada akhirnya Akum memenangkan pertarungan itu, jiwa jahat yang menarget utamakan ku itu terjatuh dan perlahan menghilang.
"Ya! Rasakan itu dasar jiwa jahat yang menjengkelkan, aku yang menang! 'Soul of the Powerful Bear' memanglah diriku! Adu-duh, kenapa waktunya pas lagi klimaks begini, padahal lagi seru-serunya," jelas Akum yang awalnya penuh semangat lalu kelelahan.
"Akum, ada apa? Apa yang terjadi padamu?" Tanya ku.
"Clyde, kamu ingat dengan apa yang kukatakan tentang hibernasiku? Yah, sepertinya hibernasiku akan berlangsung sebentar lagi, karena musim dingin sudah hampir tiba, jadi aku akan tidur panjang. Maaf Clyde, aku tidak bisa menemanimu untuk masuk kedalam portal itu, kamu harus masuk sendiri kesana, hoaah aku mengantuk sekali," jelas Akum.
"Tenang saja Akum, kamu sudah terlalu lelah, kamu pantas mendapatkan istirahat yang panjang ini. Aku akan pergi sendiri kedalam portal itu tenang, aku bisa jaga diri kok, selamat tidur," salam ku pada Akum dengan bahagia.
Aku masuk ke dalam portal sendirian, setelah aku masuk ke dalam portal, portal itu menempatkan diriku ke depan rumahku, tapi anehnya rumah itu sepi. Aku memutuskan untuk masuk kedalam, tapi tidak ada siapapun, aku cari di seluruh ruangan tapi benar-benar tidak ada orang sama sekali. Pada saat aku bingung, portal itu muncul lagi, aku segera masuk kedalam dan portal itu menempatkan kan ku di dalam gereja.
"Di dalam gereja? Kenapa portalnya menempatkan ku kesini? Kenapa ada Ayah, Ibu, Kakek, Nenek juga disini? Tunggu, siapa yang ada di dalam peti mati itu, siapa yang mereka do'akan? Ehh, i-i-itu aku?? Apa yang terjadi, ini tidak mungkin terjadi! Ayah kau dengar aku? Ibu, Nenek? Kakek?? Tidak! Ini tidak mungkin terjadi, ini pasti mimpi! Ayo Clyde! Bangun! Bangun!" Ucap ku dalam keadaan panik dan bingung.
"Clyde," ada suara yang memanggilku.
"Suara itu, Greem! Cepat keluarkan aku dari mimpi ini! Kau pasti yang membuatku begini kan!" Bentak ku pada Greem.
"Clyde, tenanglah aku tau kamu menolak mempercayai ini, tapi inilah kebenarannya," jawab Greem.
"Kebenaran? Jelaskan padaku apa maksudmu kebenaran itu!" Tanya ku.
"Baiklah semoga kamu ingat akan semua ini, siap kan dirimu," jawab Greem.
Greem membawa ku ke berbagai tempat, sembari menjelaskan semuanya.
"Jadi saat kamu terbangun di hutan, sendirian, itu karena kamu sebenarnya sudah tiada. Kamu terbangun di hutan karena itu adalah tempat kamu menghembuskan nafas terakhir mu," jelas Greem dengan tenang.
"Jadi aku ini sudah tiada... Tapi kenapa aku terbangun lagi di hutan? Dan kenapa juga aku harus mengikuti rute peta yang kau jatuhkan untuk mencari relik-relik itu, apa maksudnya dari 'perjalanan' yang kau bicarakan?" Tanya ku.
"Aku sengaja menjatuhkan peta itu, bermaksud membuatmu menjadi lebih damai dan tenang dengan perjalanan yang seru, menerima kenyataan bahwa kamu sudah tiada, karena aku tahu apa yang ada di dalam hati dan pikiran mu. Kamu menolak percaya kalau kamu sudah tiada, sebenarnya kamu sudah tahu dari awal kan? Kalau kamu sudah tiada sebelumnya. Dan relik-relik itu, yah sebenarnya itu bagian dari perjalanan yang ku buat untukmu, sekali lagi aku hanya berusaha membuatmu menerima semuanya dengan perjalanan yang seru, anggap saja ini hadiah, walaupun ini bukan hadiah yang terlalu membahagiakan," jelas Greem.
"A-a-aku sangat minta maaf Greem! Aku sangat tidak sopan padamu selama ini, padahal kamu hanya berusaha membantuku untuk menerima semuanya, yah itu benar aku menolak, aku membuang jauh-jauh pikiran bahwa diriku sudah tiada selama ini. Lalu apa maksudnya aku bertemu dengan mereka bertiga?" Permintaan maaf dan tanya ku pada Greem.
"Ah tidak masalah, anak-anak memang biasa seperti itu. Ohh, Akum, Bilbil, dan Tikon ya? Mereka adalah manifestasi dari kebahagiaanmu pada saat kamu masih sangat kecil, kamu benar-benar bahagia pada saat orang tuamu membawa mu ke kebun binatang, utamanya pada saat kamu bertemu beruang, rakun, dan rubah, kamu benar-benar sangat senang lebih dari saat melihat hewan yang lain. Aku juga membuat mereka menemukanmu agar kamu tidak sendirian saja dalam perjalanan ini, mereka memang buatanku dan mereka menyadarinya pada saat 'pencabut nyawa' atau namaku disebut, tapi aku selalu membuat mereka sendiri bertanya-tanya kenapa mereka seperti familiar akan dua kata itu. Mereka juga punya pikiran sendiri, jadi sifat mereka yang bervariasi bukan aku yang mengaturnya, ini bertujuan agar perjalananmu terasa lebih realistis, dan mereka juga adalah makhluk yang benar-benar hidup," jelas Greem dengan sangat tenang.
"Dengan mendengar perjelasan mu ini aku semakin merasa bersalah padamu Greem, aku benar-benar minta maaf... Lalu bagaimana bisa aku menghembuskan nafas terakhir ku di tempat yang tak lazim seperti ini? aku tidak ingat sama sekali tentang hal itu," tanya ku.
"Sudah kubilang, tidak masalah itu adalah hal yang wajar. Bagaimana kamu bisa menghembuskan nafas terakhir mu disini ya? Singkat saja kamu dibunuh, bukan olehku tentunya bahkan membunuh bukanlah tugasku, jadi ada orang gila yang pikirannya hanyalah membunuh dan membunuh, dan orang itulah yang membunuhmu," jelas Greem.
"Aku dibunuh? bagaimana bisa itu terjadi? Dan seterusnya bagaimana keadaan pembunuh itu?" Tanya ku.
"Pada saat keluargamu mengajakmu piknik, sebelum musim dingin tiba, kamu bermain terlalu jauh sampai ke arah hutan, kamu tidak menyadari bahwa ada orang yang mengikuti mu. Disaat kamu tidak siaga, pembunuh itu menusuk mu menggunakan pisau dari belakang lalu dia kabur, sampai kamu sudah tidak kuat lagi untuk terus hidup dan keluargamu mencari-cari mu sampai akhirnya mereka menemukan mu yang sudah tak bernyawa. Kamu menanyakan keadaannya ya? Heh! Sebenarnya aku tidak berniat menceritakan keadaannya padamu tapi baiklah, keluargamu melapor pada polisi dan pada akhirnya dia terkepung oleh para polisi itu, dia hampir ingin ditangkap, tapi dia curang!" jelas Greem.
"Curang? maksudmu?" Tanya ku.
"Dia, bunuh diri. Dasar pengecut! Kamu pasti ingat kan dengan jiwa jahat terakhir yang mengejarmu bersama Akum? Yah, itu jiwa si pembunuhnya. Aku tak habis pikir dengan orang gila itu, walaupun dia sudah menjadi jiwa yang terkutuk tapi dia tetap saja ingin membunuh 'orang' yang sebelumnya sudah dia bunuh. Oh ya, jiwa-jiwa jahat itu memanglah nyata dan hanya kamu, Akum, Bilbil, Tikon dan aku yang bisa melihatnya, atau mungkin orang yang mengerti tentang spiritual juga bisa ya?" jelas Greem.
"Dia benar-benar gila! Sekali lagi Greem, aku ingin minta maaf kepadamu dan berterimakasih karena sudah memberikan hadiah terakhir untuk membuatku lebih bahagia, lebih tenang dan damai, aku sangat menghargai hadiahmu itu dan sekarang aku sudah bisa menerima kenyataan ini. Tapi apa aku boleh bertanya lagi?" Jelas ku.
"Tenang saja! Aku terima penghargaan itu darimu. Tentu saja boleh, apa yang ingin kamu tanyakan?" Tanya Greem.
"Uhm, keadaan mereka bertiga bagaimana sekarang?" Tanya ku.
"Haha, akhirnya kamu menanyakan ini, lihatlah kesana," jawab Greem yang tertawa senang sambil menunjuk pada tempat portal pertama.
"Hei! Clyde! Kamu lihat kami kan? Kamu menanyakan kami ya? Tenang, kami baik-baik saja! Ucap Bilbil dan Tikon.
"Hei Clyde, lihat! Aku temukan makanan baru loh! Serius, ini enak banget, kata Tikon ini namanya buah Blueberry! Nyam nyam! Harapan ku terwujud!" ucap Bilbil.
"Clyde! Karena relik-relik yang kamu temukan ini, aku berhasil mewujudkan harapanku! Aku berhasil membuat hutan ini menjadi lebih asri dari sebelumnya! Banyak tumbuh-tumbuhan dan bunga yang bermekaran lagi! Dan yang jelas, kami berhasil mengalahkan jiwa-jiwa jahat yang menjengkelkan itu, jadi jangan khawatir lagi!" jelas Tikon.
"Jadi itu harapan mu ya Tikon! Aku baru tahu. Syukurlah kalian baik-baik saja! Harapan kita semua terwujud!" Seru ku.
"Uhh, Clyde sepertinya Akum tidurnya sudah terlalu nyenyak, maaf ya dia mungkin tidak akan mengatakan apa-apa padamu, bahkan salam pisah padamu mungkin juga tidak bisa," ucap Bilbil.
"Enak saja kamu Bilbil! Aku ini masih punya sedikit kesadaran untuk mengatakan sesuatu tahu. Clyde, harapan ku terwujud, aku berhasil menemanimu, melindungimu, dan membantumu, bahkan sekarang aku berhasil melihatmu bisa keluar dari hutan ini! Selamat istirahat dan damai-damai ya disana!" Ucap Akum.
"Apa sudah cukup, Clyde?" Tanya Greem yang sudah menyiapkan portal kedunia lain.
"Aku pasti akan rindu mereka, tapi aku memang seharusnya tidak ada didunia ini, aku sudah siap kesana Greem," jawab ku.
"Kamu benar-benar sudah damai ya? Tenang saja jika kamu rindu mereka, aku akan memanggil mereka untuk bertemu denganmu. Yah, portal ini akan membawamu ke dunia setelah kematian, kamu bisa lebih tenang disana, akan kutemani," jelas Greem.
"Baiklah, tapi tunggu, aku ingin salam perpisahan pada mereka. Akum, Bilbil, Tikon! Sampai Jumpa lagi ya! Aku akan sangat rindu kalian nanti," ucap ku.
"Hikks, aku juga akan rindu kamu Clyde!" Jawab Bilbil sambil menangis.
"Hei, Bilbil sudah-sudah jangan menangis lagi, kita pasti bisa bertemu Clyde lagi nanti, lebih baik kita do'akan dia yang baik-baik saja," ucap Tikon.
"Sampai jumpa lagi! Jangan lupakan kami ya! Peace, Peace!" Seru mereka bertiga secara bersamaan.
Aku dan Greem masuk kedalam portal, sampailah aku kedunia ini. Dan begitulah kisah perjalanan kami yang menyenangkan, yah aku akan sangat rindu pada mereka bertiga tapi, tidak apa aku masih punya Greem disini. Semuanya pasti akan baik-baik saja, tenang dan damai.
The End....