Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Nama asli sunan drajat adalah qasim bin muhammad ali rahmatullah bin Ibrahim assamaraqandy.Nama lain sunan drajat adalah masaikh munaf, syarifuddin, sunan mahmud, sunan mayang madu, sunan maryapada, raden imam, maulana hasyim.Anak dari sunan ampel dan istrinya retna ayu manila, alias dewi candrawati (putri adipati tuban arya teja).Kemudian mendapat gelar Raden Syarifudin.Putra dari sunan ampel surabaya dan adik dari sunan bonang tuban.Dia mendirikan pesantren dalem duwur di desa drajat, paciran lamongan.Dan terkenal dengan kecerdasannya.Setelah menguasai Islam menyebarkan agama Islam di tanah drajat.Sunan drajat mempunyai jiwa sosial yang tinggi, sangat peduli pada kaum fakir miskin.Pertamakali yang diupayakan sebelum menyebarkan Islam adalah menuntaskan kemiskinan agar rakyat bisa bangkit dan makmur.Beliau diutus ayahnya untuk menyebarkan Islam di barat surabaya terutama dipesisir gresik, tetapi saat menyebrengi lautan kapalnya dapat musibah, perahunya kena ombak badai dan tenggelam akhirnya terdampar di pesisir lamongan, saat berada di desa tersebut mendapat sambutan hangat dari tokoh tetua Mbah Mayang madu dan Mbah banjar.Mereka sebelumnya sudah masuk islam berkat pendakwah lain dari Surabaya.
Akhirnya sunan Drajat menetap di desa jelak, menikahi putri Mbah Mayang madu.Mendirikan surau kecil kemudian berkembang menjadi pesantren untuk penduduk desa mengaji.Mengapa disebut desa banjaranyar? karena ada seorang bernama Mbah Banjar dari (Banjar, Kalimantan) menyebarkan agama Islam di situ, jadi Banjar adalah orang yang menyebarkan agama Islam, anyar adalah agamanya yang baru.
Perahunya yang berlayar di lautan terkena ombak dan badai sehingga di selamatkan oleh ikan besar dan terdampar di Pantai, di desa jelak Mbah Mayang madu yang masih beragama Hindu diislamkan oleh Mbah Banjar, mereka membantu Raden Qosim berdakwah, Karena Mbah Mayang madu adalah sesepuh disitu jadi masyarakat patuh dan ikut menjadi beragam Islam.Mbah Mayang madu punya anak putri dan menjadi istri Raden Qosim, mengapa Raden Qosim dijuluki sunan Drajat? karena beliau menyebarkan agama Islam dengan cara menabuh gending, gending di tabuh masyarakat berkumpul semua, terus diajak ngaji buyar, begitu terus menerus kemudian Raden Qosim capek dan dawuh : Siapa yang mau berkumpul di tempat ini maka derajatnya akan tinggi, karena beliau terkenal dengan do'anya yang manjur, maka masyarakat disitu banyak yang berkumpul dan mau diajak ngaji.Karena perkataannya itu beliau dijuluki dengan sunan Drajat, dan mengapa itu disebut desa Drajat.
Sekarang Mbah Mayang madu di makamkan di belakang masjid jelag, dan Mbah Banjar di makamkan di selatan pesisir lautan.Sunan Drajat dimakamkan disebelah desa Drajat di tempat yang paling tinggi, sampai sekarang masyarakat seantero negeri masih banyak yang berziarah kesana.disitu ada museum sunan Drajat peninggalan-peninggalan bersejarah yang masih tersimpan rapi, seperti gending, dayung perahu, Al-Qur'an beliau, singo mengkok, gentong tempat air minum beliau.Sumurnya pun masih menyumberkan air tepat di barat makamnya, kita bisa minum disitu secara gratis dan semoga berkah.
Sunan Drajat dikenal sebagai orang yang dermawan terutama kepada masyarakat yang tidak mampu atau miskin, diantara pesan dari Kanjeng sunan Drajat adalah sebagai berikut:
1.wenehono teken marang wong kang wuto.
2.wenehono mangan marang wong kang luwe.
3.wenehono sandang marang wong kang wudo.
4.wenehono iyupan marang wong kang kudanan.
Itulah wasiat dari sunan Drajat yang menyuruh kita untuk selalu memberi bukan sebaliknya meminta.Semoga kita semua bisa meneruskan perjuangan sunan Drajat melalui pesan-pesannya.Aminn.
Selain itu sunan dikenal sebagai orang yang cerdas dalam ilmunya, ilmu agama terutama dan ilmu dunia yaitu perekonomian yang merubah masyarakat dari kekurangan menjadi keberlimpahan.
Pernah ada pemberontak yang suka mengganggu masyarakat setempat sehingga masyarakat merasa tidak nyaman, kemudian sunan Drajat memanggil si pemberontak untuk di kasih pembelajaran, disuruh mendengar tembang pangkur, sehingga luluh hatinya dan dia masuk Islam dan ingin dijadikan muridnya.
Sunan Ampel Surabaya adalah ayah dari sunan Drajat dan sunan Bonang adalah kakaknya, kakaknya lah yang mengajarkan kepada sunan Drajad ilmu-ilmu banyak, karena dari ayahnya gk lama belajarnya karena sunan Ampel jarang dirumah karena berdakwah diluar kota.
Pernah sunan disuruh kakaknya mencari bukit dan di suruh Mendaki kesana yang sudah ditunggu kakaknya disana, syaratnya tidak boleh makan selama 40 hari, kemudian sunan mencari kakaknya selama 40 hari GK makan GK minum tubuhnya lemah hingga jatuh ketanah kurang sedikit lagi bertemu kakaknya beliau merangkak sampai puncak bukit dan disitu ketemu kakaknya,lalu kakaknya (sunan Bonang) mendoakan beliau lalu beliau masih hidup dan diberi hadiah ilmu-ilmu agama,dan kitab suci Al Quran.yang dipelajari untuk bekal berdakwah.dan mempelajari ilmu alam melalui baca Al-Qur'an sudah dijelaskan disana.
Kanjeng sunan Drajat merupakan anggota Walisongo, silsilahnya masih keturunan dari Nabi Muhammad Saw.
Sekarang tanah di daerah Drajat di Utara makamnya sudah menjadi pondok pesantren sunan Drajat, sholat lima waktu yang teratur juga pesan Kanjeng sunan Drajat,
Sekarang waktunya kita merenung sejenak, betapa dulu Walisongo mengajarkan ilmunya dengan cara yang bijaksana sehingga tidak terasa menjadi menyebar keseluruhan pelosok negeri khususnya di pulau Jawa.Semoga kita sebagai generasi muda penerus dari para wali melalui pesan-pesan yang disampaikannya.
Sehingga lahirlah generasi yang mewarisi ilmu para sufi, kyai, ulama, wali maupun nabi.
***
Tulisan ini hanyalah sebuah isi hati saya yang ingin saya tulis untuk pembaca, agar mengetahui sejarah singkat dari anggota Walisongo yang berada di pesisir Lamongan Utara,
Sekarang tanah Drajat sudah menjadi pondok pesantren sunan Drajat,yang diasuh oleh ky Abdul Ghofur saya mendengar cerita langsung dari beliau tentang sunan Drajat karena Abahyai juga merupakan keturunan sunan Drajat, jadi saya tidak mau membantah beliau.
Gemah Ripah loh jinawi, tata titi tenteram Kertaharja.Disana suasana pondoknya sangat asri, gedungnya tingkat-tingkat,ada pesawat terbangnya sebagai hiburan, ada kuda, kijang, buaya, burung sebagai tontonan para santri biar kerasan.Pondok juga mempunyai tv sendiri dan radio sendiri yaitu persada tv,senang sekali bisa mondok disana, banyak pengalaman yang saya dapatkan.Seperti kebersamaan, kemandirian, kesederhanaan dan sebagainya.
Kalau mau tahu tempatnya bisa berkunjung kesana sendiri atau bersama teman, dan akhirnya saya sekarang tumbuh menjadi anak dewasa yang sudah dibesarkan di lingkungan pondok pesantren sunan Drajat, dan saya ditunggu dan diharapkan dirumah didesa saya sebagai generasi penerus bangsa Indonesia.
Yang mau berjuang untuk masyarakat memperjuangkan agama Islam di tengah masyarakat, dengan bekal ilmu yang saya peroleh dari pesantren, ilmu agama maupun ilmu umum.
Didesa saya ingin sekali menjadikan masyarakat mempunyai akhlak atau tatakrama yang baik, sehingga masyarakat bisa hidup seimbang dunia dan akhirat.Kenek iwake GK butek banyune, ini yang saya mau terapkan tidak terasa semua masyarakat bisa memiliki akhlaq yang mulia dan menaati syariat agama Islam.
Ajaran agama Islam yang sudah dibesarkan oleh para pendahulu kita yaitu para wali.Adalah jejak yang harus kita ikuti,
Kita niatkan karena mencari keridhaan Allah.
***
Semoga bermanfaat dan berkah, dengan hati yang bersih, suci, dan religius kita mampu mempraktekkan perintah-perintah agama Islam.
Niatnya dulu yang harus kita tata agar tidak menyeleweng dari tujuan yang benar, " innamala'malubinniyati " : Segala sesuatu tergantung niatnya, kalau niatnya baik ingsaallah hasilnya akan baik, kalau niatnya buruk hasilnya akan buruk.Wallahu a'lam bish shawab.
_