Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Misteri
Bronze
Siapa Tamu Rumahku
1
Suka
1,482
Dibaca

Bab 1 – Rumah yang Sepi

Arman (38 tahun), seorang pria pendiam dengan sorot mata yang sering kali tampak kosong, menarik napas panjang, aroma debu dan apak menusuk hidungnya. Kunci berkarat di tangannya terasa dingin. Di depannya berdiri rumah warisan kakeknya, sebuah bangunan megah yang menjulang tinggi di antara pepohonan rindang di pinggiran kota. Cat putih yang dulunya bersih kini mengelupas, memperlihatkan lapisan kayu yang lapuk. Jendela-jendela yang tinggi dan sempit tampak seperti mata-mata gelap yang menatapnya. Dua minggu lalu, hidupnya jungkir balik. Pemberitahuan PHK dari perusahaan arsitektur tempat ia mengabdi selama lima belas tahun datang seperti sambaran petir di siang bolong, disusul tak lama kemudian oleh kabar duka meninggalnya sang ibu, satu-satunya keluarga dekat yang ia miliki. Rasa hampa yang sebelumnya hanya menjadi bisikan kini mengaum di dalam dadanya. Rumah ini, warisan terakhir yang tersisa, adalah pelariannya, atau setidaknya, itulah yang ia harap.

Memasuki ambang pintu yang berderit, Arman disambut oleh keheningan yang menyesakkan. Udara di dalam terasa berat, seolah menyimpan napas-napas masa lalu. Perabotan lama diselimuti kain putih, tampak seperti hantu-hantu yang menunggu untuk dibangkitkan. Ruang tamu luas dengan langit-langit tinggi, dihiasi lampu gantung kristal yang kusam, terasa sangat dingin. Di tengahnya, terdapat sebuah set kursi tamu antik dengan ukiran rumit, diselimuti kain batik lusuh. Arman menyentuh salah satu sandarannya; kayunya terasa dingin dan halus di bawah jemarinya. Ia teringat masa kecilnya, kunjungan-kunjungan singkat ke rumah ini saat kakeknya masih hidup. Kakeknya adalah sosok yang misterius, jarang bicara, dan selalu duduk di salah satu kursi itu, menatap ke luar jendela dengan ekspresi tak terbaca. Kenangan-kenangan itu, sayangnya, tidak semuanya menyenangkan. Ada bayangan samar tentang teriakan yang tak jelas asalnya, tentang bayangan gelap yang melintas cepat di koridor, dan perasaan cemas yang selalu menyertai setiap kunjungan.

Arman menghabiskan hari pertama membersihkan rumah, menyapu debu tebal yang melapisi setiap permukaan, membuka jendela-jendela agar udara segar masuk, meskipun udara yang masuk tetap terasa berat. Ia memindahkan koper-koper berisi sedikit barang pribadinya ke kamar tidur utama di lantai dua. Kamar itu luas, dengan ranjang berkanopi yang besar, namun terasa asing. Dindingnya berwarna krem kusam, dan satu-satunya hiasan adalah lukisan pemandangan hutan berkabut yang entah mengapa terasa menekan. Setiap sudut rumah ini seperti menyimpan rahasia, memancarkan aura melankolis yang sulit dijelaskan. Kesendiriannya di rumah ini terasa lebih pekat daripada di apartemennya yang dulu. Di sana, setidaknya, ia bisa mendengar hiruk pikuk kota, suara-suara kehidupan yang menenangkan. Di sini, hanya ada suara angin yang berdesir pelan di antara pepohonan dan sesekali suara daun kering yang bergesekan.

Malam pertama, Arman tidur dengan tidak nyenyak. Setiap derit lantai, setiap hembusan angin yang menyelinap masuk melalui celah jendela, te...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp10.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Misteri
Cerpen
Bronze
Siapa Tamu Rumahku
Christian Shonda Benyamin
Novel
Gold
Digital Fortress
Mizan Publishing
Flash
Sinar Tak Kunjung Padam
Iis Siti Napisah
Cerpen
Bronze
Bayangan Reno
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Suara Seruling
Hekto Kopter
Flash
Bronze
Bermain Petak Umpet
Afri Meldam
Cerpen
Bronze
Kucing itu Merebut Kekasih Nina
Cicilia Oday
Skrip Film
Little Student
Garis pensil
Cerpen
Rahasia Werdhana
alifa ayunindya maritza
Flash
Accismus, Jouska, Wiyata
Jafri Hidayat
Cerpen
Bronze
PENJAGA DESA ROKO-ROKO
WAYAN IRPANDI
Cerpen
Bronze
MISTERI DI BALIK GUNUNG MERAPI
Aziz mubarok
Flash
Bronze
Kamar Nomor 10
Onet Adithia Rizlan
Cerpen
Bronze
Gadis Gila dan Ajal
penulis kacangan
Cerpen
Musik dan Teror Mimpiku Menertawakanmu
Ryan Esa
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Siapa Tamu Rumahku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Aku Yakin Ini Nyata
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Pudar
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayangan Reno
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Rumah Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Suara Penyiar Radio
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Batas Senja Berbisik
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Senandung Lukisan
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Streamer Yang Tragis
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Ibu
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Cermin Kegelapan
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Galeri Lukisan Oscar
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayangan Di Balik Kaca
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Terjebak Dunia Arwah
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Penjara Abadi
Christian Shonda Benyamin