Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Pernahkah kau pergi? Pernahkah kau berada di sepinya malam? Pernahkah kau melihat kerumunan kota yang berlalu-lalang dan berpapasan dengan asingnya wajah dan gelagat satu orang yang entah mengapa menarik perhatianmu? Namun kamu terlalu tinggi dalam memasang standar untuk dirinya dan terlalu rendah dalam memasang standar untuk dirimu, sehingga apa yang kamu cita-citakan hanyalah sebuah mimpi kecil yang melintas di kepala sehingga kamu memilih menyerah.
Dan perasaan itu jatuh,
dan ia jatuh...
dan jatuh...
dan ia mendarat di hati. Cukup keras,
Hingga ia berteduh di sana. Ia tidak keluar dari dadamu yang membuatmu semakin sesak. Kamu hanya bisa berharap tanpa mencoba. Sampai-sampai kata 'sudahlah' menjadi alasan untuk menyerah dan 'aneh' serta 'takut' bergantian mencaci diri karena kau melepasnya begitu saja. Pernahkah?
Pernahkah kita bertanya-tanya tentang siapa yang seharusnya kita cintai? Apakah mereka salah satu dari mereka?
Pernahkah kamu?
Iya, cerita ini cukup sederhana untuk mewakikan perasaan itu.
Cerita saat aku berada di Ibukota Periangan, di kala kakiku menjajak halte bis di kawasan Asia-Afrika. Hari itu, hujan turun tanpa bilang-bilang. Ia menerobos masuk ke bumi dan menggeratak isinya hingga basah semuanya. Hujan hari itu deras dan seolah saling menyerobot untuk terjun.
Aku meniup napasku yang berwujudkan kabut. Kabut itu menggumpal dan hilang ditelan udara tipis. Selelah-lelahnya kabut itu menggantung di udara, demikian juga penatnya kakiku melangkah di aspal berdebu dan keras ini.
"Aku ingin hari ini berakhir. Aku ingin pulang, mandi, makan, dan tidur-tiduran." Keluhku sebal.
Tidak jauh dari sana, aku melihat sesosok manusia tinggi namun kecil. Seketika itu juga, aku tak bisa berpaling dari wajahnya. Wajahnya menyiratkan pola yang entah m...