Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Slice of Life
Bronze
Tangisan Ibu Terhenti
0
Suka
695
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Tiga pasang kunang-kunang menari mengikuti arah angin. Gelombang cahayanya terlihat berpendar, meliuk-liuk seakan sedang menampilkan sebuah pertunjukan megah. Empat-lima pasang kunang-kunang lain menyusul, ikut meramaikan pertunjukan. Deru pertemuan sayap kunang-kunang terdengar riuh, bahagia menyambut musim hujan.

Sementara di pusat perkampungan ini, gemerlap belasan lampu dop nampak meriah. Terlihat segunduk gunung diiringi jajaran bukit di sekitarnya, berdiri amat kekar. Semilir angin tak henti-hentinya bersiul malam ini. Bunda muncul tiba-tiba dari dalam bingkai pintu kayu tua yang sengaja kubuka lebar-lebar dengan dua cangkir teh hangat di kedua tangannya, menemaniku yang tengah takjub akan perkampungan ini.

“Bunda, segar sekali ya udaranya? Anginnya pun sejuk.”

“Iya, benar. Segera habiskan teh hangatmu, Ra. Esok kau harus bangun pagi-pagi.”

“Mau ke mana, Nda?”

“Kau tak mau melihat seisi kampung ini di pagi hari, Ra? Bunda saja ingin cepat-cepat berganti hari, tak sabar menyaksikan sudut demi sudut kampung ini,” ucap Bunda, sembari meninggalkanku sendiri di teras rumah, menyatu dengan keheningan malam.

***

Pagi mulai beranjak, diam-diam melingkupiku yang masih saja terlelap. Semakin lama, binar mentari semakin lancang memecah fokus tidurku. Namun tetap saja, selimut tebal masih membalut sekujur tubuhku pagi ini, mendambakan kepuasan lebih besar atas jam tidurku semalam. Ditambah lagi ingar-bingar udara pagi yang berhasil membuatku segan untuk terbangun pagi ini. Aku kembali tenggelam dalam lelap.

PYAARRR!!!

Hanya sesaat setelah ...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Slice of Life
Cerpen
Bronze
Tangisan Ibu Terhenti
Sepasang Renjana
Cerpen
Rindu Untuk Bapak
Aksara Senja
Cerpen
Bronze
Hati Seorang Sahabat
Munkhayati
Cerpen
Bronze
Ibu Jangan Tinggalkan Adek
Yona Elia Pratiwi
Cerpen
Bronze
Lelaki Bermata Teduh Part-7
Munkhayati
Cerpen
Asa Untuk Iza
Rafiu H
Cerpen
Menari Bersama Semesta
Shinta Larasati
Cerpen
1/2 Nakal & 1/2 Polos (Tetangga Ku)
muhamad fahmi fadillah
Cerpen
Bronze
FIRASAT EMAK
Efi supiyah
Cerpen
Bronze
RIN
Hesti Ary Windiastuti
Cerpen
Perhatikan Rani (Part 2)
Cassandra Reina
Cerpen
The Real Lie Detector
Tia Dia
Cerpen
Salah yang Menghapus Kebaikan
Lianhua Xien Yi
Cerpen
Refleksi
rdsinta
Cerpen
Basa Basi Bisa
Zakiyatus Solihah
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Tangisan Ibu Terhenti
Sepasang Renjana