Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Drama
Temu Sahabat Kecil Lewat Layar Gengam
0
Suka
6
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

"Sofia!"

Seorang cewek berambut kuncir kuda, terlihat mengunjungi seseorang di depan sebuah rumah yang memang sudah tidak asing baginya.

"Eh, Irene!" kaget Sofia.

"Main yuk," ajak Irene.

"Main. Oke, aku kasih tahu mama dulu."

Sofia kecil langsung memberitahu sang mama bahwa ia akan main bersama sahabat nya itu. Setelah memberitahu, Sofia berlari menuju keluar rumah tepat dimana Irene telah menunggu kedatangannya.

"Mau main apa?" tanya Sofia.

"Main apa aja. Aku ikut aja kok," jawab Irene.

"Main masak-masak."

Mereka berdua akhirnya bermain masak-masak layaknya kartun cewek di film anak kembar melayu itu. Yang memang adalah permainan tidak perlu capek karena hanya mengandalkan barang-barang apa saja bisa di sulap menjadi alat masak.

Terkadang aksi makan-makan mereka selalu membuat mereka lupa waktu karena saking asik nya.

Sofia mengingat masa kecilnya bersama sang sahabat. Sekarang ia tidak tahu Irene ada dimana, setahu nya Irene memutuskan untuk sekolah di sekolah Negeri sedang Sofia sekolah swasta, walaupun ada perbedaan dari kasta akan tetapi baik swasta dan negeri sama-sama memiliki kualitas pembelajaran yang baik.

Dan sekitarnya Sofia tidak bisa menemukan sahabat seperti Irene, walaupun ia sudah memiliki sahabat yang lain namun ia masih tidak bisa menemukan seseorang yang memiliki sepemikiran dan sefrekuensi Irene, bahkan kabar saja ia tidak mengetahuinya karena memang waktu SD mereka belum memiliki layar gengam sama sekali untuk berkomunikasi.

Hingga akhirnya pada saat menginjak SMP setelah Sofia mengenai aplikasi warna biru yang dimana mereka bisa berteman dengan orang dekat bahkan orang jauh sekalipun. Dalam pikirnya mungkin ia bertemu dengan Irene.

Sampai tidak sengaja Sofia menerima notifikasi dari pesan di aplikasi warna biru itu. Dan berdasarkan pesan tersebut ternyata itu adalah sahabat baiknya yaitu Irene, betapa senangnya Sofia, jadi ia menghabiskan hanya mengetik di layar gengam untuk berkomunikasi dengan sahabat kecilnya itu.

Setiap hari Sofia hanya berteman dengan ponselnya itu bahkan ia tidak punya teman di SMP nya seolah Sofia mempunyai trauma atau memiliki sifat pemalu jadi tidak mungkin berteman di sekolah nya.

Dan sekarang Sofia sering menghabiskan sisa-sisa waktu di kelas 9 ini di perpustakaan.

Jadi Sofia bisa leluasa menggunakan ponselnya tanpa diganggu oleh siapapun, bahkan ia juga membawa headset agar tidak ada orang yang menegurnya. Setelah menemukan kontak sahabatnya itu ia sering menghabiskan waktu untuk mendengar cerita sahabat nya itu.

Namun baru saja beberapa menit ia berkutat dengan ponselnya. Seseorang menepuk bahu nya, tapi Sofia mendiamkannya karena masih fokus sama ponselnya.

Sampai akhirnya seseorang itu melepaskan headset dari telinga Sofia, untung saja headset bluetooth

"Sofia!" teriak July—Teman sekelas Sofia.

Ternyata sosok itu adalah July dan teriakan July membuat Sofia menutup kedua telinganya karena merasa terkejut dengan teriakan itu.

"Ganggu aja lo Jul. Ngapain coba," sewot Sofia.

"Gue datang kesini cuma ngasih tahu lo. Di ruang Radio lagi mengumumin untuk saudara Sofia harap masuk ke ruangan BK," jelas July.

"So, What!"

"Dengerin aja sendiri kalo lo gak percaya,"

Dan setelah di cek dengan berlari ke luar ruangan perpustakaan ternyata Sofia mendengarkan suara dari ruang radio yang mengatakan bahwa dirinya harus ke ruangan BK.

_Dengan perasaan kesal mau tidak mau Sofia harus ke sana karena ini sudah menyebar seantero sekolah jadi daripada ia jadi bahan gunjingan sebenarnya memang sudah sih tapi daripada lebih makin merasa salah jadi lebih baik yang menuju ke sana.

Sofia melangkahkan kakinya menuju ke ruangan guru BK.

"Assalamu'alaikum ini Sofia bu."

"Waalaikumsalam. Masuk Sofia,"

Setelah dipersilahkan masuk Sofia pun masuk.

"Sofia duduk," titah sang guru.

Sofia pun duduk. Dan dia hanya bisa menundukkan kepala ia tidak mampu menatap guru BK nya itu.

"Sofia... Gini Ibu cuma beri pesan sama kamu, kamu boleh merasa kehilangan atas apa yang terjadi pada sahabat masa kecil kamu tetapi jangan bikin kamu merubah sifat dan tingkah laku kamu karena jujur perubahan itu akan menentukan masa depan kamu. Kamu itu anak yang pandai bergaul, jadi cobalah ubahlah sikap kamu," jelas guru BK.

"Baiklah Bu, Sofia tidak akan mengulangi hal itu lagi," jelas Sofia yang memang salah telah bersikap seperti ini.

"Jadi Ibu, Sofia minta maaf karena tidak berterus terang soal perubahan sikap Sofia."

Setelah keluar dari ruangan BK, ia berkomunikasi dengan Irene di chatting berkurang. Apalagi mereka sama-sama telah menginjak kelas 9 karena fokus untuk mengikuti kenaikan kelas yang dimana menentukan masa depan kita selanjutnya di masa SMA.

***

Setelah lulus dari Sekolah menengah pertama, akhirnya Sofia memutuskan untuk kembali melanjutkan ke SMA Negeri. Kebetulan sekolah favorit jadi semua orang pasti ingin sekolah disana.

Sampai akhirnya.

"Hai Sof," kata Irene.

"Irene! Kapan datang!" kaget Sofia.

"Baru saja, maaf ya gak sempet hubungi lo," sesal Irene.

"Gapapa.Tapi bikin suprise aja," kata Sofia.

Mereka saling mengungkapkan perasaan kangen satu sama lain, karena memang setelah kejadian tempo dulu mereka tidak saling mereka sibuk mempersiapkan ujian nasional untuk menentukan masa depan mereka.

"Lo udah pacar belum?" goda Irene.

"Masih SMP kali akh, pacaran nanti saja kalo udah gak mikirin apapun," jawab Sofia

"Emang udah selesai sekolah gak pikirin apapun," kata Irene.

"Iya sih... Hahahah,"

"Oh ya. Katanya dulu lo masuk ruangan BK gara-gara sikap lo yang berubah. Kenapa sih," kepo Irene.

"Sebenernya gue kangen sama lo. Karena jujur gue gak berteman sama yang lain setelah gue pisah sama lo," jelas Sofia.

"Jadi ini gara-gara gue." perubahan raut wajah seorang Irene ketika Sofia mengatakan hal itu.

"Maafin gue ya," sesal Irene.

"Ini bukan salah lo kok!" kaget Sofia kala melihat Irene meminta maaf.

"Tapi ini kah gara-gara gue," kata lagi Irene.

"Syut! Jangan di ucapkan lagi. Ini takdir kita yang memang sudah berpisah tapi berkat layar gengam kita bisa komunikasi lagi," jelas Sofia.

"Makasih ya."

"Harusnya gue yang makasih,"

Mereka berpelukan melepaskan kerinduan dan rasa yang menganjal dalam dada.

"Oh btw, daftar ke sekolah mana?" tanya Irene.

"Gue mau daftar di sekolah yang dekat jembatan layang itu, " jawab Sofia.

"Tunggu! Sekolah dekat jembatan layang itu. Kebetulan gue juga mau daftar sekolah kesana juga,"

"Masa sih. Udah daftar tadi?"

"Udah kok. Kan kebetulan besok pengumuman kelulusan nya. Mudah-mudahan kita berdua lolos agar bisa kembali bersama lagi seperti waktu TK sampai SD,"

***

Hari yang di nanti-nantikan pun tiba, kebetulan masih dalam waktu luang jadi Irene dan Sofia menghabiskan sisa waktu untuk ini untuk bersama-sama. Menikmati mengenang masa kecil mereka. Karena seperti janji kemarin akhirnya Irene kembali mengunjungi rumah Sofia hanya untuk sekedar makan bersama.

"Cepat sekali lo kesini?" salut Sofia.

"Bukan cepat kali. Tapi lambat sedikit," jawab Irene.

"Gapapa. Lagian jarak rumah gue dan lo jauh banget,"

"Jauh. Bukannya terlalu dekat,"

"Hehehehe. Hanya lima langkah, tapi kenapa kita seolah susah bertemu kalo kita hanya bertetangga,"

"Iya juga sih,"

Merasa bingung apa yang mereka ucapkan sendiri akhirnya mereka masuk dan sekarang kegiatan untuk menunggu pengumuman lulus atau tidaknya ke masuk SMA favorit, baik Irene dan Sofia memutuskan untuk memasak beberapa cemilan.

Walaupun cemilan itu mudah sekali di dapat kalo bergerak ke jalan raya tapi mereka enggan melakukannya.

"Tunggu, bukannya kita memang beda beberapa blok kan di kompleks ini. Bukan tetanggaan," ujar Irene memperbaiki kesalahan dari ucapan Sofia tadi.

"Iya. Irene gitu aja mesti di ulang, gue juga tahu."

"Tapi omongan lo belibet bikin orang lain bingung," kata Irene.

"Siapa yang bingung?" tanya Sofia.

"Pembaca lagi,"

Mereka kembali tertawa dan cemilan yang mereka buat sudah jadi. Ternyata Irene dan Sofia membuat seblak versi mukbang untuk mereka habiskan berdua. Untung saja kedua suka sama-sama pedas jadi tidak ada yang saling merugikan untuk soal makanan.

Mereka berdua menyantap makanan itu. Tidak peduli panas dan keringat yang membasahi wajah mereka akibat rasa pedas yang memang harusnya sudah biasa mereka makanan.

Tidak lupa baik Irene dan Sofia mengabadikan momen ini untuk kenang-kenangan mereka masing-masing.

Setelah menyantap makanan itu sampai habis tidak terasa jam menunjukan pukul 14.00, hampir saja mereka lupa karena hari ini pengumuman lulus atau tidaknya masuk ke SMA Favorit. Dengan mengabaikan sisa wadah yang tidak mereka simpan ke dapur, justru mereka menuju kamar Sofia untuk membuka hasil pengumuman di laptop milik Sofia.

Dengan membuka akun pertama milik Sofia, ia mulai menjelajah dan mencari namanya. Apakah nama Sofia ada disana? Setelah di teliti lagi, ternyata nama Sofia ada disana dan di nyatakan lulus.

"Yey! Gue lulus Irene! Ini nama gue ada disini!!!"

Sofia sangat bahagia sekali hingga ia tidak sadar berjingkrak-jingkrakkan layaknya anak kecil karena saking senang dan bahagia nya.

"Syukur alhamdulillah. Makasih ya allah." Sofia mengucapkan syukur.

"Selamat ya. Sof," ucap Irene

"Makasih. Irene, sekarang kita tinggal ngecek akun lo," kata Sofia.

"Ya udah. Mudah-mudahan gue juga lulus ya," harap Irene.

Setelah keluar dari akun milik Sofia, sekarang ia membuka akun milik Irene. Dengan memasukkan email dan password lalu muncullah akun milik Irene dan langsung menuju sekolah yang di tuju.

Satu persatu Sofia mencari nama Irene, bahkan Irene juga matanya tidak lepas dari layar laptop mencoba mencari namanya. Sampai di akhir list itu tidak ada nama Irene, dan kalau sudah seperti ini berarti Irene tidak lulus.

"Ya gue gak lulus," ucap Irene.

"Iya. Gue turut sedih tapi masih ada gelombang kedua kan?" pikir Sofia.

"Gelombang duakan menggunakan jarak. Ini malah makin jauh kali dari kata lulus," jelas Irene.

Sofia tahu memang pada gelombang dia itu akan menggunakan jarak rumah, jadi mustahil Irene akan lulus.

"Udahlah gapapa, mungkin waktu tidak merestui kita bersama lagi," ungkap Irene.

"Padahal kita udah janji SMA kita sama-sama tapi—"

"Kan masih ada layar genggam. Kita masih bisa berkomunikasi lewat itu," hibur Irene.

"Iya. Jadi janji kita harus saling komunikasi,"

"Iya janji,"

Walaupun mereka berdua tidak masuk ke sekolah yang sama akan tetap berkat teknologi yang semakin canggih membuka orang yang jauh menjadi terasa dekat.

***

TAMAT

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Diary Cinta Naelsa Macaca Lova
Niken Anggraini
Novel
X Class 007
Adinda Amalia
Cerpen
Temu Sahabat Kecil Lewat Layar Gengam
Lilis Alfina Suryaningsih
Novel
Bronze
Gerbang Kenang
Panji Yogasara
Novel
PTSD
diana rahmatika
Novel
Relay
Lyinspi
Novel
Perjalanan Rhu
Senjanila
Novel
Bronze
Jangan Lekas Pulih, Ingatan-Ingatan Itu
Achmad Afifuddin
Novel
Bronze
Terjebak Pacar Posesif
Nona Adilau
Komik
Kembang Sepasang
Enthung
Flash
HAMPARAN SAJADAH TERAKHIR UNTUK BAPAK
Siraru
Flash
Bronze
Penghuni Sebelumku (Membicarakan Adam 12)
Silvarani
Flash
BIAS
Rahara Meraki
Novel
Bronze
Friends
Arinaa
Novel
Gold
Destiny
Bentang Pustaka
Rekomendasi
Cerpen
Temu Sahabat Kecil Lewat Layar Gengam
Lilis Alfina Suryaningsih
Novel
Anak-anak Tanpa Cinta
Lilis Alfina Suryaningsih
Cerpen
Sembunyi dibalikata Baik-baik Saja
Lilis Alfina Suryaningsih
Skrip Film
HELLO, BROTHER!
Lilis Alfina Suryaningsih
Skrip Film
Hello, Brother!
Lilis Alfina Suryaningsih