Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Slice of Life
Ssstttt..Jangan Berisik!!!
2
Suka
3,520
Dibaca

Siang ini,tepat aku ingin keluar rumah untuk mencari udara segar dan melihat pemandangan sekitar perumahanku. Di perumahanku juga terdapat sawah yang indah. Paling cocok dinikmati saat lagi ada angin yang cukup kencang, maka kita akan merasakan suatu kesejukan yang ada di sawah. Aku memilih untuk duduk sebentar di tepian sawah yang terdapat sebuah pondok kecil. Saat mulai merasa bosan,aku segera pergi ke warung untuk membeli cemilan agar nanti sampai di rumah. Aku bisa melakukan kegiatan yang bisa sambil ngemil.

Sampai dirumah,aku segera ke kamar dan mengerjakan tugas kuliah yang cukup menumpuk. Biasanya,saat mengerjakan tugas aku menyukai hal-hal yang tenang agar aku bisa fokus mengerjakan tugas kuliah. Tapi terkadang,sambil mendengarkan lagu menggunakan headset. Namun saat aku sudah mulai fokus mengerjakan tugas dalam keadaan tenang, tiba-tiba aku mendengar suara orang yang lagi karaoke. Aku mengira suara itu dari ayah atau bundaku namun ternyata dari tetangga sebelah.

Hal itu membuatku tidak tenang untuk mengerjakan tugas kuliah. Dan membuat suasana mood aku menjadi hancur. Yang namanya mahasiswa kalau lagi mood bagus untuk mengerjakan tugas,pasti otaknya merasa paling pintar dan encer. Akan beda cerita kalau mood sudah berubah, seketika tugas berhenti dikerjakan. Aku hanya berdiam diri di kamar dan menunggu suara karaoke itu berhenti.

Setelah menunggu lama,suara itu tak kunjung berhenti dan membuat jiwa-jiwa ku untuk menghampiri tetangga tersebut. Aku segera menuju ke rumah tetangga tersebut dan mengetuk pintu rumahnya.

"Permisi pak/bu…" ucapku sambil mengetuk pintu. Tetangga itu tak kunjung membukakan pintu. Mungkin karena suara musik terlalu keras, membuat tetangga itu tidak mendengar sahutanku dari luar. Tak lama kemudian,tetangga tersebut keluar dari rumahnya.

"Eh iya ada apa ya? Maaf ya nggak terdengar.." ucap tetangga itu kepadaku.

" Maaf bu, suaranya bisa dikecilkan sedikit? Soalnya saya merasa terganggu bu, rumah ibu dan saya juga bersebelahan bu, mohon pengertiannya ya bu.." ucapku 

" Oh maaf ya nak, itu anak saya yang lagi karaoke bukan saya. Katanya untuk latihan lomba nyanyi. Jadi saya nggak bisa larang dia. Kamu dan anak saya juga sama-sama belajar"

"Tapi bu…" omonganku tiba-tiba terhentikan karena ibu itu langsung masuk ke rumah. Hal itu membuatku,langsung menuju rumah dengan keadaan kesal. Sampai di rumah bunda bertanya padaku.

"Gimana nak? Apa yang terjadi? Kenapa kamu pulang dalam keadaan kesal?"

"Nggak tahu bun, aku belum selesai ngomong udah masuk duluan ke dalam". Aku menghentikan percakapan dan segera kembali ke kamar. Aku kira dengan aku menghampiri saja akan membuat tetangga tersebut berhenti atau mengecilkan volumenya. Nyatanya, suara nya semakin full power.

Aku keluar kamar kembali dan menghampiri bunda yang sedang memasak di dapur.

"Bun, coba deh bunda yang bilang ke tetangga sebelah. Mana tau di dengar bun. Kan aku benar-benar nggak bisa konsentrasi mengerjakn tugas bun. Aku mohon ya bun. Aku nggak mau kali ini aku akan begadang lagi,bisa-bisa besok aku nggak masuk lagi bun..". Ucapku

"Hmm, iya deh biar bunda coba dulu ya,semoga aja deh berhasil. Tapi kalau nggak berhasil gimana? Bunda harus apa?", Tanya bunda kepadaku.

"Ah masalah itu belakangan aja deh bun,apa salahnya kan di coba dulu bun. Ntar aku pikirin lagi deh cara yang lain kalau cara yang ini nggak berhasil"

Tanpa berpikir panjang,bunda segera menghampiri tetangga tersebut. Sesampainya di sana. Bunda terus-terusan mengetuk pintu rumah tetangga tersebut,namun tak ada jawaban. Bunda terus berusaha sampai tetangga tersebut membukakan pintu rumahnya. Bunda melakukan ini demi anaknya.

Tak lama kemudian,pintu tersebut dibukakan.

"Ada apa ya bu? Maaf ya tidak terdengar oleh saya" ucap tetangga tersebut.

"Maaf bu,mengganggu waktunya. Saya cuma mau bilang bu volume suaranya bisa dikecilkan sedikit saja nggak bu? Anak saya terganggu belajarnya bu"

"Oh jadi ibu orang tua dari anak yang barusan datang ke sini ya? Lagian yang belajar nggak cuma anak ibu saja,anak saya juga lagi belajar bu. Lalu apa salahnya? Sama-sama belajar bu"

"Tapi bu, anak saya belajar di bidang akademik sedangkan anak ibu non akademik, saya tahu sama-sama belajar kok bu. Tapi saya mohon pengertiannya bu. Jadi tetangga jangan egois bu. Yang tinggal di sini tidak hanya ibu saja,ibu juga memiliki tetangga di sini. Saya yakin tidak cuma saya yang terganggu mendengarnya,tetangga lain pasti merasa terganggu".

" Nggak mungkin, mereka saja tidak sampai mengetuk pintu rumah saya. Ya,otomatis mereka tidak terganggu dong".

Karena bunda tidak mau memperpanjang masalah dan tidak mau membuat dirinya semakin kesal,bunda memilih tidak menjawab perkataan tetangga tersebut. Bunda tidak mau jika semakin di layani,emosi bunda akan memuncak dan akan terjadi konflik dengan tetangga yang egois dan keras kepala ini.

Sampainya dirumah,bunda menceritakan apa yang terjadi pada anaknya. Semuanya sia-sia,mau seberapa banyak cara yang dilakukan nggak bakal berhasil kalau tipe tetangga termasuk orang yang egois dan keras kepala. Buang-buang waktu dan buang-buang energi. Tau gini bunda lebih memilih tetap masak dibanding menghadapi tetangga seperti itu.

Melihat bunda seperti itu,membuatku merasa bersalah sama bunda. Mau tidak mau aku masuk kamar lagi, dan menghadapi suara yang semakin keras. Aku sudah tidak tahu mau melakukan hal apa lagi agar suara tersebut berhenti. Aku benar-benar buntu memikirkan cara dan tugasku terpaksa aku tunda lagi mengerjakannya.

Tak lama kemudian,semakin lama,lagu yang dinyanyikan semakin beragam mulai dari lagu pop,lagu barat dan lagu dangdut. Aku menutup telingaku dengan bantal. Tetap saja,masih berisik bagiku. Bahkan sampai waktu malam datang, suara itu mulai meredup dan aku berpikir mungkin dia sudah lelah menghabiskan suaranya. Tak lama kemudian,aku mendengar lagu yang diputar. Aku kira dia akan segera beristirahat ternyata tidak, dia istirahat dengan memutarkan beberapa genre lagu. Padahal ini sudah malam,sudah waktunya untuk orang tidur. Suara itu tak kunjung berhenti. Aku bingung harus apa,tidak mungkin hari ini aku tidak tidur. Karena besok ada kelas pagi, yang pasti nanti akan berujung ketiduran.

Sontak hal itu membuatku tidak bisa tidur. Padahal segala cara sudah aku lakukan agar bisa tidur. Namun,segala usaha gagal. Sampai tengah malam, lagu itu tiba-tiba mulai meredup lantunan suaranya. Dan dari sana aku mulai tertidur karena mataku sudah tak tahan lagi untuk menahan kantuk. Memang beginilah resiko punya tetangga yang suka bernyanyi dan memutar musik dengan volume yang sangat keras. Kenikmatan hanya dirasakan oleh mereka saja tanpa memikirkan bagaimana dampak orang yang tinggal di sebelahnya. Mereka akan bersikap bodo amat dan yang penting mereka merasa senang. Mereka akan tidak peduli apakah tetangganya terganggu atau tidak.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
senasib kak
Rekomendasi dari Slice of Life
Cerpen
Ssstttt..Jangan Berisik!!!
Khairaniiii savira
Cerpen
Bronze
Blaming The Victim
Dewi Fortuna
Cerpen
Bronze
Si Pendidikan Negeri Sipil Bag-1
spacekantor
Cerpen
Genggaman Makanan
Talita Shafa Arifin
Cerpen
Pleiades
Rita Puspitasari
Cerpen
Tentang Teman dan Waktu
Aura R
Cerpen
Opini Abnormal
Nazila
Cerpen
Bronze
Lelaki Bermata Teduh (Tamat)
Munkhayati
Cerpen
Bronze
Juru Kunci Makam yang Tertangkap KPK
Sri Wintala Achmad
Cerpen
KEAJAIBAN TETANGGA KOMPLEK
R Hani Nur'aeni
Cerpen
Bronze
SECRET, The Silent World
Brilijae(⁠。⁠•̀⁠ᴗ⁠-⁠)⁠✧
Cerpen
Mie di Kala Hujan
zain zuha
Cerpen
Bronze
Alien
Cassandra Reina
Cerpen
Bronze
Lelaki Bermata Teduh
Munkhayati
Cerpen
Bronze
NURAGA
SIONE
Rekomendasi
Cerpen
Ssstttt..Jangan Berisik!!!
Khairaniiii savira
Novel
Titik Temu
Khairaniiii savira
Cerpen
Virus Mulut Tetangga
Khairaniiii savira
Skrip Film
Intuisi Tentang Rasa
Khairaniiii savira