Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Horor
Bronze
Siapa Dia
2
Suka
3,666
Dibaca

Bab 1 – Tetangga Baru

Nara menghela napas panjang, buku-buku tebal tentang semiotika dan filsafat bahasa tergeletak pasrah di meja belajarnya. Sore itu, semilir angin membawa hawa gerah Makassar, menembus celah jendela kamarnya yang sedikit terbuka. Sebagai mahasiswi tingkat akhir, tugas akhir sudah seperti hantu yang tak kasat mata, selalu mengintai di balik setiap lembar kertas dan setiap sudut pikiran. Namun, ada hantu lain yang kini menarik perhatiannya—hantu yang nyata, setidaknya di matanya.

Sudah berminggu-minggu rumah kosong di sebelah, yang selama ini menjadi pemandangan usang dengan cat mengelupas dan jendela pecah, mulai menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Bukan, bukan kehidupan dalam arti perbaikan atau renovasi. Lebih seperti... kehidupan yang salah tempat. Lampu-lampu mulai menyala secara sporadis di malam hari, dan kadang, terdengar suara gesekan samar dari dalam, seolah-olah ada yang bergerak di antara debu dan sarang laba-laba.

Awalnya, Nara hanya menganggapnya sebagai halusinasi akibat kelelahan. Mungkin ada orang iseng yang masuk, atau hewan tersesat. Tapi kemudian, penampakan itu dimulai. Pertama kali, ia melihatnya saat sedang menyeruput kopi di beranda, mencoba mencari inspirasi untuk bab pendahuluan skripsinya. Sebuah siluet kurus tinggi, tampak dari balik jendela lantai dua rumah itu, menatap lurus ke arah rumahnya. Siluet itu diam, kaku, seolah terpaku di sana. Nara mengucek matanya, mengira itu hanya pantulan cahaya atau ilusi optik dari dedaunan rimbun yang menutupi sebagian jendela. Namun, ketika ia melihat lagi, siluet itu masih ada, tak bergeming. Jantungnya berdesir aneh, seperti ada sesuatu yang dingin merayapi tulang punggungnya.

Beberapa hari kemudian, saat ia hendak pergi kuliah, ia melihatnya lagi. Kali ini, sosok itu lebih jelas. Pria itu berdiri di ambang jendela ruang tamu di lantai bawah, tangannya bertumpu pada kusen yang lapuk. Wajahnya samar tertutup bayangan, namun Nara bisa merasakan tatapannya. Tatapan yang bukan sekadar penasaran, melainkan tajam dan menusuk, seolah ia sedang dipindai, dianalisis, bahkan mungkin... dikenali. Yang membuat Nara merinding adalah arah tatapan pria itu: lurus ke arah jendela kamarnya. Kamar tidurnya, tempat ia tidur, tempat ia belajar, tempat ia merasa paling aman.

Nara mulai merasa tidak nyaman. Rasa itu berkembang menjadi kewaspadaan, lalu kecemasan. Setiap kali ia berada di kamarnya, ia merasa seolah ada mata yang mengawasinya dari seberang. Jendela kamarnya, yang dulu menjadi sumber cahaya dan pemandangan luar, kini terasa seperti celah berbahaya yang menghubungkan dunia nyatanya dengan dunia asing di rumah sebelah. Ia mulai menutup gorden kamarnya lebih rapat, bahkan di siang hari.

Suatu malam, ketika ia sedang asyik mengetik di laptopnya, tiba-tiba ia merasa dingin yang menusuk di punggungnya, seolah ada seseorang yang berdiri tepat di belakangnya. Ia menoleh dengan cepat, namun tidak ada siapa-siapa. Hanya gorden yang bergoyang pelan, seolah baru saja disentuh angin. Ia mencoba meyakinkan di...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp10.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Cerpen
Bronze
Siapa Dia
Christian Shonda Benyamin
Flash
Hitam
rossewoodz
Novel
Gold
Rumah Teteh
Mizan Publishing
Novel
Keluarga Darayan, Misteri Rumah Gadai
Sisca Wiryawan
Cerpen
Bronze
19:00
Christian Shonda Benyamin
Flash
Kamar 304
Jasma Ryadi
Cerpen
Bronze
Mati Kemaren
Salim
Novel
Sahabat Semati
winda nurdiana
Novel
Komplotan Tidak Takut Hantu
Mohamad Novianto
Novel
Lita Perempuan Iblis
Mohamad Novianto
Cerpen
Bronze
Kamar Pojokan
Jesslyn Kei
Novel
Bronze
6nam
Nikodemus Yudho Sulistyo
Cerpen
Bronze
Teka Teki Pembunuh Misterius
Saputra
Novel
Skenario Rumah
Haula Luthfia Ramadhan
Flash
Bronze
Susuk Penghancur Jiwa
Risti Windri Pabendan
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Siapa Dia
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
19:00
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Simfoni Terlarang
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Lonceng Berdentang
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Batas Senja Berbisik
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Indigo
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kutukan Ranjang Antik
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kultus Sebuah Lagu
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Mereka Ingin Menyakitiku
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kutukan Merapi Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Bayang - Bayang Senja
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Kamera Tua
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Email Maut
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Dinding Tertawa
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Pelaku
Christian Shonda Benyamin