Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Semestinya Fawnia segera berpikir bila cinta memang terlahir semata-mata dari rahim anugerah. Tidak seperti bukit menjulang yang kapan pun bisa Fawnia bangun lewat menimbun sedikit demi sedikit, cinta ternyata berbeda sekali. Cinta kiranya tak bisa diskenariokan seperti yang ia kira.
Bukankah Fawnia sendiri pernah merasakan betapa sulit menghadirkan cinta pada seorang Turangga? Seberapa keras usahanya selama ini, agar karibnya itu terperosok cinta tetap saja berujung pada kegagalan.
Turangga benar-benar pribadi yang paling membingungkannya. Di usia sangat dewasa Turangga tak kunjung kasmaran pada wanita. Entah terbuat dari apa hati karibnya itu. Tiap kali Fawnia menyodorkan sejumlah nama, Turangga senantiasa bersikap sedingin es dalam menanggapi uluran cinta.
..