Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Slice of Life
Bronze
Solitary
2
Suka
7,459
Dibaca

"Jag älskar dig, Kinara . Sekarang, nanti, selamanya ...."

Ucapan Vasa Andersson meliuk di antara nyala lilin, lalu terpantul melukis siluet yang menari pada dinding bata merah cerah khas Nordik. Jejak rasanya melanglang buana dalam memori Kinara. Rasa dari sepasang insan yang telah bertaut dalam tambatan hati. Malam itu di Nygatan, Kota Tua Gamla Stan, Stockholm, Swedia.

"Jag älskar dig också, Vasa."

 *** 

 "Badai paling dahsyat justru lahir di atas permukaan laut yang paling tenang."

 Mimpi tiga tahun lalu itu bungkam di balik kelima jemari padat milik Kinara. Ia melenguh setengah mengantuk seraya menepuk bantal di sebelahnya. Rasanya dingin tanpa hangat jejak bekas ditiduri.

Bukan hal mengejutkan kalau ia terbangun di pagi hari sendirian. Andai ini Juli atau Agustus, ia pasti akan berpikir kalau Vasa pergi bersama Linus, sang ayah mertua untuk berburu rusa besar di hutan bersama kelompok perburuan mereka. Suami dan ayah mertuanya akan membawa pulang belasan kilo daging sebagai oleh-oleh. Atau skenario kedua: ayah dan putra itu pergi pagi-pagi buta ke sebuah kabin pemancingan yang letaknya sungguh terpencil.

Jika itu adalah skenarionya, tetapi ini adalah musim dingin di bulan Januari. Tidur di mana pria setengah Svensk dan Jawa itu? Bantal dan pembaringan di sebelahnya jelas-jelas berbicara kalau Vasa tidak ada di apartemen semalaman. Ini Stockholm dan cuaca di luar sedang ekstrem tidak bersahabat. Namun, Kinara tidak ingin berprasangka macam-macam seperti Vasa sengaja membekukan dirinya di area "peti es". Suaminya itu penduduk lokal, pasti tidak susah bagi Vasa untuk menemukan kehangatan di apartemen lain yang bersedia menampungnya.

Vasa tidak bodoh, tetapi pria itu kadang lupa kalau dirinya telah menikah dan masih berperilaku layaknya bujang. Mungkin Kinaralah yang terlampau naïf mengharapkan sebuah hubungan yang hangat di kota yang dingin ini, kendati salju sedang tidak turun dan memutihkan pemandangan atau membekukan perairan Danau Mälaren yang mengaliri pulau-pulau di kota Stockholm.

Kota yang "dingin" dan ia menemuinya di sini, di apartemennya sendiri setiap hari dalam setahun. Jadi, setelah bangun dengan siku tertekuk dan bertumpu selama beberapa menit dengan rambut terjuntai, Kinara memilih untuk turun dari ranjang alih-alih menanyai Vasa dengan melakukan sebuah panggilan. Ia tidak ingin mendapati sambutan sedingin balkon yang kadang beralih fungsi sebagai kulkas, tempat dirinya menyimpan stok buah dan sayuran selama musim ini.

Ah,...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp2.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (2)
Rekomendasi dari Slice of Life
Cerpen
Bronze
Solitary
Ravistara
Cerpen
Bronze
Ini tentang Cinta; Mati
Andriyana
Cerpen
Bronze
Warisan
Bisma Lucky Narendra
Cerpen
Sabda Pasar
Galang Gelar Taqwa
Cerpen
Bronze
Kala Sepi Melanda
ThidaRak
Cerpen
Bronze
Di Balik Wajah Tegas Itu
jansen
Cerpen
Beruntungnya
Noer Eka
Cerpen
MENUJU JALAN SETAPAK
Septia Arya Nugraha
Cerpen
Tetangga Depan Rumah
ken fauzy
Cerpen
Bronze
Manusia Dan Mesin
Shinta Larasati Hardjono
Cerpen
Bronze
Integritas Ketua KPUD
Yovinus
Cerpen
Bronze
Pita Hitam
Imajinasiku
Cerpen
Bronze
Abim dan Cita-citanya
Anggri Saputra
Cerpen
Bronze
SURAT
angin lembah
Cerpen
Bronze
Hidupmu
Yukina Gelia
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Solitary
Ravistara
Novel
Tak Seindah Fiksi
Ravistara
Flash
Bulan Biru
Ravistara
Skrip Film
Preloved
Ravistara
Novel
Bronze
My Blue White Avicenna
Ravistara
Novel
Jagat Rasa
Ravistara
Flash
Bronze
Jantelagen
Ravistara
Flash
Bronze
Gandewa
Ravistara
Flash
Modus Baju
Ravistara
Novel
Petala
Ravistara
Cerpen
Bronze
Memecat Bos
Ravistara
Flash
Memento
Ravistara
Novel
Bronze
Uri, Suatu Hari di Ruang Bersalin
Ravistara
Flash
Jurit Malam
Ravistara
Skrip Film
AVICENNA
Ravistara