Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Drama
Bronze
Tanpa Balasan
0
Suka
2,636
Dibaca

Pagi itu, cahaya matahari yang masuk ke kamar Rian terasa seperti tamu yang datang tanpa diundang. Tidak hangat, hanya memaksa matanya terbuka pada kenyataan. Ia meraih ponsel butut di samping bantal, layarnya penuh retakan seperti jalan desa yang dibiarkan rusak bertahun-tahun.Langsung ke ikon biru portal lowongan kerja meski ia tahu pola harinya tidak akan berubah: scroll, baca, simpan, kirim, dan tunggu yang tak pernah berakhir.

Lamaran terakhirnya, yang ia kirim tiga bulan lalu ke sebuah pabrik otomotif di kawasan industri, masih berada di folder “terkirim”. Tak ada tanda centang ganda, tak ada “terima kasih atas minat Anda”, bahkan tak ada penolakan sopan. Hanya hening.

Hening yang semakin membuatnya yakin, mungkin ia sudah berada di luar jalur waktu yang dianggap berguna.

Dari ruang depan, suara Ibu terdengar, ritmis seperti doa: plastik keresek yang disusun, kardus kue dibuka, aroma serabi dan pisang goreng menyelusup masuk.

“Rian, nanti jangan lupa jemur pakaian,” suara Ibu memecah udara. Tidak ada nada marah, tapi ada sesuatu yang terselip keletihan yang terlalu sering disembunyikan di balik rutinitas.

Ia hanya menjawab, “Iya, Bu,” sambil menatap layar yang kini menampilkan lowongan ‘dibutuhkan segera’ yang seperti bercanda, karena setiap ia kirim lamaran, balasan tak pernah datang segera.

Ibu keluar kontrakan, menenteng tampah berisi kue, langkahnya cepat tapi bahunya miring sedikit ke depan, tanda tubuh yang sudah terlalu lama memanggul beban.

Rian melihat dari jendela dari arah berlawanan, buruh-buruh pabrik mulai berjalan pulang, masih pagi, seragam mereka kusut. Beberapa bercakap pelan, beberapa diam sambil meremas slip kertas. PHK. Ia tahu dari wajah mereka. Ada se...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Cerpen
Pukul 11 Malam di Peron Stasiun (POV 2)
E. N. Mahera
Cerpen
Bronze
Tersisa di Gaza
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
Tanpa Balasan
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
Surat Terakhir Untuk Malam
Renaldy wiratama
Novel
Kita (Tidak) Baik-Baik Saja
Fey Mega
Novel
Mendadak Jadi Nyonya Mafia
Dista rumanasari
Novel
Benang Takdir
Fredhi Lavelle
Komik
Kembang Sepasang
Enthung
Skrip Film
Di Bawah Langgit Biru
muhamad zaid
Flash
Forgetting
Fani Fujisaki
Flash
Jam Lima
SIONE
Cerpen
Bronze
Sepotong Ingatan
Renaldy wiratama
Novel
KPR (Kapan Pindah Rumah?)
Annisa Diandari Putri
Flash
TEMAN BERMAIN
Reiga Sanskara
Cerpen
Bronze
PERGI UNTUK HILANG
Maldalias
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Tanpa Balasan
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
Tersisa di Gaza
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
Tidak ada Tempat untuk Kita Berteduh
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
Jejak yang Hilang di Lorong 4
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
24 Jam Yang Menghapusku
Muhamad Irfan
Cerpen
Sepotong Roti Hangat di Ujung Hujan
Muhamad Irfan
Cerpen
Tak Layak
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
Bayangan yang Tidak Pernah Pulang
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
Satu Kursi yang Kosong
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
Nyaris
Muhamad Irfan
Cerpen
BISU
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
JIKA RUMAH ADALAH LUKA
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
Tak Terdengar
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
Bunga yang Tak Pernah Ditaruh di Vas
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
Jaket Merah yang Tak Pernah Dikembalikan
Muhamad Irfan