Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Suara Penyiar Radio
0
Suka
4,130
Dibaca

Bab 1: Frekuensi Tengah Malam

Udara dingin bulan November merayap masuk melalui celah jendela ruang siar Radio Rona FM, menyelimuti Adit dengan pelukan beku. Jam menunjukkan pukul 23:57. Di luar, Kota Makassar sudah terlelap, diselimuti kegelapan yang pekat. Hanya lampu-lampu jalanan yang bersinar samar, membentuk untaian permata di kejauhan. Di dalam studio, hanya suara desiran AC dan kerlip lampu-lampu indikator yang memecah keheningan. Adit, seorang penyiar muda dengan rambut ikal acak-acakan dan kemeja flanel yang sedikit kedodoran, menyesap kopi pahitnya. Malam itu adalah jadwal siaran tengah malamnya yang pertama. Rasanya mendebarkan, tapi juga sedikit hampa. Ia terbiasa dengan keramaian siaran pagi, canda tawa rekan-rekan, dan interaksi langsung dengan pendengar. Siaran malam ini terasa seperti masuk ke dimensi lain, di mana ia hanya ditemani mikrofon dan kesunyian.

Adit menata ulang naskah siarannya, memastikan semua lagu sudah siap di antrean. Ia melirik jam. Pukul 23:59. Beberapa detik lagi ia akan mengudara. Jantungnya berdebar, bukan karena gugup, melainkan karena ada sensasi aneh yang tak bisa ia jelaskan. Seolah ada sesuatu yang menanti di balik tirai waktu. Ia menarik napas dalam-dalam, menghembuskannya perlahan, lalu memposisikan diri di depan mikrofon.

Tepat saat jarum jam menunjuk angka 00:00, sebuah suara berat dan dingin muncul tanpa ada peringatan. Bukan dari Adit, bukan dari rekaman yang ia siapkan. Suara itu begitu jernih, seolah-olah pemiliknya berdiri tepat di belakangnya, membisikkan kata-kata langsung ke telinganya. Adit tersentak, menoleh cepat. Ruangan kosong. Ia bahkan tidak melihat adanya indikator sinyal masuk dari mixer audio. Suara itu seolah-olah berasal dari udara kosong itu sendiri.

"Selamat tengah malam, para pendengar setia," suara itu memulai, nadanya datar namun memiliki resonansi yang membuat bulu kuduk Adit merinding. "Malam ini, izinkan saya membacakan daftar yang tak terhindarkan."

Adit mematung. Ia yakin ini adalah lelucon. Prank dari rekan kerjanya yang iseng, mungkin. Tapi bagaimana caranya? Tidak ada seorang pun di studio selain dirinya. Sistem otomatis radio? Tidak mungkin. Semua sudah diatur secara manual untuk siaran tengah malamnya.

Suara itu melanjutkan, menyebutkan empat nama lengkap, alamat, waktu, dan penyebab kematian. "Pertama, Abdul Rahman, Jalan Anggrek Nomor 17, pukul 06:15, kecelakaan tunggal. Kedua, Siti Aminah, Komplek Permata Indah Blok C Nomor 5, pukul 09:00, serangan jantung mendadak. Ketiga, Wayan Sutrisno, Jalan Kenanga Nomor 22, pukul 13:40, terjatuh dari ketinggian. Keempat, Lilis Suryani, Gang Melati Nomor 3, pukul 17:00, tersambar petir."

Setiap detail diucapkan dengan presisi yang mengerikan. Suara itu berhenti, diikuti oleh keheningan yang lebih pekat dari sebelumnya. Lalu, seperti suara sebelumnya, suara itu menghilang begitu saja, secepat kedatangannya.

Adit tercengang. Ia menatap mikrofon, lalu ke konsol mixer, seolah mencari jejak dari suara misterius itu. Tidak ada. Indikator sinyal tetap diam. Ia bahkan mencoba memutar ulang rekaman siaran yang baru saja berlangsung, tapi yang terdengar hanyalah keheningan sesaat setelah ia mengucapkan salam pembuka, sebelum ia sempat berbicara lagi. Suara itu tidak terekam di sistem digital radio. Seolah-olah suara itu hanya ada di kepalanya, atau d...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp11.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Suara Penyiar Radio
Christian Shonda Benyamin
Novel
Marni
WENI Trisanti
Novel
EXT
Via Mardiana
Cerpen
Rumah Misterius di Kota Kecil Enfield
Keefe R.D
Novel
Bronze
The Photographer
Wira karmayudha
Flash
Marry & Tommy
Ika Karisma
Flash
satan's care
Raja Alam Semesta
Flash
Aroma Pukul Tiga Pagi
Jasma Ryadi
Novel
Gold
Surat dari Kematian
Falcon Publishing
Novel
Lebur Sukma
Netrakala
Cerpen
Bronze
Awal dari Akhir
Moment
Flash
Bronze
Penulis Cerita Horor
bomo wicaksono
Cerpen
Bronze
Gantung Aku
Novita Ledo
Novel
Wuri: Kutukan Wewe Gombel
Roy Rolland
Cerpen
Cosplay Jadi Guling
Amelia Purnomo
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Suara Penyiar Radio
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Yamero
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Notifikasi Terakhir
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
19:00
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayangan Di Balik Kaca
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Nada Berdarah
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Ibu
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Lilo Main Dengan Siapa
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Ada Apa Dengan Diriku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayang Bayang Kaktus Berdarah Seri 04
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Ouija
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Terkutuk
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Novel Tanpa Akhir
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Galeri Lukisan Oscar
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayangan Hitam Di Jendela
Christian Shonda Benyamin