Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
STALL NOMOR TUJUH
0
Suka
8
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Celah yang Tak Pernah Tertutup

21.38 WIB

Toilet Wanita – Lantai 5, Mall Urbania

Udara malam mulai menyusup masuk ke sela-sela dinding kaca mall yang menghadap ke jalan raya. Lampu-lampu toko telah diredupkan, rolling door digulung setengah hati, dan denting musik mall terdengar semakin kecil seperti suara terakhir dari radio rusak. Lantai 5 hanya menyisakan satu area yang masih menyala terang: bioskop dan deretan food court di sisinya.

Amara melangkah keluar dari studio sembilan dengan perasaan kosong. Film horor yang ia tonton sendirian terasa lebih hambar daripada kesepian yang menempel di kulitnya malam itu. Ia menyesal tak menunggu temannya yang batal datang. Tapi sudah terlanjur. Tubuhnya letih, perutnya kembung karena minuman soda, dan sekarang, ia harus buang air.

Ia berjalan menuju koridor sempit menuju toilet. Lorong itu sunyi, lantainya licin mengilap seperti belum pernah diinjak, dan lampunya berpendar kuning pucat. Sebuah tanda bercahaya "Toilet Wanita" menyala seperti lentera di film Jepang—hampir seperti undangan dari dunia lain.

Pintu toilet terbuka otomatis saat ia mendekat, menimbulkan suara klik yang terlalu keras dalam keheningan. Di dalam, udara dingin langsung menyergap. Pendingin ruangan di toilet ini terasa seperti ruang mayat—steril, mengilap, dan hampa. Dindingnya berlapis marmer abu-abu, wastafel memanjang dengan sensor otomatis, dan deretan bilik tampak seperti lemari mati.

Tujuh bilik berjajar rapi, pintu-pintunya abu logam dengan nomor kecil tak kasatmata di atas engselnya. Amara melangkah pelan, memeriksa tiap pintu dari kiri ke kanan. Semua tertutup kecuali satu: bilik nomor tujuh.

Pintu bilik itu tidak sepenuhnya terbuka, tapi juga tidak tertutup. Tersisa celah dua jari, cukup untuk melihat ujung sepatu seseorang—atau membayangkan ada. Tapi saat Amara melongok ke bawah, tak ada kaki di baliknya. Hanya bayang...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp2.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
STALL NOMOR TUJUH
glowedy
Novel
Bronze
Rahasia Kematian
Herman Sim
Cerpen
Bronze
Lipstick Letter Ghost
Risman Senjaya
Novel
Bronze
GHOST FAMILY
Herman Sim
Komik
Bronze
EQUAL
Sukir Subar
Novel
Bronze
ATM Antrian Tengah Malam
Herman Sim
Novel
PERJANJIAN
Tira Riani
Komik
Time to Seek
ubi aja
Novel
Gold
Like Water for Chocolate
Bentang Pustaka
Flash
Bronze
Hantu Tanpa Kepala
Hidayati
Cerpen
Bronze
Kota Mati/ Langit tanpa suara
Novita Ledo
Novel
Gold
Fantasteen Glitter of Diamonds
Mizan Publishing
Novel
SONGKO
M A R U T A M I
Novel
Bronze
Badan Intelijen HANTU
Ainun
Cerpen
Bronze
Lagu yang tidak Pernah Selesai
Ron Nee Soo
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
STALL NOMOR TUJUH
glowedy
Cerpen
Bronze
ANTIMA
glowedy
Cerpen
Bronze
VILLA NOCTURNA: SAJAK PATAH, JAM DAN PINTU YANG TAK PERNAH TERTUTUP
glowedy
Cerpen
Bronze
LAGU YANG TAK JADI SELESAI
glowedy
Cerpen
Bronze
TERSESAT DI IPOH
glowedy
Novel
Bronze
JANDA & THE TABLE
glowedy
Novel
The Coffee Before The Break
glowedy
Novel
Bronze
MOTHERVAN
glowedy
Cerpen
Bronze
NOKTRA
glowedy
Cerpen
Bronze
Ngaku Saja Pak Dul!
glowedy
Cerpen
Bronze
JUAL BELI NAMA
glowedy
Cerpen
Bronze
ARSIPIR
glowedy
Novel
Bronze
GLOW IS GOSSIP
glowedy
Cerpen
Bronze
BOY BEHIND THE VEIL
glowedy
Novel
Bronze
CLUB FANTASY
glowedy