Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Slice of Life
Bronze
Tangisan Ibu Terhenti
0
Suka
4,918
Dibaca

Tiga pasang kunang-kunang menari mengikuti arah angin. Gelombang cahayanya terlihat berpendar, meliuk-liuk seakan sedang menampilkan sebuah pertunjukan megah. Empat-lima pasang kunang-kunang lain menyusul, ikut meramaikan pertunjukan. Deru pertemuan sayap kunang-kunang terdengar riuh, bahagia menyambut musim hujan.

Sementara di pusat perkampungan ini, gemerlap belasan lampu dop nampak meriah. Terlihat segunduk gunung diiringi jajaran bukit di sekitarnya, berdiri amat kekar. Semilir angin tak henti-hentinya bersiul malam ini. Bunda muncul tiba-tiba dari dalam bingkai pintu kayu tua yang sengaja kubuka lebar-lebar dengan dua cangkir teh hangat di kedua tangannya, menemaniku yang tengah takjub akan perkampungan ini.

“Bunda, segar sekali ya udaranya? Anginnya pun sejuk.”

“Iya, benar. Segera habiskan teh hangatmu, Ra. Esok kau harus bangun pagi-pagi.”

“Mau ke mana, Nda?”

“Kau tak mau melihat seisi kampung ini di pagi hari, Ra? Bunda saja ingin cepat-cepat berganti hari, tak sabar menyaksikan sudut demi sudut kampung ini,” ucap Bunda, sembari meninggalkanku sendiri di teras rumah, menyatu dengan keheningan malam.

***

Pagi mulai beranjak, diam-diam melingkupiku yang masih saja terlelap. Semakin lama, binar mentari semakin lancang memecah fokus tidurku. Namun tetap saja, selimut tebal masih membalut sekujur tubuhku pagi ini, mendambakan kepuasan lebih besar atas jam tidurku semalam. Ditambah lagi ingar-bingar udara pagi yang berhasil membuatku segan untuk terbangun pagi ini. Aku kembali tenggelam dalam lelap.

PYAARRR!!!

Hanya sesaat setelah ...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Slice of Life
Cerpen
Bronze
Tangisan Ibu Terhenti
Sepasang Renjana
Cerpen
Bronze
Hampir Jadi Mantu: Sebuah Kenangan
Cahyana Endra Purnama
Cerpen
Tuan Oh Tuan
Jie Jian
Cerpen
Mekarnya Mahkota Anggrek Larat
Angelica Eleyda Hitjahubessy
Cerpen
Waktu yang Tak Pernah Padam
Meliawati
Cerpen
Bronze
BOY BEHIND THE VEIL
glowedy
Cerpen
Bronze
LUH
Soerja HR Hezra
Cerpen
Bronze
Matahari Kembar di Langit Bruistagi
Sri Wintala Achmad
Cerpen
Bronze
Peluk Hangat Bapak
nindia
Cerpen
Ban Kempes
Awal Try Surya
Cerpen
Di Penghujung Hari
Galang Gelar Taqwa
Cerpen
Bronze
Balada Tes CPNS
spacekantor
Cerpen
Bronze
ALTEZZA : Semata Karenamu
Tinta Monyet
Cerpen
Bronze
Harapan dari Sepiring Nasi
Saifoel Hakim
Cerpen
Bronze
Surat dari Jakarta
Ron Nee Soo
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Tangisan Ibu Terhenti
Sepasang Renjana