Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
"Apa kalian tau apa perbedaan dari garam dan madu", kalian udah sering dengar kata ini kan ?, biasanya para calon 'pasutri' sering gombalin pasangannya dengan hal itu, dan yah, sungguh pemandangan yang begitu terang sekali, malahan bisa jadi senterku yang sekian banyaknya, namun kadang gue tuh pernah mikir dalam hati dan pikiran gua "nah, lo kan masih jomblo, kapan lo dapat tempat nyandar nih, kasian emak lo nungguin calon menantu" gitu pikir gua, namun gua serahkan urusan ini ama nasib, jika dapat syukur, kalo belum, yah lanjut aja, masih banyak 'incaran mantap' di dunia ini.
Oh maaf, gua belum kenalan ama lo semua yah. ok, kenalin gua adalah orang yang sejak dulu selalu mendambakan seorang cwk (cewek yah, bukan cowok) dan selalu menjadi nomor satu dan terdepan jika ada yang traktir seblak, nama gue Raigah (Raihan Gagah), kenapa nama gue begini, jangan tanya gue, tanya emak gue, dia yang paham kehidupan gue dari gua login di dunia ini hingga saat ini. Saat ini gua berada di sebuah warung lagi makan Seblak (makanan favorit gua no.1 di alam semesta ini) sambil lihat sepasang calon "pasutri" (meski belum yakin jadian), sambil pegangan muka, tangan, rambut dan lain sebagainya. gua yang liat merasa ada yang ingin keluar dari perut gua, oh ternyata karena mual liat kelakuan pasangan tadi.
drrr.... drrr.... drr....
Sesuatu yang bergetar dengan kencang di kantong dan ternyata cuma getaran hp gua, dan gua liat siapa yang telpon gua, ternyata 'wanita terkuat' telah memanggil, dengan cepat aku menjawab
"HEY, KAMU TU KEMANA AJA, BARANGNYA UDAH DIBELI NGGAK, EMAK MAU MASAK, TAPI KAMU BELUM PULANG, POKOKNYA DALAM 5 MENIT INI, BARANG EMAK UDAH HARUS DIBELI, NGGAK PAKE ALASAN, UDAHLAH EMAK ADA TAMU INI, BURUAN BELI !!!" suara yang memekak telinga semua orang yang sedang makan itu terdengar ditelingaku, saat ini kalo dengar dari suaranya, sepertinya emak ada tamu dirumah dan makanan untuk tamunya belum ada karena gua belum beli bahan masakan emak, tanpa nunggu lama, gua langsung habisin seblak gua dan langsung tancap gas pergi ke pasar buat beli barang emak.
Dengan kecepatan 30 kilometer per jam (gua prediksi segitulah), gua melintasi jalan raya yang lumayan macet, tapi karena aku memiliki tugas yang penting dibanding tugas negara, dengan naluri Valentino Rossi yang ada dalam tubuhku, aku mulai melesat melewati macet di depan, nyelap-nyelip lewati motor dan mobil, sesekali aku berpapasan dengan angkot dan melambaikan tanganku ke penumpang yang ada didalam. tidak lama kemudian, macet pun terlewati dengan mudah dan gampang, dan akhirnya tibalah gua di pasar, tanpa pikir anjang, gua langsung lihat list belanjaan emak di hp gua dan langsung gercep (gerak cepat) ke toko.
Dengan ilmu sat-set yang kupelajari tadi pagi, gua berhasil menyelesaikan misi emak dengan waktu rekor 3 menit 27 detik, lumayan buat masuk rekor mingguan gua. dan tanpa menunggu lama, gua langsung naik motor gua dan tancap gas menuju titik akhir (rumah gua). tidak butuh waktu lama, dengan naluri Valentino Rossi yang gua miliki, hanya butuh waktu sebentar gua tiba dirumah, gua langsung perkir motor gua di depan garasi dan saat ingin masuk aku liat ada 1 pasang sendal dan 2 pasang sepatu, sepatu itu keliatannya bermerek mahal, soalnya ada gambar orang melompat di sepatunya dan bentuk centang tebal, dan sementara sendal itu bermerek swallow (plus senjata tuh..) milik emak gua. gua langsung memutar engsel pintu rumah dan masuk kedalam rumah.
"haaaii Rai, lo masih ingat gue kan ?"
Alangkah terkejut dan terheran gua hingga terlompat satu langkah kebelakang, kok ada cwk (cewek), di depan gua, yang kuduga adalah emak gua yang marah-marah, malahan jadi cewek cantik ini, dia mengenakan sweater tipis berwarna pink dan mengenakan celana jeans panjang, rambutnya dikepang dua dan tingginya setara dengan pundak gua sehingga gua harus nunduk dikit untuk bisa lihat wajahnya dengan jelas.
"sudah lama yah, aku pikir kamu bakal banyak berubah, namun kayaknya kamu masih sama aja kayak dulu" terang cewek itu.
Gua dengan kepala yang masih dipenuhi dengan banyak pertanyaan yang menumpuk layaknya kertas skripsi masih mengingat siapa cewek yang ada di depan mata gua ini, dia bilang 'sudah lama', setelah dipikir dengan matang, gua langsung ingat siapa cewek ini.
"bukannya lo si Anes, Aneysa anak penjual pecel di depan kan ?" Gua hanya mengira.
"lah, bukan, kamu nih gimana sih ??, masa teman kecil lu dilupain gitu sih ??" Dia tampak bingung dengan jawaban yang gua beri.
"salah yah, gua lupa nih, coba kenalin dulu, siapa tahu gua langsung ingat—"
gedebukkk...
"Kamu ini dari mana sih, emak nungguin barangnya, tapi kamu nggak muncul dari tadi" Entah dari mana, tiba-tiba emak muncul dan langsung memukuli punggung gua dengan 'senjata' yaitu sendal swallow hijau andalannya.
"aduh..., mak. Bisa nggak tidak muncul langsung mukul belakang Rai mulu, malah sakit lagi, nih belanjaan nya" Gua langsung menyodorkan tas belanja milik emak sambil mengelus punggung yang sakitnya bukan main.
"untung ada semua, kalau tidak, kakimu jadi korban. Sama, itu si Amel nyari kamu dari tadi, emak mau lanjut masak dulu, dek Amel, silahkan duduk sambil cerita sama Rai" emak langsung menerima sekaligus mengecek apa barangnya sudah terbeli semua, setelah itu emak menyuruh cewek yang bernama 'Amel' duduk di sofa sambil mendorongku ke arah sofa.
Suasana menjadi canggung setelah emak masuk ke dapur buat lanjut masak, kini cewek dengan nama 'Amel' ini sedang duduk di hadapan gua saat ini, gua niatnya mau buka suara buat ngisi kekosongan sebelum nyamuk ikut nimbrung, namun tiba-tiba, Amel mengatakan sesuatau
"emakmu masih sama seperti dulu yah, oh iya, sekarang kamu ingatkan siapa aku ?"
Gua yang terpikirkan dengan namanya langsung angkat suara.
"ohh, aku ingat, lo kan si 'Amal' kan, 'Amel Malas' kan"
"tuh tau, dan kamu pasti si 'Rai si Seblak's Hunter", apa sekarang kamu masih suka makan seblak ??" Dia tiba-tiba menyebutkan nama julukan yang pernah gua buat dulu.
"hahaha, masih lah, pokoknya seblak adalah makanan yang paling enak di dunia ini. ngomong-ngomong, bukannya lo masih tinggal di Bandung, kenapa lo balik ke Jakarta lagi ?"
"bapakku lagi ada tugas di sini, jadi sekalian ikut. mau juga nostalgia lagi kan masa kecil kita"
"ohh gitu"
Setelah berbincang-bincang, Amel izin pamit dari rumah sebelum emak mengeluarkan makanan yang emak masak.
"si Amel mana ?, emak masak banyak buat dia, kok dia nggak ada ?"
"katanya ada urusan yang perlu diselesaikan, kapan-kapan dia ke sini lagi" Aku menjawab dengan santai
"yah, baru mau makan bareng, ya sudah, kita makan berdua aja, untuk Amel biar emak bungkuskan, nanti kamu antarkan ke rumahnya"
"iya, nanti Rai antar"
Emak menaruh makanan di atas meja dan memisahkan makanan khusus untuk Amel, lalu kami pun makan siang dengan nasi goreng bawang dan telur ceplok buatan emak (makanan yang paling enak no.2 setelah seblak) dan ditemani dengan segelas air mineral.
Setelah 10 menit makan (perkiraannya begitulah), gua bersiap mengantarkan makanan yang disimpankan untuk Amel, gua memakai jaket jeans dan memakai parfum andalan gua 'black rose', wanginya bisa membuat para cwk (cewek) berdatangan ke gua (padahal ngaak ada hubungannya, dan tidak pernah).
Saat ini aku berada di jalan dan sedang menuju rumah Amel, rumah Amel berada tidak jauh dari rumahku, jadi tidak perlu menggunakan motor 'andalan', suasana siang di Jakarta saat ini sangat panas dan sangat gerah, namun gua sudah terbiasa dengan cuaca ini, motor dan mobil berlalu lalang mencari tempat berteduh karena cuaca yang panas.
Setelah berjalan selama 5 menit 30 detik (itu yang ternampak di layar jam tangan gua), gua tiba di rumahnya Amel, ukuran rumahnya lumayan besar dibandingkan rumah gua saat ini, dan rumah Amel memiliki pagar besi dan bel yang terpasang di pagar itu, gua menekan bel itu dan seketika muncul suara dari dalam yang berteriak 'SEBENTAR...'.
Tiba-tiba muncul wajah yang gua kenali dan itu adalah si 'Amal'.
"ehh, Rai, kenapa datang kemari ??" Dia seketika bingung melihat gua.
"ohh, gua cuma mau bawa masakan emak dan mau diberikan ke lo aja, itu doang" Gua cuma menjawab seadanya.
"ohh, thanks yah, mau masuk nggak ??" Dia mengambil kantong yang berisikan masakan emak.
"boleh nih, nanti orang tua lo marah..."
"kan orang tuaku kenal kamu kan ?, jadi ayo masuk"
"emm...okelah"
Gua langsung masuk ke halaman rumahnya dan bersapa dengan satpam rumahnya Amel, setelah itu kami berdua masuk ke dalam rumah dan Amel katanya mau memindahkan masakan emak ke piring rumahnya dulu dan gua disuruh tunggu di sofa yang ada di dalam rumahnya.
"loh, dek Rai, apa kabar ??" Muncul suara yang gua kenali, dan setelah berbalik ke belakang, gua langsung berdiri dan menyalami tangannya.
"eh tante, minta maaf kalau Rai masuk tanpa izin dari tante"
"eh, nggak papa, kan kamu temannya Amel kan, jadi sewajarnya kamu tante terima dengan senang hati"
"terima kasih, tante"
Ternyata yang muncul adalah ibu dari Amel, beliau merupakan pemilik dari perushaan yang terkenal di Bandung dan ayahnya adalah pemilik sebuah penginapan yang terkenal di Jakarta. Gua sering main di sini pada saat keluarganya Amel sedang liburan di Jakarta.
"ibu.., kan aku bilang kalau ibu jangan turun dulu, kan ada Rai" Seketika Amel muncul dari dapur dan menghampiri kami
"maafkan ibu, Amel. Ibu kan mau bertemu dengan 'calon', apa ibu—"
"IBU...., KAN SUDAH AKU BILANG KALAU AKU YANG AKAN BILANG, KENAPA IBU BILANG BEGITU SIH"
Melihat mereka awalnya seperti kucing dan tikus yang kadang baik dan kadang suka bertengkar kayak Tom And Jerry, dan gua langsung terpikirkan soal 'calon', aku nggak ngerti apa yang dikatakan oleh ibu Amel.
"oh, kamu denger yah, kalau begitu tidak ada pilihan lain selain memberitahumu kan" Ibu Amel tiba-tiba berhenti bermain dengan Amel yang marah-marah. "silahkan duduk di sofa dengan Amel"
Aku langsung duduk bersebelahan dengan Amel yang masih menggunakan pakaian kasual yang imut, dan melihat wajahnya, tiba-tiba wajahnya merah bagaikan tomat rebus, dan ibu Amel duduk berseberang dengan kami berdua, gua nggak ngerti harus ngapain dengan kondisi saat ini.
"oke, karena saat ini ada dek Rai, jadi langsung saja ibu jelaskan. Untuk dek Rai, mungkin kamu baru liat tante di sini kan ?, itu karena tante dan om mau mengadakan sebuah acara untuk kamu dan Amel, tentunya tante sebelumnya minta maaf karena om tidak bisa ikut karena om lagi sibuk karena pekerjaannya, namun om menyuruh tante untuk memberitahumu jika waktu yang tepat, dan karena kamu sudah ada di sini, langsung tante jelaskan saja. kali ini kamu dan Amel, anak semata tante dan om akan menikah, dan itu sudah direncanakan oleh om dan tante sudah lama sekali sejak om dan tante terakhir datang kemari"
Seketika gua terdiam mendengar pernyataan dari ibu Amel, gua 'menikah' ?, dengan Amel, gua nggak habis pikir karena gua seketika memikirkan Amel yang menikah dengan gua dan emak jadi mertua dari Amel dan begitulah sebaliknya.
"emm... tante, ini nggak bercanda kan ??, kok bisa tante mau menikahkan anak tante dengan saya ?" Gua ingin memastikan lebih lanjut
"serius kok, tante ini udah mikirin matang-matang buat ini, dan kenapa ?, karena hanya kamu yang tahu Amel, meskipun Amel punya banyak teman, tapi tidak ada yang sedekat dan semesra kamu Rai, tante tahu kamu pasti ragu karena Amel kan dari keluarga besar, tapi itu tidak menutup kemungkinan bahwa kamu bisa menjadi suami dari Amel, malahan tante ingin segera punya cucu dari kalian, jadi—
"IBU !!, masa bagitu sih...? " Amel terlihat kaget karena ibunya mengatakan 'mau punya cucu' dari kami, kalau gua sih mau aja, tapi dilihat dari wajahnya Amel, nampaknya dia lagi 'malcing' atau malu-malu kucing.
"kan, kalo kamu udah nikah, kan ibu akan menjadi mertua dari Rai kan, jadi tinggal menunggu kalian jadian dan punya anak, ibu akan menjadi nenek, betapa senangnya ibu saat melihatmu punya anank nantinya" Ibunya Amel memegang tangan Amel dan menatapnya dengan tatapan lembut
Semua ini mungkin akan terjadi begitu cepat, yang dikatakan ibu Amel benar, waktu akan terus berjalan bagaikan roda, maka inilah yang gua dapat, mungkin gua akan menarik kata-kata gua tadi, pada akhirnya gua akan menikah dengan Amel lebih awal dibandingkan dengan pasangan yang ada di warung seblak tadi.
"emm... jadi tante, kapan acara pernikahan itu dilaksanakan ?" Gua melontarkan pertanyaan yang ada di kepalaku
"minggu ini kalian akan akad kok, jadi— "
"m...minggu ini ???!!!"
Gua langsung syok berat dengan apa yang dikatakan oleh ibu Amel, minggu ini ?, gua masih belum siap dengan apa yang akan gua lakukan nantinya, bahkan gua belum tanya emak soal ini, apa nanti reaksi emak ketika mengetahui ini yah ?, pokoknya gua nggak habis pikir.
"nanti saya tanya ibu kamu Rai, semoga nanti acaranya menyenangkan yah.."
"eh.. iya tante"
seketika ketika gua lihat wajah Amel, gua baru nyangka kalau Amel imut dan secantik yang gua kira, kayaknya dia bisa menjadi baterai gua ketika gua lagi capek deh.
"mohon bantuannya yah, Rai ku sayang..."
beuhhhh
Gua langsung kepincut dan hampir saja jatuh dari sofa, lihat wajahnya dan apa yang dia bilang barusan, sumpah. Gua kayaknya udah jatuh cinta mati ama dia, dan gua memiliki prinsip baru dalam hidup gua, yang dimana yang pertama adalah : "gua akan terus mencoba seblak di setiap penjuru indonesia" dan sekarang adalah "dengan Amel disisi gua, gua akan terus bahagiain dia dan terus makan seblak"