Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Misteri
The Kingdom in The Mirrōr
1
Suka
85
Dibaca

Pada hari itu, Morrena Tiana berulang tahun di umur nya ke-17 tahun. Perempuan cantik, itu tumbuh menjadi wanita dewasa yang cerdas dan bijak. Morrena adalah anak bungsu dari keluarga Tiana, dan ia satu satu nya anak perempuan yang dimiliki oleh Ayah dan Ibu nya. Ia memiliki 2 Kakak Lelaki yang sangat menyayangi nya, Ibu dan Ayah nya pun sangat memanjakan nya. Tetapi Morrena tetap tumbuh dengan bijak, dan menjadi wanita yang kuat.

"Tiup lilin nya, tiup lilin nya~" Nyanyian abang nya, Marco.

"Berdoa dulu, Moren." Ucap abang nya yang paling tua, Morton.

"Iya! Kenapa kalian yang heboh, aku yang berulang tahun?" Tanya Morrena.

Ke-2 abang nya memiliki sifat yang berbeda, Marco adalah abang yang paling dekat dengan Morrena, Marco memiliki kepribadian unik. Ia humoris, penyayang, penyabar, dan konyol. Sedangkan Morton abang nya yang paling tua merupakan lelaki yang tegas, penyabar.

"Morrena, abang-abang mu ini punya hadiah loh untuk ulang tahun mu.." Ucap Ibu.

"Hahaha! meskipun ayah lihat nya agak ada horor horor nya" Canda Ayah.

"Kok di kasih tau sih Yah, Bu ! kan ini surprise biar dia makin narsis" Ucap Marco sambil tertawa.

"Hah? apaansih! sejak kapan aku narsis" Jawab Morrena

Morton abang nya yang paling tua langsung memotong pembicaraan karena tidak sabar melihat wajah riang adik nya setelah melihat hadiah yang diberikan oleh abang-abang nya.

"Yaudah, sebentar ya abang ambilin"

Beberapa menit kemudian terdengar langkah kaki Morton sambil membawa suatu benda besar yang terbungkus oleh kain. Marco pun membuka kain itu.

"Tada! Cermin! Happy Sweet Seventeen adik ku paling narsis!" Teriak Marco.

Morrena langsung menangis bahagia dan memeluk ke-2 abangnya serta Ibu dan Ayahnya.

Setelah perayaan ulang tahun yang melelahkan, Morrena memutuskan tidur karena sangat lelah. Ia memajang cermin pemberian abangnya di depan tempat tidur nya. Meskipun ia beranggapan bahwa cermin itu sedikit menyeramkan karna itu terlihat seperti barang antik.

Pada jam 23.55 Morrena terbangun dari tidur nya, ia melihat cermin tua itu dan menghampiri cermin itu. Ia mengeluskan tangan nya ke cermin itu, ia terkejut karena menemukan sebuah surat yang sudah lapuk dan berisi tulisan yang ia lumayan familiar dengan arti dari tulisan itu. Morrena coba membaca tulisan aneh itu sambil mengeluskan tangan nya ke cermin tua itu.

"s'il te plaît, reviens à mes côtés"

"Hm? ini bukan nya bahasa prancis?" Ucapnya.

Ia terkejut, mengapa bisa ia berbahasa Prancis karena ia tidak pernah sama sekali mempelajari bahasa Prancis. Tetapi aneh nya ia mengerti dengan arti dari tulisan aneh itu.

"Tolong, kembalilah ke sisi ku" Ucapnya.

Seketika cermin itu bersinar terang yang membuat Morrena kesilauan dengan keterangan nya, ia menutup mata nya dan tidak bisa melihat apa yang terjadi, ia meraba-raba cermin itu. Tetapi saat ia memegang cermin itu rasa nya seperti tembus pandang. Rasanya seperti ia masuk ke dalam cermin itu. Morrena pingsan.

Morrena pun terbangun di sebuah hutan pada siang harinya, aneh nya hutan itu tidak seperti hutan yang pernah ia lihat.

"Ini mimpi kan? mimpi ini.." Ucapnya dengan panik

Seperti hutan pada zaman dahulu yang sering ia lihat pada film kesukaan nya. Morrena pun bangun dan membereskan baju nya yang kotor. Ia tersadar bahwa ia masih menggenggam surat yang dibaca nya tadi malam. Ia sadar, bahwa ini bukan mimpi.

Morrena berlari sekencang mungkin sambil berteriak meminta tolong. Morrena bertemu dengan seorang lelaki tampan yang menggunakan pakaian kerajaan. Lelaki itu menaiki kuda nya dan menghampiri Morrena.

"Hey! tolong aku! ini dimana?" Tanya Morrena kepada lelaki tampan itu.

"Siapa kau? berani-beraninya kau masuk ke wilayah ini. Sebaiknya kau kembali! ini wilayah pertempuran." Ucap lelaki itu dengan tegas.

"Maaf? ini sedang syuting ya? aku gatau, Aku juga tersesat ini.. Bantu aku dong.." Jawab Morrena.

"Hentikan omong kosong mu, kembali sekarang!" Ucap lelaki itu.

"Aku tau kok kamu syuting, tapi acting kamu udah terbaik banget ini. Sekarang bantuin aku please?" Morrena memohon-mohon agar lelaki itu membantu nya.

Lelaki itu kebingungan dengan ucapan Morrena, ia melihat Morrena dengan seksama dan selalu tertuju pada pakaian yang dikenakan Morrena. Lelaki itu berkata.

"Mari ikut aku, akan ku bawa kau. Tetapi tolong jangan terlalu mendekat kepada ku, pakaian mu itu aneh dan terbuka."

Morrena terkejut menahan tawa, ia berfikir bahwa lelaki itu ketinggalan zaman dan lelaki yang lebay karena Morrena hanya menggunakan piyama nyaman dengan celana panjang dan baju style kemeja. Tetapi demi keselamatan nya, ia menuruti perkataan lelaki aneh itu.

Morrena menaiki kuda bersama lelaki aneh itu, dalam perjalanan Morrena terus terbayang-bayang dengan apa yang terjadi dengan nya, mengapa ia bisa disini, padahal ia ada dikamar nya semalam. Lelaki itu pun bertanya padanya.

"Siapa nama mu?"

"Morrena Tiana"

"Berapa eij mu?" Tanya lelaki itu.

"Eij? apa itu?" Tanya Morrena kebingungan.

"Aku tidak tau dari mana asalmu, tetapi akan ku beritahu. Eij ku 19 tahun."Ucap Lelaki itu.

"Eij? Age maksud nya? apa ini? aku dimana? dan apa yang terjadi? Ibu? Ayah? Marco? Morton?" Ucapnya dalam hati.

"Kita sudah sampai." Ucap lelaki itu.

Morrena sangat terkejut hebat, mereka tiba di sebuah istana yang megah, mewah dan indah. Ia melihat lelaki itu sambil bertanya-tanya

"W-wah.. Tempat syuting nya hebat juga.."

"Tolong hentikan kata suting mu itu. Aku tidak mengerti, dari mana kau mendapat kan bahasa aneh itu?" Tanya lelaki itu. Ia melanjutkan pembicaraan nya lagi.

"Ini tahun 1300. Pertempuran Kerajaan Caviar bertarung dengan Kerajaan Serbie. Kami bertempur merebutkan wilayah yang dimana aku menemukan mu tadi. Maka aku sangat terkejut tadi melihat mu sendiri di wilayah kejam itu. Jadi inilah Kerajaan Caviar. Aku adalah Prajurit Pemimpin yang ditugaskan oleh Raja Adaran Balder. Setelah kau masuk ke dalam kerajaan, kuharapkan kau bertemu Raja terlebih dahulu."

"Tunggu, mengapa kau mengizinkan ku masuk? aku adalah orang asing." Tanya Morrena.

"Aku seperti mengenal wajah mu. Sudah, lupakan saja. Sekarang masuk, Parulu bisa membunuh mu kapan saja." Jawabnya.

"Parulu? apa itu?" Tanya Morrena.

"Prajurit perintah Raja Serbie." Jawab Kepala Prajurit Pemimpin.

Morrena masuk ke dalam Kerajaan mewah itu, ia bertanya pada pelayan.

"Permisi, bisa antarkan aku kepada Sang Raja?"

"Jangan lancang, siapa dirimu? dan tidak ada yang mengenal mu. Raja akan marah jika melihat hal kurang ajar seperti ini". Jawab Pelayan Kerajaan

"Ini perintah saya, laksanakan." Ucap Prajurit Pemimpin Kerajaan.

Para pelayan pun menghantarkan Morrena ke ruangan Raja, Morrena sangat takut. Ia berfikir bahwa Raja akan membunuh nya, dan ia takut sekali dengan apa yang terjadi dengan nya sekarang. Sesampai nya di ruang Raja, Morrena masuk. Ia berkontak mata dengan Sang Raja, setelah itu ia sangat terkejut. Raja yang ia pikir tua, kejam, dan menakutkan itu salah. Ia melihat Sang Raja Pria yang tampan dan sangat muda, wajah Raja seperti pria halus yang bahkan tidak pantas dijadikan seorang raja karena tampang nya yang tidak menyeramkan.

"Beri salam sekarang. Hormati Raja!" Bisik pelayan kepada Morrena.

Morrena pun memberi salam dan Raja itu berkata

"Siapa nama mu?".

"Morrena".

"Berapa Eij mu?".

"17 tahun?" Jawab Morrena kebingungan lagi dengan pertanyaan itu.

"Darimana asalmu? dan apa yang kau lakukan sendirian di wilayah itu?" Tanya Raja.

"Maaf, saya tidak tau apa yang terjadi. Mengapa saya bisa disini? saya tidak tahu." Ucap Morrena sambil menangis.

Raja melihat Morrena yang menangis ketakutan pun tersentuh hatinya, ia pun menghentikan pertanyaan itu. Dan ia pun mengerti, Morrena bukan lah warga Kerajaan Caviar maupun Serbie.

"Baiklah, kau tinggal di dalam Kerajaan, dan bertugas sebagai pelayan." Ucap Raja.

"Baik.."

Morrena semakin takut dan tidak bisa berkata kata, ia pun mendapatkan kamar nya yang ada di Kerajaan.

"Maaf, tetapi saya tidak punya satu baju pun disini." Ucap Morrena.

"Kau bisa memakai baju Kerajaan." Jawab Pelayan.

Keeseokan hari nya, Morrena pun sudah menerima keadaan nya. Ia tercampak ke masa lalu dengan alasan yang masih misterius. Ia pun menjalankan aktivitas nya melayani Raja. Disisi lain, ia sangat merindukan Ayah dan Ibu nya serta ke-2 abang nya. Membayangkan apa yang mereka lakukan tanpanya.

Waktu semakin berjalan, Morrena penuh dengan ketakutan dan kesenangan. Ketakutan nya karena perang yang terjadi, sehingga ia sering mendengar suara mengerikan yang belum pernah ia dengar sebelumnya. Disisi lain, kesenangan nya karena dekat dan berteman baik dengan pelayan-pelayan yang ada di Kerajaan serta mengajarkan pelayan-pelayan pendidikan karena di zaman itu tidak ada sekolah, dan perempuan yang tidak bekerja selain menjadi ibu rumah tangga dapat bekerja di Kerajaan. Morrena selalu datang ke ruangan Raja dengan tugas membersihkan ruangan Raja. Selain itu, ia semakin dekat dengan Kepala Prajurit Kerajaan yang selalu memperhatikan nya. Ia selalu berbincang ria dengan Kepala Prajurit.

Suatu hari, ia bertanya pada Kepala Prajurit Kerajaan

"Ah iya! Aku sudah lumayan lama disini, tetapi aku tidak tahu siapa nama mu".

"Namaku Damance, Morrena. Akhir nya kau bertanya juga siapa didiriku." Jawab Damance Sang Kepala Prajurit Kerajaan.

"Ah, Damance. Haha mengapa kamu tidak beritahu saja sejak awal?" Tanya Morrena.

"Morrena, aku ingin diri ku dikenal bukan mengenalkan diriku dengan sendirinya." Jawab Damance.

"Di zamanku ada bahasa gaul nya itu, nama nya Low Profile!" canda Morrena.

"Kau dari zaman apa?" Tanya Damance dengan serius.

"Kalaupun ku bilang, adakah yang percaya? Kamu pasti ga percaya, Damance.." Ucapnya

"Aku akan percaya, Morrena. Beritahu aku. Ini penting." Permohonan Damance.

"Aku dari 2025, aku terlempar ke masa ini karena cermin tua yang diberikan keluarga ku saat umur atau eij ku 17 tahun". Jawabnya.

"Cermin?" Tanya Damance.

"Ya, Dam. Cermin! Gila kan? " Teriak nya.

Tiba-tiba Damance menarik Morrena ke suatu ruangan, ia membuka pintu ruangan itu. Dan menunjukan koleksi cermin kerajaan. Damance berkata.

"Ini merupakan koleksi cermin kerajaan, aku rasa cermin yang kau maksud ada disini."

Morrena terfokus pada satu cermin yang sangat mirip dengan cermin yang diberikan oleh abangnya.

"Ini Cermin nya! Sumpah? mirip sekali.." Ucapnya.

Morrena mencoba mengeluskan kembali tangan nya, masuk kedalam cermin itu, tetapi tidak bisa.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Damance.

"Kembali ke masa depan lah, Damance.." Jawab Morrena.

Damance tertawa, dan ring bel Kerajaan Berbunyi.

"Kepala Prajurit Kerajaan, datang keruangan Raja."

Morrena dan Damance saling bertatapan, dan Morrena membuat kode fisik yang menyuruh Damance untuk pergi.

"Apa ini? mengapa badan mu bergoyang-goyang?" Tanya Damance.

"Huh, Damance. Ini itu kode loh! Aku suruh kamu pergi, toh kamu dipanggil". Jawab Morrena.

"Ah.. Aku mengerti. Kau ikut dengan ku, temui Raja." Ucap Damance.

"Mengapa? bukannya tidak sopan ya?" Jawab Morrena.

Damance langsung menarik tangan Morrena untuk berhadapan dengan Sang Raja. Setelah masuk keruangan raja, Damance dan Morrena pun memberi salam. Sang Raja melihat Morrena ikut, Raja langsung berkontak mata kepada Morrena tanpa berhenti, dan Damance sadar akan hal itu, ia langsung memotong dan berkata.

"Ada apa, Yang Mulia?"

"Damance, bagaimana keadaan wilayah akibat pertempuran semalam?" Tanya Raja.

"Pasukan Prajurit Caviar masih unggul. Tetapi Raja Serbie sangat keras kepala menumpahkan darah bangsanya. Tetapi ada yang aneh, Yang Mulia." Jawab Damance.

"Jelaskan." Ucap Raja.

"Tanah dari wilayah perbutan, seperti akan terbagi dua, Yang Mulia. Seperti akan membentuk pulau yang memisahkan Kerajaan Caviar dan Kerajaan Serbie." Jawabnya.

"Sejak kapan itu terjadi?!" Tanya Raja dengan tegas.

Damance langsung melihat Morrena yang ketakutan dengan pembahasan mereka mencoba menenangkan Morrena.

"Sejak.. Morrena datang." Jawab Damance.

Raja langsung terkejut dan melihat Morrena, Raja bangkit dari duduk nya dan mengambil suatu kitab sejarah Kerajaan. Raja membuka dan meraba-raba halaman kitab itu. Dan mulai membaca kan suatu tulisan.

"Kerajaan Caviar dan Kerajaan Serbie akan terus bertempur merebut kewilayahan, dan itu akan berhenti jika ada wanita yang berasal jauh dari masa depan datang untuk menyatukan tangan Raja Kerajaan Serbie dan Caviar. Gejala ini akan terjadi dimana wanita itu datang, maka wilayah perebutan akan terlihat seperti membelah dua."

Raja membaca kan isi dari kitab itu, dan lansung melihat Morrena, dan menghampiri Morrena.

"Morrena, siapa dirimu?" Tanya Raja.

Morrena langsung menceritakan semuanya dari awal hingga akhir. Darimana ia berulang tahun sampai ia tiba ke Kerajaan Caviar. Setelah Raja mendengarkan itu, Raja memerintahkan seluruh pasukan memberikan surat kabar kepada Kerajaan Serbie.

Sampai pada 2 minggu kemudian, kerja sama terjadi antara Kerajaan Serbie dan Kerajaan Caviar. Mereka sudah tau bahwa Morrena lah gadis yang dari masa depan itu. Mereka menggunakan Morrena demi perdamaian.

Morrena dibawa ke pertengahan retakan yang akan memembentuk pulau yang memisahkan antar Kerajaan. Morrena menggenggam tangan Raja Serbie dan Raja Caviar. Dan terjadi lah gempa yang hebat, yang perlahan-lahan memisahkan antar wilayah pertempuran yang terbelah menjadi dua, retakan itu pun terbelah dan terbentuk lah pulau baru. Morrena sangat lega dengan hal itu, karena tidak ada lagi pertempuran yang terjadi. Wilayah sudah terbagi sama rata.

Damance langsung menarik Morrena agar menjauh dari retakan itu untuk keselamatan Morrena

"Kau tidak apa-apa?" Tanyanya dengan khawatir.

"Ya, tentu. Aku tidak apa-apa. Hanya kepala ku sangat pusing rasanya ingin pingsan." Jawab Morrena.

"Hey, sadar. Kita akan kembali ke Istana." Ucap Damance dengan panik.

"Tidak usah, Damance. Aku sepertinya sudah tau apa alasan ku dilemparkan ke masa ini." Jawab Morrena.

"Aku tidak peduli dengan alasan itu, Morrena. Ayo kembali ke Istana." Ucap Damance terus memaksa Morrena.

Raja dan pasukan lain nya sudah pergi meninggalkan Morrena dan Damance di wilayah pertempuran sisa milik Caviar.

"Terimakasih damance, sudah menyelamatkan ku saat itu. Aku harus kembali ke asalku." Ucap Morrena.

Badan Morrena pelan-pelan tertarik ke laut, seperti magnet. Morrena menangis dan memeluk Damance. Begitu juga sebalik nya Damance yang menangis memegang tangan Morrena supaya tidak tertarik dengan laut.

"Morrena, jangan pergi!" Teriak Damance.

"Di kehidupan kedua, mungkin kau dan aku ditakdirkan bersama.." Ucap Morrena.

Morrena pun hanyut ke dasar lautan.

"Hanya malam yang sunyi, suara mesin yang memutar di kepala ku. Tangisan yang ku dengar seolah seolah menyuruh ku hadir untuk mereka. Aku berusaha membuka mata ku, tetapi mengapa tidak bisa? Semuanya gelap. Tetapi, ku kira memang hanya lampu kamar ku yang tidak ku hidupkan. Tetapi, mengapa ada tangisan?"

"Dokter! dia bangun!" Teriak wanita yang sangat ku kenal suara nya.

"Itu ibu ku. Kepala ku langsung pusing, aku tidak bisa menahan denyut yang ada dikepala ku, aku mengucapkan nama seorang yang sangat ku kenal namanya. Samar samar aku mendengar teriakan ibu sambil menangis dan berteriak"

"Dokter! dia mengucapkan nama itu lagi!".

Aku terbangun dan berteriak

"DAMANCE!"

"Moren, kamu udah sadar? dek?" Ucap Morton memeluk Morrena.

"Moren.. kamu kenapa bisa begini.." Tanya Marco yang tak pernah serius dalam segala hal.

"Ayah, Ibu, Marco, Morton? Moren kenapa??" Tanya Morrena.

Saat pagi hari setelah Morrena menyentuh cermin itu, ia tertidur sangat pulas sampai tidak terbangun, Morrena dibawa kerumah sakit karna keluarga nya mengira ia serangan jantung. Ternyata setelah dokter melihat keadaan Morrena, ia sangat tertidur pulas sehingga tidak dapat terbangun kan. Ia tidur seperti putri tidur yang bangun jika tugas dalam mimpi nya sudah selesai, Morrena dinyatakan koma. Hingga 5 bulan ia ada dirumah sakit.

Morrrena pun pulang ke rumah, ia ingin melupakan mimpi nya yang ia fikir itu hanyalah khayalan, tetapi Morrena tidak bisa lupa. Ia masih teringat dengan Damance, ia masih ingin berada disamping Damance.

Morrena mencari di internet dan di segala web tentang kerajaan Caviar.

Ternyata dalam informasi yang ada, tertulis lah Sejarah Perdamaian Kerajaan Caviar dan Kerajaan Serbie dengan Terbentuk nya dua Pulau dari retakan dari kekuatan seorang gadis dari masa depan. Yang dimana orang-orang sedang menyelediki siapa gadis dari masa depan yang dimaksud oleh Catatan Sejarah.

Ya, gadis itu adalah Morrena Tiana.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Misteri
Cerpen
The Kingdom in The Mirrōr
nadya angelica
Novel
Bronze
Mayat Wanita Bercadar itu, Istriku (Bukan Pesona Cleopatra)
Alibnu A.
Novel
Gold
Dark Memories
Noura Publishing
Novel
Bronze
Pesan Arwah Tragedi '98
yhantlies92
Novel
Berteman dengan Sepi
Hasan Ali
Novel
TEGURAN MISTERIUS
Virgorini Dwi Fatayati
Flash
MURDER
Mr. Nobody
Novel
The Painting On The Wall
Ma'arif
Cerpen
Bronze
Lelaki Bibliokas
Aruna Mufida
Novel
Gold
Sang Peramal
Noura Publishing
Novel
Sekarang Aku Bisa Melihat Mereka
STORYIMNIDA
Flash
LOG OUT
Keita Puspa
Novel
Bronze
Susuk Jaipong
silvi budiyanti
Novel
Bronze
Reckoning of the Heart
Athar Farha
Novel
KIDAL
Ade Agustia Putri
Rekomendasi
Cerpen
The Kingdom in The Mirrōr
nadya angelica
Cerpen
Bronze
Kingdom in the mīrror
nadya angelica
Cerpen
Kerajaan di balik Kabut
nadya angelica