Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Slice of Life
Bronze
Tangisan Ibu Terhenti
0
Suka
2,859
Dibaca

Tiga pasang kunang-kunang menari mengikuti arah angin. Gelombang cahayanya terlihat berpendar, meliuk-liuk seakan sedang menampilkan sebuah pertunjukan megah. Empat-lima pasang kunang-kunang lain menyusul, ikut meramaikan pertunjukan. Deru pertemuan sayap kunang-kunang terdengar riuh, bahagia menyambut musim hujan.

Sementara di pusat perkampungan ini, gemerlap belasan lampu dop nampak meriah. Terlihat segunduk gunung diiringi jajaran bukit di sekitarnya, berdiri amat kekar. Semilir angin tak henti-hentinya bersiul malam ini. Bunda muncul tiba-tiba dari dalam bingkai pintu kayu tua yang sengaja kubuka lebar-lebar dengan dua cangkir teh hangat di kedua tangannya, menemaniku yang tengah takjub akan perkampungan ini.

“Bunda, segar sekali ya udaranya? Anginnya pun sejuk.”

“Iya, benar. Segera habiskan teh hangatmu, Ra. Esok kau harus bangun pagi-pagi.”

“Mau ke mana, Nda?”

“Kau tak mau melihat seisi kampung ini di pagi hari, Ra? Bunda saja ingin cepat-cepat berganti hari, tak sabar menyaksikan sudut demi sudut kampung ini,” ucap Bunda, sembari meninggalkanku sendiri di teras rumah, menyatu dengan keheningan malam.

***

Pagi mulai beranjak, diam-diam melingkupiku yang masih saja terlelap. Semakin lama, binar mentari semakin lancang memecah fokus tidurku. Namun tetap saja, selimut tebal masih membalut sekujur tubuhku pagi ini, mendambakan kepuasan lebih besar atas jam tidurku semalam. Ditambah lagi ingar-bingar udara pagi yang berhasil membuatku segan untuk terbangun pagi ini. Aku kembali tenggelam dalam lelap.

PYAARRR!!!

Hanya sesaat setelah ...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Slice of Life
Cerpen
Bronze
Tangisan Ibu Terhenti
Sepasang Renjana
Cerpen
Membisukan Kata di ujung Patah
Nurhidayah
Cerpen
Jalan Itu Lagi
nazila ardiani
Cerpen
Bronze
( dalam Kurung )
Yasin Yusuf
Cerpen
Bronze
KOMPAS
Retchaan
Cerpen
Bronze
Uang-uang yang Tercecer di Jalan
Titin Widyawati
Cerpen
Meletus Sebelum Januari
HIJACKED LIBRARY
Cerpen
Lima Kelopak di Taman yang Layu Sebelum Mekar
Nuryanti
Cerpen
Riwayat Penghuni Pohon Nangka
Haryati SR
Cerpen
Bronze
ANJING YANG MENJADI MALING
Sri Wintala Achmad
Cerpen
Hanya Sebuah Lilin di Hidup Orang Lain
mu'aini Yulianti
Cerpen
Bronze
Senja
Bisma Lucky Narendra
Cerpen
Bronze
Perjuangan Menggapai Mimpi di Tengah Cobaan
Azhar Ainun Hidayat
Cerpen
Bronze
Satu Kali Lagi
Jasma Ryadi
Cerpen
Nala
Shofi
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Tangisan Ibu Terhenti
Sepasang Renjana