Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Slice of Life
Bronze
Tangisan Ibu Terhenti
0
Suka
2,368
Dibaca

Tiga pasang kunang-kunang menari mengikuti arah angin. Gelombang cahayanya terlihat berpendar, meliuk-liuk seakan sedang menampilkan sebuah pertunjukan megah. Empat-lima pasang kunang-kunang lain menyusul, ikut meramaikan pertunjukan. Deru pertemuan sayap kunang-kunang terdengar riuh, bahagia menyambut musim hujan.

Sementara di pusat perkampungan ini, gemerlap belasan lampu dop nampak meriah. Terlihat segunduk gunung diiringi jajaran bukit di sekitarnya, berdiri amat kekar. Semilir angin tak henti-hentinya bersiul malam ini. Bunda muncul tiba-tiba dari dalam bingkai pintu kayu tua yang sengaja kubuka lebar-lebar dengan dua cangkir teh hangat di kedua tangannya, menemaniku yang tengah takjub akan perkampungan ini.

“Bunda, segar sekali ya udaranya? Anginnya pun sejuk.”

“Iya, benar. Segera habiskan teh hangatmu, Ra. Esok kau harus bangun pagi-pagi.”

“Mau ke mana, Nda?”

“Kau tak mau melihat seisi kampung ini di pagi hari, Ra? Bunda saja ingin cepat-cepat berganti hari, tak sabar menyaksikan sudut demi sudut kampung ini,” ucap Bunda, sembari meninggalkanku sendiri di teras rumah, menyatu dengan keheningan malam.

***

Pagi mulai beranjak, diam-diam melingkupiku yang masih saja terlelap. Semakin lama, binar mentari semakin lancang memecah fokus tidurku. Namun tetap saja, selimut tebal masih membalut sekujur tubuhku pagi ini, mendambakan kepuasan lebih besar atas jam tidurku semalam. Ditambah lagi ingar-bingar udara pagi yang berhasil membuatku segan untuk terbangun pagi ini. Aku kembali tenggelam dalam lelap.

PYAARRR!!!

Hanya sesaat setelah ...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Slice of Life
Cerpen
Bronze
Tangisan Ibu Terhenti
Sepasang Renjana
Cerpen
Hampa
Arkina Melantri
Cerpen
Bronze
Balada Tes CPNS
spacekantor
Cerpen
Bronze
RAHASIA 17 TAHUN
Citra Rahayu Bening
Cerpen
Mati Itu Pasti; Lapar Itu Setiap Hari
Andriyana
Cerpen
Beli Salah, Tidak Juga Salah
Elsa Ayu
Cerpen
Bronze
Restaurant Jang Kie
Muram Batu
Cerpen
Paduka Yang Mulyo
Kiiro Banana
Cerpen
Melesat Sat Set: Di Antara Peluh, Paket, dan Perjuangan Tanpa Batas
Tresnaning Diah
Cerpen
Mie di Kala Hujan
zain zuha
Cerpen
Uang Saku
Muhammad Azmi Fahreza
Cerpen
Bronze
Pukuc Kadit Odlas
Muhaimin El Lawi
Cerpen
(Don't) Stay Away
Fadillah Nastiti
Cerpen
Bronze
Hilang Sebelum Sampai
Shinta Larasati Hardjono
Cerpen
Jangan Mati Dulu, Dong, Bruh
Ryan Esa
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Tangisan Ibu Terhenti
Sepasang Renjana