Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Nadia. Perempuan biasa yang menjalin persahabatan toxic dengan teman sekelasnya dan lima belas Mei merupakan tanggal mereka membuat pertemanan di kelasnya.
Dibangku SMA, Nadia memiliki empat teman di kelasnya yaitu Clara, Sofi, Dina dan Intan.
Sejak kelas sepuluh mereka bersahabat, Nadia juga sudah dekat dengan teman sekelasnya yang bernama Reksa.
Reksa merupakan satu-satu nya lelaki yang selalu ada buat Nadua dan bisa membuat Nadia bahagia. Bagaimana tidak, Reksa dekat dengan Nadia sejak di bangku kelas sepuluh.
Nadia bukan orang yang sering ke kantin saat jam istirahat, Nadia lebih suka mendengarkan musik menggunakan earphone nya di dalam kelas.
Satu hari sebelum tanggal lima belas Mei. Saat jam istirahat, Nadia duduk di bangkunya dan ditemani dengan lagu favorite nya juga camilan yang selalu selalu ada di tas nya.
Dari kejauhan lelaki yang lebih tinggi dari Nadia menghampirinya.
"Nad." Kata Reksa
Nadia menatap ke arah Reksa dan melepaskan earphone nya
"Eh Sa, ada apa?"
"Gue mau ngomong sama lo, Nad."
"Ngobrol aja, Sans."
"Gue suka sama lo."
Nadia kaget bukan main. "Hah?"
"Iya. Gue suka sama lo udah lama."
"Gimana ya, gue lebih nyaman temenan sama lo."
"Yah, gak bisa lebih dari itu apa, Nad?"
"Gimana kalo lo jadi sahabat gue? " Tanya Nadia
"Mulai hari ini kita sahabatan ya Nad."
Reksa mengarahkan jari kelingking nya kepada Nadia
"Janji?" Tanya Reksa
Nadia menerima perjanjian kelingking Reksa
"Iya gue janji."
Dari kejauhan ternyata Clara, Sofi, Dina dan Intan sedari tadi telah berada di pintu kelas dan mendengar pembicaraan Reksa dan Nadia.
Teman-temannya masuk kedalam kelas dan melihat sinis kearah Nadia dan Reksa. Nadia merasa sahabat-sahabat nya terlihat aneh saat melihat Nadia.
"Eh Sof. Di kantin penuh gak sih?" Tanya Nadia mencairkan suasana
"Engga kok Nad."
"Oh.."
"Lo mau ke kantin Nad?" Tanya Sofi
"Iya, gue haus ingin beli air mineral di kantin."
Nadia beranjak dari duduknya dan keluar kelas.
Nadia merupakan orang yang bisa membaca keadaan. Nadia bukan ke kantin, melainkan hanya keluar kelas dan mengamati pergerakan teman-teman nya dari jendela-jendela kelas.
Ternyata benar. Saat Nadia keluar dari kelasnya, teman-teman nya satu per satu berkumpul tanpa Nadia.
Nadia bersikap biasa saja dan tidak perduli akan pertemanan nya.
Keesokan harinya, tepat di hari Aniversary yang ke satu tahun persahabatannya, semua sahabatnya menjauh karena sudah tau Nadia bersahabat dengan Reksa.
Nadia bertanya-tanya, dimana titik kesalahan nya sampai semua sahabat menjauhinya.
Reksa yang melihat Nadia sendiri di bangkunya sedangkan teman-teman yang lainnya bergabung, Reksa yang membawa air mineral langsung menghampiri Nadia.
Reksa memberi air mineral kepada Nadia, "Nad ini buat lo."
Nadia menolak air mineral yang diberi Reksa, "Gue gak haus Sa."
"Nad, lo baik-baik aja kan?" Tanya Reksa
Nadia menatap ke Reksa "Gua baik-baik aja. Lo kok nanya gitu sih?"
"Kalo lo baik-baik aja seharusnya lo gabung sama temen-temen lo."
"Gue juga sebenernya mau Sa, Tapi mereka keakan-akan menjauh dari gue."
"Apa karena lo sahabatan sama gue?"
Nadia tidak menggubris pertanyaan Reksa
Kata Nadia di dalam hati, kalo gue jabarin dari kemarin, emang benar. Saat gue bersahabat dengan Reksa semuanya terlihat aneh bahkan menjauh dari gue.
Reksa menepuk bahu Nadia
"Nad, lo kok ngelamun sih?"
"Engga, gue gak apa-apa kok."
"Gue tau kok Nad, lo dijauhi semua sahabat lo."
"Lo kok tau Sa?" Tanya Nadia
"Ya gue tau lah, dari muka lo aja gue udah tau kalo temen-temen lo menjauh dari lo."
"Iya Sa, gue juga ngerasa mereka menjauh dari gue."
"Mungkin perasaan lo bisa bohong, tapi gue tau dari muka lo keliatan ada yang gak beres."
"Makasi ya Sa, lo selalu ada buat gue."
"Lo jangan ngerasa sendiri Nad, pertemanan kaya gini itu toxic, kalo lo ga ngerasa bahagia, lo bisa keluar aja."
"Tapi, gue udah nganggap mereka kaya keluarga gue sendiri Sa."
"Kalo lo masih nganggap mereka sahabat lo gak apa-apa. Itu hak lo, dan semua keputusan ada di lo. Tapi kalo lo ada masalah cerita sama gue, gue akan selalu jadi pendengar terbaik buat lo."
"Makasi ya Sa."
Setelah beberapa hari berlalu, ternyata Nadia mengetahui dari Reksa bahwa sahabatnya juga mempunyai rahasia yang tidak diketahui Nadia. Bahwa Clara menjalin hubungan dengan Erlangga dan Sofi mempunyai sahabat baru yaitu Gibran.
Erlangga dan Gibran merupakan teman sekelas Nadia sekaligus sahabatnya Reksa.
Saat Nadia mengetahuinya, ternyata semua sahabatnya bersikap biasa saja dengan Clara dan Sofi. Dina dan Intan tidak menjauhi Clara dan Sofi.
Nadia merasa tertekan dengan persahabatan toxic nya. Dia merasa bahwa dia telah dijauhi oleh sahabatnya karena Nadia bersahabat dengan Reksa, sedangkan dikejadian yang sama dan terulang pada salah satu sahabatnya, semuanya tampak baik baik saja, karena tidak ada yang menjauhi Clara dan Sofi.
Hari hari berlalu, setelah mengetahui semuanya, Nadia mulai bersikap biasa saja pada semua sahabatnya, bahkan sekarang sahabatnya sering mengajak Nadia untuk istirahat bersama di kantin sekolah.
Suatu hari, Nadia mengajak sahabat nya untuk ke kantin bersama karena biasanya Nadia tidak ikut jika diajak sahabatnya ke kantin.
Dikantin, Nadia, Clara, Sofi, Dina dan Intan memesan es teh dan beberapa camilan
"Nad, lo kok tiba-tiba ngajak ke kantin sih?" Tanya Intan
"Gue bosen di kelas." Jawab Nadia
"Guys, dipikir-pikir gimana kalo kita kasih nama buat persahabatan kita?" Tanya intan
"Ide bagus tuh." Kata Clara
"Kira-kira apa ya nama yang bagus?" Tanya Dina
Semuanya berfikir tentang nama persahabatan mereka
Nadia membuka suara "Gimana kalo secret."
"Kenapa secret?" Tanya Intan
"Karena mereka gak tau kalo kita punya tanggal Aniversary persahabatan." Timpa Nadia
"Wah menarik tuh." Kata Clara
Nadia sedikit berpikir kembali "Gue tambah kata squad gimana? Jadi secret squad yang artinya pertemanan rahasia."
"Wah cocok tuh."
Clara, Sofi, Dina dan Intan menyetujui nama yang dicetus oleh Nadia
Mulai hari itu persahabatan Nadia, Clara, Sofi, Dina dan Intan diberi nama secret atau secret squad yang artinya pertemanan rahasia.
"Bersulang untuk secret squad." Kata Intan.
Semuanya bersulang dan Nadia menunjukan senyum yang hanya separuh bibir kanan nya.
Di dalam hati Nadia, mereka gak tau kalo kata secret'squad itu bukan pertemanan rahasia tapi jika di sisi lain kata secret squad adalah pertemanan dilandasi oleh rahasia.
Sejak saat itu Nadia lebih tidak mementingkan tentang rahasia yang ada dalam persahabatan nya. Selama persahabatan nya masih utuh, tidak akan apa-apa. Nadia menjadi orang yang yang bersikap biasa saja saat mendapati sahabat nya memiliki rahasia dibelakangnya, karena Nadia yakin apapun yang disembunyikan sahabat nya suatu hari nanti juga ia akan mengetahuinya dan Nadia juga yang sendiri mencetus Secret Squad untuk nama persahabatan nya. Jadi apapun rahasia sahabatnya tidak akan dipikirkan oleh Nadia karena setiap orang memiliki hak untuk menyimpan rahasia nya