Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Suwanita
1
Suka
2,845
Dibaca

Pagi Yang Cerah

Suwanita menggeliat, sinar matahari pagi merangkak masuk melalui celah gorden, membelai wajahnya dengan kehangatan yang familiar. Aroma kopi yang baru diseduh mulai menyeruak dari dapur, beradu dengan wangi roti panggang yang renyah. Pagi ini, 15 Juni 2025, terasa sama seperti pagi-pagi lainnya dalam tiga puluh tahun hidupnya—penuh rutinitas yang menenangkan. Dia bangkit dari ranjang, merapikan selimut, dan melangkah menuju dapur, jubah tidur sutranya berdesir lembut.

Sambil menunggu air mendidih untuk kopi, jemarinya lincah meraih ponsel yang tergeletak di meja makan. Notifikasi berjejer, sebagian besar adalah pesan grup dari teman-teman kantor atau tawaran diskon dari aplikasi belanja. Namun, satu pesan menarik perhatiannya. Dari Dinda, sahabat SMA-nya yang sudah lama tidak ia hubungi.

"Selamat datang, kamu juga sudah tiba."

Suwanita mengerutkan kening. "Dinda?" gumamnya. Pesan itu terasa aneh, hampir seperti lelucon internal yang tidak ia ingat. Mungkin salah kirim? Atau Dinda sedang iseng. Ia mengetik balasan, "Maksudnya apa, Din? Tiba di mana?" sebelum menyadari bahwa ia tidak melihat indikator Dinda sedang online. Aneh. Terakhir kali ia berbicara dengan Dinda adalah dua tahun lalu, saat ulang tahun mereka yang ke-28. Dinda, yang selalu ceria dan penuh kejutan, kini jarang sekali muncul di radarnya. Suwanita ingat betul, Dinda selalu menjadi orang pertama yang memberinya kejutan ulang tahun, bahkan pernah rela datang jauh-jauh dari luar kota hanya untuk menemuinya. Sekarang, jangankan memberi kejutan, kabar pun jarang ia dengar.

Pikiran Suwanita melayang ke daftar belanjaan hari ini: sayuran segar, sedikit daging, dan mungkin beberapa bunga untuk mempercantik sudut ruang tamu. Hari ini hari Sabtu, jadi ia berencana membersihkan apartemen dan mungkin membaca buku yang sudah lama ia tunda. Sebuah pagi yang biasa, yang menjanjikan kedamaian. Ia membayangkan dirinya duduk di balkon dengan secangkir teh hangat, tenggelam dalam halaman-halaman novel favoritnya. Angin sepoi-sepoi, suara burung berkicau, dan aroma...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp7.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Suwanita
Christian Shonda Benyamin
Flash
Angin dan Daun Yang Jatuh
Salman Faris
Novel
Gold
Fantasteen Detective Talita
Mizan Publishing
Novel
Bronze
PKL DI DESA GOSAN
Nunung Hartati
Novel
Komplotan Tidak Takut Hantu
Mohamad Novianto
Flash
Wajah-wajah Sang Aktor
Ravistara
Novel
Gold
Surat dari Kematian
Falcon Publishing
Flash
Memori
Roy Rolland
Flash
Keano and Ghost
Queeniavv
Flash
Reminisce You, Rossi
Fann Ardian
Novel
Gold
They Call Me Psychopath
Mizan Publishing
Novel
World Dream
rian mutiara
Cerpen
Bronze
Curahan hati seorang anak
Pius Giri Sugiharta
Cerpen
Bronze
Kabut Asap Pelabuhan
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bunker Jepang
Christian Shonda Benyamin
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Suwanita
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kabut Asap Pelabuhan
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bunker Jepang
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bidan Sofia
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayang - Bayang Kaktus Berdarah Seri 01
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Jerat Senyap
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Penunggang Kuda Hitam
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aroma Kopi Di Bangunan Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kutukan Polaroid
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aku Di Bawah Ancaman Mereka
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Novel Tanpa Akhir
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Yamero
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Rumah Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Paranoid
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Lilo Main Dengan Siapa
Christian Shonda Benyamin