Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Suwanita
1
Suka
98
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Bab 1: Pagi yang Biasa

Suwanita menggeliat, sinar matahari pagi merangkak masuk melalui celah gorden, membelai wajahnya dengan kehangatan yang familiar. Aroma kopi yang baru diseduh mulai menyeruak dari dapur, beradu dengan wangi roti panggang yang renyah. Pagi ini, 15 Juni 2025, terasa sama seperti pagi-pagi lainnya dalam tiga puluh tahun hidupnya—penuh rutinitas yang menenangkan. Dia bangkit dari ranjang, merapikan selimut, dan melangkah menuju dapur, jubah tidur sutranya berdesir lembut.

Sambil menunggu air mendidih untuk kopi, jemarinya lincah meraih ponsel yang tergeletak di meja makan. Notifikasi berjejer, sebagian besar adalah pesan grup dari teman-teman kantor atau tawaran diskon dari aplikasi belanja. Namun, satu pesan menarik perhatiannya. Dari Dinda, sahabat SMA-nya yang sudah lama tidak ia hubungi.

"Selamat datang, kamu juga sudah tiba."

Suwanita mengerutkan kening. "Dinda?" gumamnya. Pesan itu terasa aneh, hampir seperti lelucon internal yang tidak ia ingat. Mungkin salah kirim? Atau Dinda sedang iseng. Ia mengetik balasan, "Maksudnya apa, Din? Tiba di mana?" sebelum menyadari bahwa ia tidak melihat indikator Dinda sedang online. Aneh. Terakhir kali ia berbicara dengan Dinda adalah dua tahun lalu, saat ulang tahun mereka yang ke-28. Dinda, yang selalu ceria dan penuh kejutan, kini jarang sekali muncul di radarnya. Suwanita ingat betul, Dinda selalu menjadi orang pertama yang memberinya kejutan ulang tahun, bahkan pernah rela datang jauh-jauh dari luar kota hanya untuk menemuinya. Sekarang, jangankan memberi kejutan, kabar pun jarang ia dengar.

Pikiran Suwanita melayang ke daftar belanjaan hari ini: sayuran segar, sedikit daging, dan mungkin beberapa bunga untuk mempercantik sudut ruang tamu. Hari ini hari Sabtu, jadi ia berencana membersihkan apartemen dan mungkin membaca buku yang sudah lama ia tunda. Sebuah pagi yang biasa, yang menjanjikan kedamaian. Ia membayangkan dirinya duduk di balkon dengan secangkir teh hangat, tenggelam dalam halaman-halaman novel favoritnya. Angin sepoi-sepoi, suara burung berkicau, dan aro...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp7.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Suwanita
Christian Shonda Benyamin
Flash
Aku Tahu Kau Sudah Mati, Sayang
Ibal Pradana
Flash
Setangkai Mawar Biru
Tazkia Irsyad
Cerpen
Bronze
Penjaga Gaib(Based on true story)
Julpiyana
Komik
Rayuan Maut Pulau Kelabu
Arlita Dela
Flash
Kakak
najla shafaa
Cerpen
Bronze
Kutukan Merapi Tua
Christian Shonda Benyamin
Novel
Akhir yang Dinanti
judizia
Flash
Kembalikan Mataku, Mama!
anjel
Novel
Bronze
Tembung Lakar
Keefe R.D
Flash
Indigo
Rinai Bening Kasih
Flash
Sumi Arwah penasaran
Ismawati
Flash
Diary
Deandrey Putra
Komik
Teror di Kampung Sanes
Alfisyahrin Zulfahri Akbar
Flash
Disaat Kau Sendiri
Nurai Husnayah
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Suwanita
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kutukan Merapi Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kuncup Bunga Ungu
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Maut Di Kapal Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Panggilan 000
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Cermin Yang Tersisa
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Retha
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Notifikasi Terakhir
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kutukan Merapi Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayang - Bayang Kaktus Berdarah Seri 02
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Panggilan Dari Bawah Tanah
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kakek Memanggil
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Ruko Terlarang
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Suara Terompet
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Radio Tua
Christian Shonda Benyamin