Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Drama
Bronze
Tanpa Balasan
0
Suka
7
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Pagi itu, cahaya matahari yang masuk ke kamar Rian terasa seperti tamu yang datang tanpa diundang. Tidak hangat, hanya memaksa matanya terbuka pada kenyataan. Ia meraih ponsel butut di samping bantal, layarnya penuh retakan seperti jalan desa yang dibiarkan rusak bertahun-tahun.Langsung ke ikon biru portal lowongan kerja meski ia tahu pola harinya tidak akan berubah: scroll, baca, simpan, kirim, dan tunggu yang tak pernah berakhir.

Lamaran terakhirnya, yang ia kirim tiga bulan lalu ke sebuah pabrik otomotif di kawasan industri, masih berada di folder “terkirim”. Tak ada tanda centang ganda, tak ada “terima kasih atas minat Anda”, bahkan tak ada penolakan sopan. Hanya hening.

Hening yang semakin membuatnya yakin, mungkin ia sudah berada di luar jalur waktu yang dianggap berguna.

Dari ruang depan, suara Ibu terdengar, ritmis seperti doa: plastik keresek yang disusun, kardus kue dibuka, aroma serabi dan pisang goreng menyelusup masuk.

“Rian, nanti jangan lupa jemur pakaian,” suara Ibu memecah udara. Tidak ada nada marah, tapi ada sesuatu yang terselip keletihan yang terlalu sering disembunyikan di balik rutinitas.

Ia hanya menjawab, “Iya, Bu,” sambil menatap layar yang kini menampilkan lowongan ‘dibutuhkan segera’ yang seperti bercanda, karena setiap ia kirim lamaran, balasan tak pernah datang segera.

Ibu keluar kontrakan, menenteng tampah berisi kue, langkahnya cepat tapi bahunya miring sedikit ke depan, tanda tubuh yang sudah terlalu lama memanggul beban.

Rian melihat dari jendela dari arah berlawanan, buruh-buruh pabrik mulai berjalan pulang, masih pagi, seragam mereka kusut. Beberapa bercakap pelan, beberapa diam sambil meremas slip kertas. PHK. Ia tahu dari wajah mereka. Ada se...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Komik
Payung Kesedihan
Astri Rahmah Aulia
Cerpen
Asmara Terlarang Bu Guru
Yovinus
Cerpen
Tia Monica Manis Sekali
Rizki Mubarok
Cerpen
Bronze
Tanpa Balasan
Muhamad Irfan
Novel
DUA JIWA
Masda Raimunda
Novel
Sanubari
Imajiner
Novel
Realitas Tak Seindah Kata Mutiara: Kumpulan Cerpen
Charisma Rahmat Pamungkas
Novel
Bronze
Intact Yet Broken
Fann Ardian
Novel
Bronze
Kang Azzam: Sang Kiai dan Metamorfosa
Imajinasiku
Cerpen
Bronze
Perempuan Tanpa V
Abdi Husairi Nasution
Novel
Bronze
Foolish Love!
Syane Raphaeli Irawan
Novel
DANUM
Abroorza Ahmad Yusra
Novel
Dibawah Pedang Pora
Eggya Vaniesa Hediana
Novel
Bronze
Matahari Terbenam bersama Cinta
Sarah Teplaka
Novel
Bronze
Serpihan Sembilan Puluh Delapan
ayurinp
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Tanpa Balasan
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
JIKA RUMAH ADALAH LUKA
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
Bayangan yang Tidak Pernah Pulang
Muhamad Irfan
Cerpen
Tersisa di Gaza
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
Satu Kursi yang Kosong
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
Tidak ada Tempat untuk Kita Berteduh
Muhamad Irfan
Cerpen
BISU
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
Nyaris
Muhamad Irfan
Cerpen
Tak Layak
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
24 Jam Yang Menghapusku
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
Bunga yang Tak Pernah Ditaruh di Vas
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
Jaket Merah yang Tak Pernah Dikembalikan
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
Tak Terdengar
Muhamad Irfan
Cerpen
Bronze
Bayangan di Meja Sebelah
Muhamad Irfan
Cerpen
Sepotong Roti Hangat di Ujung Hujan
Muhamad Irfan