Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
THE HAUNTED HOUSE
2
Suka
137
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Keluarga Pramana baru saja pindah ke rumah baru mereka, sebuah rumah yang indah di lingkungan yang asri. Namun, mereka tidak tahu bahwa rumah baru mereka menyimpan rahasia gelap. Sejak mereka pindah, mereka mulai mengalami kejadian-kejadian aneh, seperti benda-benda yang bergerak sendiri dan bayangan menakutkan yang mengintai di sudut-sudut rumah.

Pada awalnya, mereka mencoba mengabaikan kejadian-kejadian itu, menganggapnya hanya sebagai imajinasi. Namun, gangguan tersebut semakin sering terjadi dan semakin menakutkan. Nancy dan David, kedua orang tua, berusaha melindungi Jessie dan Liam, anak-anak mereka. Akhirnya, mereka pun tidak bisa menyangkal keanehan yang terus terjadi.

"Apa tadi malam kalian mendengar suara aneh? Aku mendengar seperti ada orang berjalan-jalan di lantai atas," tanya Nancy suatu malam, tidak lagi mampu menyembunyikan kegelisahannya.

David menatap Nancy dengan raut gugup. "Aku sudah memeriksanya, tapi tidak ada siapa pun di sana."

"Aku tidak mau tinggal di sini. Rumah ini menakutkan," sahut Liam, anak laki-laki mereka, dengan wajah pucat.

"Tenang semuanya. Aku yakin ada penjelasan logis untuk semua ini," ujar David, mencoba menenangkan keluarganya meskipun dirinya sendiri ragu.

Tapi, ketenangan itu tidak bertahan lama ketika Jessie sedang berada di kamarnya, ia merasakan angin dingin berembus dan mendengar bisikan samar di telinganya. Dia segera menoleh, tapi tidak melihat apa-apa. Tubuhnya menggigil, dan ia berlari ke kamar orang tuanya.

"Aku bersumpah aku mendengar sesuatu berbisik di telingaku," katanya ketakutan, sambil memeluk lengan ibunya.

Nancy dan David saling berpandangan. Mereka mencoba meyakinkan Jessie bahwa itu hanya imajinasinya.

Keesokan harinya, saat David sendirian di rumah, ia mendengar suara langkah kaki menaiki tangga. Mengira salah satu anaknya pulang lebih awal, ia memeriksa ke lantai atas, tetapi tidak menemukan siapa pun.

Seiring berjalannya waktu, kejadian-kejadian aneh semakin intens. Barang-barang bergerak sendiri, suara-suara ganjil terdengar setiap malam, dan bau menyengat memenuhi udara. Mereka merasa diawasi, selalu dilingkupi rasa takut.

***

Suatu malam, Liam sedang tidur ketika ia terbangun oleh angin dingin. Di ujung tempat tidurnya, ia melihat sosok gelap berdiri, bersinar dengan cahaya redup dan senyum menyeramkan di wajahnya. Jantung Liam berdegup kencang, tubuhnya membeku.

"Siapa... siapa kamu?" tanyanya dengan suara gemetar.

Sosok itu tidak menjawab, hanya menatapnya dengan mata penuh kebencian. Ketika sosok itu mulai mendekat, Liam mencoba berteriak memanggil orang tuanya, tetapi suaranya tercekat. Tepat ketika sosok itu hampir menyentuhnya, Nancy masuk ke kamar dengan panik setelah mendengar suara gaduh.

"Ada apa, sayang?" tanya Nancy, bergegas ke tempat tidur Liam.

"Ada seseorang di sana," ujar Liam, suaranya bergetar, menunjuk ke sudut kamar. Nancy melihat ke arah yang ditunjuk, tetapi hanya melihat ruang kosong.

"Tidak ada siapa-siapa di sana, sayang," ujar Nancy menenangkan. "Itu hanya mimpi buruk."

Namun, Liam tahu apa yang dilihatnya. Dia yakin itu bukan mimpi.

Setelah kejadian malam itu, Liam semakin gelisah setiap kali berada di kamarnya. Anggota keluarga lainnya juga mulai merasakan kehadiran sosok menyeramkan itu semakin kuat.

Nancy mulai menyadari bahwa kejadian ini bukan hanya sekadar kebetulan atau imajinasi. Ia memutuskan untuk berbicara dengan tetangga sekitar, berharap mendapatkan petunjuk tentang sejarah rumah tersebut. Namun, saat ia menanyakan tentang rumah itu kepada seorang tetangga tua, reaksi yang ia dapatkan membuatnya bergidik.

"Rumah itu?" wanita tua itu berbisik sambil melirik ke arah rumah Nancy. "Aku pikir sudah lama tak ada yang berani tinggal di sana. Keluarga sebelumnya... mereka pergi tanpa jejak."

Nancy merasa ada sesuatu yang lebih besar sedang terjadi, tapi ia mencoba menenangkan dirinya. Ketika malam tiba, ia memutuskan untuk berbicara dengan David.

"Kita harus melakukan sesuatu, David. Ini tidak normal," ujar Nancy dengan nada serius.

David, yang sudah mulai kehilangan kesabarannya, menjawab, "Apa yang harus kita lakukan? Memanggil paranormal? Ini semua hanya sugesti, Nancy."

Namun, malam itu, bahkan David tidak bisa menyangkal kengerian yang nyata. Saat semua orang tidur, suara gemuruh terdengar dari loteng, diikuti oleh langkah kaki yang berat. Ketika David naik ke atas untuk memeriksa, ia menemukan pintu loteng sedikit terbuka—padahal sebelumnya selalu terkunci.

Dengan senter di tangan, ia perlahan membuka pintu loteng. Bau busuk yang menyengat langsung menyerang hidungnya. Dalam keremangan cahaya, ia melihat sesuatu yang membuat darahnya membeku—sebuah boneka tua tergeletak di sudut, dengan mata yang seolah menatap langsung ke arahnya. Tepat saat ia akan mendekati boneka itu, pintu loteng tertutup sendiri dengan keras.

David mencoba membukanya kembali, tetapi tidak berhasil. Ketika akhirnya pintu itu terbuka, ia kembali ke kamar dengan wajah pucat.

"Apa yang kau lihat?" tanya Nancy cemas.

David hanya menggeleng. "Kita harus pergi dari rumah ini."

Tetapi, keputusan itu ternyata tidak semudah yang mereka bayangkan. Malam berikutnya, Jessie tiba-tiba berbicara dalam tidur dengan suara yang bukan miliknya.

"Kamu tidak bisa pergi. Rumah ini adalah milik kami," ucapnya dengan suara dalam dan mengancam.

Nancy dan David segera membangunkan Jessie, tetapi ia tidak ingat apa pun. Kejadian itu membuat mereka yakin bahwa keluarga mereka sedang dalam bahaya. Mereka pun memanggil seorang pendeta untuk memberkati rumah tersebut.

Ketika pendeta tiba, suasana rumah menjadi semakin mencekam. Lampu berkedip-kedip, dan suhu ruangan menurun drastis. Pendeta mulai membaca doa, tetapi sesuatu yang tak terlihat melemparkan buku doanya ke seberang ruangan.

"Sosok ini tidak ingin pergi," ujar pendeta dengan tegas. "Kalian harus menemukan sumber kutukannya."

Nancy langsung teringat boneka yang ditemukan David di loteng. Ia dan David kembali ke atas, meskipun takut. Mereka mengambil boneka itu dan menemukan sesuatu yang aneh di baliknya—sebuah catatan lusuh bertuliskan:

"Hanya darah yang bisa membebaskan mereka."

Dengan ketakutan yang semakin menjadi, mereka menyadari bahwa rumah itu memiliki sejarah kelam yang melibatkan ritual mengerikan. Boneka itu adalah pusat dari semua kengerian.

Namun, sebelum mereka sempat mengambil langkah selanjutnya, pintu rumah tertutup dengan sendirinya, mengunci mereka di dalam. Suara tawa menyeramkan terdengar di seluruh rumah, seolah-olah sesuatu tengah menanti mereka.

Keluarga Pramana memutuskan bahwa mereka tidak bisa menyerah begitu saja. Mereka harus melawan kegelapan yang menghantui rumah mereka, terutama demi melindungi Jessie dan Liam. Dengan bantuan pendeta, Nancy dan David mulai menggali lebih dalam tentang sejarah rumah tersebut. Mereka menemukan bahwa rumah itu pernah menjadi tempat sebuah sekte yang melakukan ritual kelam berpuluh-puluh tahun lalu. Boneka yang ditemukan di loteng adalah bagian dari ritual yang belum selesai.

Pendeta memberi saran, "Kalian harus memusnahkan boneka itu dan melakukan upacara penyucian. Tapi ini bukan hal yang mudah. Kalian harus bersatu dan tidak boleh menunjukkan rasa takut."

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
THE HAUNTED HOUSE
AULIYA
Novel
Gold
Spooky Stories: Penghuni Keempat
Noura Publishing
Novel
Gold
The Boy Who Drew Monsters
Mizan Publishing
Novel
SITINGGIL PETILASAN KERAMAT
Heru Patria
Novel
Bronze
KEMPONAN
Hesti Ary Windiastuti
Novel
Gold
Fantasteen Deadly Claws
Mizan Publishing
Novel
Komplotan Tidak Takut Hantu
Mohamad Novianto
Flash
Kuyang
Rina F Ryanie
Skrip Film
MONOPOLI
Sebastian owen mahessa
Novel
Sarandjana : Terjebak Malam
Adam Wiradi Arif
Novel
Gold
Fantasteen Detective Talita
Mizan Publishing
Cerpen
Bronze
MAUT HUTAN TERLARANG
Maldalias
Komik
TOLONG KAMI
Andrianto
Novel
Gold
Fantasteen Closer
Mizan Publishing
Novel
Gold
The Ho[S]tel 2
Bentang Pustaka
Rekomendasi
Cerpen
THE HAUNTED HOUSE
AULIYA
Cerpen
MISTERI TOILET BILIK 5
AULIYA