Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
STALL NOMOR TUJUH
1
Suka
4,019
Dibaca

Celah yang Tak Pernah Tertutup

21.38 WIB

Toilet Wanita – Lantai 5, Mall Urbania

Udara malam mulai menyusup masuk ke sela-sela dinding kaca mall yang menghadap ke jalan raya. Lampu-lampu toko telah diredupkan, rolling door digulung setengah hati, dan denting musik mall terdengar semakin kecil seperti suara terakhir dari radio rusak. Lantai 5 hanya menyisakan satu area yang masih menyala terang: bioskop dan deretan food court di sisinya.

Amara melangkah keluar dari studio sembilan dengan perasaan kosong. Film horor yang ia tonton sendirian terasa lebih hambar daripada kesepian yang menempel di kulitnya malam itu. Ia menyesal tak menunggu temannya yang batal datang. Tapi sudah terlanjur. Tubuhnya letih, perutnya kembung karena minuman soda, dan sekarang, ia harus buang air.

Ia berjalan menuju koridor sempit menuju toilet. Lorong itu sunyi, lantainya licin mengilap seperti belum pernah diinjak, dan lampunya berpendar kuning pucat. Sebuah tanda bercahaya "Toilet Wanita" menyala seperti lentera di film Jepang—hampir seperti undangan dari dunia lain.

Pintu toilet terbuka otomatis saat ia mendekat, menimbulkan suara klik yang terlalu keras dalam keheningan. Di dalam, udara dingin langsung menyergap. Pendingin ruangan di toilet ini terasa seperti ruang mayat—steril, mengilap, dan hampa. Dindingnya berlapis marmer abu-abu, wastafel memanjang dengan sensor otomatis, dan deretan bilik tampak seperti lemari mati.

Tujuh bilik berjajar rapi, pintu-pintunya abu logam dengan nomor kecil tak kasatmata di atas engselnya. Amara melangkah pelan, memeriksa tiap pintu dari kiri ke kanan. Semua tertutup kecuali satu: bilik nomor tujuh.

Pintu bilik itu tidak sepenuhnya terbuka, tapi juga tidak tertutup. Tersisa celah dua jari, cukup untuk melihat ujung sepatu seseorang—atau membayangkan ada. Tapi saat Amara melongok ke bawah, tak ada kaki di baliknya. Hanya bayang...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp2.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
STALL NOMOR TUJUH
glowedy
Cerpen
Numpang Ke Kamar Mandi
Amelia Purnomo
Novel
Penulis Hantu: Pekerja Teks Komersial Telah Tiada
Jusuf Fitroh
Skrip Film
DOA PENGGALI KUBUR
Embart nugroho
Novel
Kering
D. Andar
Novel
Bronze
Kuda Bisik~Novel~
Herman Sim
Flash
Bronze
Gudang Belakang Rumah Kakek
Risti Windri Pabendan
Novel
Wolves Heart
Roy Rolland
Cerpen
Bronze
Insomnia
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Panti Jompo Harum Melati
Christian Shonda Benyamin
Flash
GERHANA
Rizky Anna
Novel
Gold
Hilang
Bentang Pustaka
Novel
HILANG DI BUNIAN
Shira Aldila
Novel
Malam satu suro
Pradiky winata
Flash
Sumi Arwah penasaran
Ismawati
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
STALL NOMOR TUJUH
glowedy
Cerpen
Bronze
JUAL BELI NAMA
glowedy
Cerpen
Bronze
Nenek Food Hacker
glowedy
Novel
Bronze
KAPULAGA
glowedy
Cerpen
Bronze
JAZZBUK
glowedy
Novel
The Coffee Before The Break
glowedy
Cerpen
Bronze
Ngaku Saja Pak Dul!
glowedy
Novel
Bronze
Keajaiban Toko Lampu "CAHAYA"
glowedy
Novel
Bronze
GLOW IS GOSSIP
glowedy
Cerpen
Bronze
NOKTRA
glowedy
Cerpen
Bronze
ANTIMA
glowedy
Cerpen
Bronze
LAGU YANG TAK JADI SELESAI
glowedy
Cerpen
Bronze
LANGKAH KETUJUH DARI LIANG
glowedy
Cerpen
Bronze
BOY BEHIND THE VEIL
glowedy
Novel
Bronze
JANDA & THE TABLE
glowedy