Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Misteri
Bronze
Siapa Tamu Rumahku
1
Suka
174
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Bab 1 – Rumah yang Sepi

Arman (38 tahun), seorang pria pendiam dengan sorot mata yang sering kali tampak kosong, menarik napas panjang, aroma debu dan apak menusuk hidungnya. Kunci berkarat di tangannya terasa dingin. Di depannya berdiri rumah warisan kakeknya, sebuah bangunan megah yang menjulang tinggi di antara pepohonan rindang di pinggiran kota. Cat putih yang dulunya bersih kini mengelupas, memperlihatkan lapisan kayu yang lapuk. Jendela-jendela yang tinggi dan sempit tampak seperti mata-mata gelap yang menatapnya. Dua minggu lalu, hidupnya jungkir balik. Pemberitahuan PHK dari perusahaan arsitektur tempat ia mengabdi selama lima belas tahun datang seperti sambaran petir di siang bolong, disusul tak lama kemudian oleh kabar duka meninggalnya sang ibu, satu-satunya keluarga dekat yang ia miliki. Rasa hampa yang sebelumnya hanya menjadi bisikan kini mengaum di dalam dadanya. Rumah ini, warisan terakhir yang tersisa, adalah pelariannya, atau setidaknya, itulah yang ia harap.

Memasuki ambang pintu yang berderit, Arman disambut oleh keheningan yang menyesakkan. Udara di dalam terasa berat, seolah menyimpan napas-napas masa lalu. Perabotan lama diselimuti kain putih, tampak seperti hantu-hantu yang menunggu untuk dibangkitkan. Ruang tamu luas dengan langit-langit tinggi, dihiasi lampu gantung kristal yang kusam, terasa sangat dingin. Di tengahnya, terdapat sebuah set kursi tamu antik dengan ukiran rumit, diselimuti kain batik lusuh. Arman menyentuh salah satu sandarannya; kayunya terasa dingin dan halus di bawah jemarinya. Ia teringat masa kecilnya, kunjungan-kunjungan singkat ke rumah ini saat kakeknya masih hidup. Kakeknya adalah sosok yang misterius, jarang bicara, dan selalu duduk di salah satu kursi itu, menatap ke luar jendela dengan ekspresi tak terbaca. Kenangan-kenangan itu, sayangnya, tidak semuanya menyenangkan. Ada bayangan samar tentang teriakan yang tak jelas asalnya, tentang bayangan gelap yang melintas cepat di koridor, dan perasaan cemas yang selalu menyertai setiap kunjungan.

Arman menghabiskan hari pertama membersihkan rumah, menyapu debu tebal yang melapisi setiap permukaan, membuka jendela-jendela agar udara segar masuk, meskipun udara yang masuk tetap terasa berat. Ia memindahkan koper-koper berisi sedikit barang pribadinya ke kamar tidur utama di lantai dua. Kamar itu luas, dengan ranjang berkanopi yang besar, namun terasa asing. Dindingnya berwarna krem kusam, dan satu-satunya hiasan adalah lukisan pemandangan hutan berkabut yang entah mengapa terasa menekan. Setiap sudut rumah ini seperti menyimpan rahasia, memancarkan aura melankolis yang sulit dijelaskan. Kesendiriannya di rumah ini terasa lebih pekat daripada di apartemennya yang dulu. Di sana, setidaknya, ia bisa mendengar hiruk pikuk kota, suara-suara kehidupan yang menenangkan. Di sini, hanya ada suara angin yang berdesir pelan di antara pepohonan dan sesekali suara daun kering yang bergesekan.

Malam pertama, Arman tidur dengan tidak nyenyak. Setiap derit lantai, setiap hembusan angin yang menyelinap masuk melalui celah jendela, te...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp10.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Misteri
Cerpen
Bronze
Siapa Tamu Rumahku
Christian Shonda Benyamin
Novel
The Bloody Nerd
Secret Daymare
Cerpen
Bronze
Halusinasi Staley Fleming. Cerpen Ambrose Bierce. Penerjemah: Ahmad Muhaimin
Ahmad Muhaimin
Cerpen
Bronze
Goresan Kuas Bermakna
Christian Shonda Benyamin
Flash
Suara Dari Ruang Bawah
aleu
Novel
Omah Abu
Azzahra R Kamila
Novel
Bocah Angin & Turbulensi Waktu
Ravistara
Novel
Gold
Not in Worderland
Bentang Pustaka
Cerpen
Bronze
D I D
awod
Flash
Bronze
Kematian Tukang Teluh
Omius
Cerpen
Bronze
Pesugihan
Iena_Mansur
Cerpen
Bronze
Ketukan Ganda
Novita Ledo
Novel
The Hidden
adinda pratiwi
Flash
Kasman
Riswandi
Novel
Pasar Malam Terkutuk
Yaraa
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Siapa Tamu Rumahku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Goresan Kuas Bermakna
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kakek Memanggil
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kata Terlarang
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Suara Terompet
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Main Di Tengah Malam
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Suara Penyiar Radio
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Boneka Bobo
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Jumat Akhir Bulan Juli
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayangan Di Kota Fajar
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Galeri Lukisan Oscar
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Panggilan 13
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Dari Aku Untukku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Delusi Atau Nyata
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Notifikasi Terakhir
Christian Shonda Benyamin