Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Drama
Bronze
Telur Ceplok
0
Suka
777
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

WAJAN diletakkan di atas kompor. Gas dinyalakan, membuat api birunya keluar. Beberapa mililiter minyak kelapa dituang. Tidak, beberapa mililiter lagi rupanya. Setengah ragu, butiran-butiran telur dalam lemari es dipilih. Butir telur yang dipilih lalu dipecah dengan membenturkan cangkangnya di sisi tepi wajan, dan digoreng hingga menimbulkan bunyi 'plok'. Secara alami, putih telurnya membentuk kontur wajah yang lucu dengan kuning telur menyerupai mata sapi.

Ia, perempuan sekitar dua puluh empat tahun, serius sekali tampaknya menggoreng telur ceplok. Kening sedikit berkeringat, tapi tak acuh dan hanya mengusapnya dengan punggung telapak tangan. Ia meraih stoples kecil tempat garam, menjumput sedikit bubuknya, dan menabur rata di atas telur ceplo...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp7,000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
My Super Dad Is a Superstar
Safiraline
Novel
Sudah Tiba Saatnya
Martha Melank
Cerpen
Bronze
Telur Ceplok
Gin Teguh
Novel
Maaf Aku Meniduri Ranjangmu
Aji Najiullah Thaib
Novel
Bronze
ASA kali kedua
Mahessa Gandhi
Novel
Bronze
Icy Miss Right
Momo
Novel
Gold
Pangeran Kelas
Coconut Books
Komik
Bronze
BACK STORY : THE END
willa crown
Novel
KALA'KAY'
kieva aulian
Novel
Bronze
Tetaplah Bersamaku
Santy Musa
Novel
Bronze
Si Anak Yatim
Azmi1410
Flash
Seorang Operator Telepon di Negara Dunia Ketiga
Hendra Purnama
Novel
Landak yang Tenggelam
Arief Pramudya
Cerpen
Janji Berbalut Hazmat
Muhammad Naufal Monsong
Novel
Bronze
I Love You, Mom
Deianeira
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Telur Ceplok
Gin Teguh
Cerpen
Bronze
Percakapan Enam Meter Persegi
Gin Teguh
Cerpen
Bronze
Salju Turun di Alun-Alun
Gin Teguh
Cerpen
Bronze
41 Mil
Gin Teguh
Cerpen
Bronze
Perempuan-Perempuan Abang
Gin Teguh
Cerpen
Bronze
Malaikat Pemberi Luka
Gin Teguh