Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Hari itu mentari sedang tersenyum lebar, sinarnya sedikit menyambar wajah seseorang. Dia duduk tepat didepanku, ada sedikit rasa canggung ketika ia menanyakan sesuatu padaku.
"Apa kamu menyukai tipe pria seperti dia?" tanya seorang kawan padaku
"Sepertinya aku tidak menyukai pria pecicilan" jawabku singkat .
Kesan pertamaku bertemu dengannya
*****
Setahun berlalu, kali ini dia tak lagi duduk dihadapanku , tapi berada tepat disampingku, ia asyik bercengkerama dengan yang lain diselingi senyum lepas. Sepertinya ia tidak menyadari kehadiranku bahkan tidak mengenalku sama sekali, sedang pikiranku sibuk menerawang, sesekali mencuri pandang, aku penasaran apa ia laki-laki yang sama yang kutemui setahun yang lalu. Jleb
Benar saja, yah nama itu, itu benar-benar orang yang sama
Sikapku sudah tidak karuan, mau salting percuma , mau senyum takut dicap genit, mau menyapa tapi sayang itu bukan keahlianku
" ini piringnya " katanya lembut sambil menawarkan piring yang tepat berada di depannya.
"Oh iya , terimakasih" jawab Mila teman sekantorku
Otakku masih sibuk berselancar sejak tadi, apa benar mereka orang yang sama? Tapi mengapa terlihat berbeda, mukanya kok jadi oval? Apa dia tarik benang? tiba - tiba cipratan air membangunkanku dari lamunan panjang
"Eh, iya gue makan yang Ini aja la "
"Gue pengen makan semua na, soalnya enak-enak" kata Mila yang sedari tadi sibuk dengan kue - kue tradisional di depannya
****
" Ada yang cari kamu tuh di parkiran, tapi malu katanya " bisik bosku saat berjalan di sampingku
Aku hanya tersenyum, apa beliau sedang berbicara denganku, entahlah
Aku bergegas ke rumah untuk shalat dhuhur, kebetulan kantorku hanya berjarak berapa meter dari rumah.
Tepat di depan parkiran, mataku terpaku pada seorang lelaki berkemeja merah, sepertinya ia tidak asing. Bukankah dia laki-laki yang ku temui seminggu yang lalu?
Sebuah notifikasi WhatsApp masuk
Mia
Na ada yang cari tuh 😁
Aku
Siapa?
Mia
Pak sekertaris
Aku
Oo ngapain nyari?
Mia
Penasaran kali, jadi gue tunjukin aja foto loh hahaha
Aku
Kasi tahu yah kalau penasaran, kenalan dong hehehe
Mia
*Sending video
Liatin aja dulu na 😀
Aku
🤣
Yaa benar banget, itu laki-laki yang sama
Overthinkingku mulai kumat, kenapa akhir-akhir ini dia sering muncul dalam hidupku? Apa ini jodoh? Ujian? Atau kebetulan? ahh tapi tidak ada kebetulan di dunia ini, semua sudah diatur Allah
***
"Ehh na dicariin loh sama pak Nico, sekretaris kantor gue heheh"
" Hehehe oo iya ada kok kemarin diparkiran "
"Tapi Mia lebih tau sih, soalnya dia nanya nya ke Mia"
Iya Mia udah WhatsApp gue, gumamku dalam hati
Aku tipikal manusia yang paling gak bisa penasaran, langsung kukeluarkan jurus stalkerku, jadi kuputuskan untuk cari tahu akun Instagram miliknya, hmm sepertinya dia juga suka membaca dan menulis, berarti fix 50% pasti introvert kayak aku ckckck . Kebayang kan kalau introvert ketemu introvert, kira - kira siapa yang akan menyapa duluan.
"Li kalau aku follow laki-laki duluan gak apa-apa kan? Gak ngejatuhin harga diriku kan? " Tanya ku pada Lia salah satu teman dekat ku.
"Gak apa sih, kan cuma follow doang"
" Serius nih? "
"Iya, udah deh insecure+gengsinya dihilangin dulu "
"Oke, done " 🙈
Sedari tadi aku sibuk scroll handphone, buka tutup aplikasi Instagram menunggu notifikasi yang tidak muncul-muncul, dengan segala overthinkingku, ku putuskan untuk meng-unfollownya kembali.
Aku
Li, aku udah unfollow orangnya
Lia
Kenapa?
Aku
Gak difollback dari tadi, malu aku 😭
Lia
🤦
Yahh begitulah aku dengan pikiranku yang dipenuhi insecureity dan overthinking, semua bermula beberapa tahun yang lalu, ketika dikhianati oleh laki-laki yang hampir jadi teman hidupku, Alhamdulillah, Allah maha baik menyelamatkanku dari laki-laki seperti dia. Oke si dia diskip aja, gak penting 🤭 kita lanjut
*Tingg... Sebuah notifikasi Instagram masuk
NICO MAHENDRA mulai mengikuti anda
Demi apa? Dia follow aku, tapi kan aku yang ngefollow duluan, wait, aku kan udah unfollow apa ada notifikasinya yah? 🤦 Mmm yaudah deh aku follback aja 🤭
"Siska, si Nico-nico itu follback gue kemarin"
"Serius? Wahh kabar baik dong"
Sejak saat itu aku jadi rajin ngepost story Instagram kali aja di notice gitu heheh
Tapi memang benar sih si Nico itu rajin banget nonton story aku, yah tapi begitulah cuma dinonton doang gak dikomentarin atau like
Lama kelamaan aku udah overthingking pasti si cowok itu sudah punya calon istri. Soalnya yang aku dengar si dia gak mau pacaran secara udah tua juga kan yah 😀
***
" Makan di kantin sebelah yuk? Ketopraknya enak loh" bujuk Siska dengan muka memelas
" Jauh amat sih, kantin kantor juga enak kok"
"Ayolah, gue penasaran nih, fyp tau"
"Ahh paling juga strategi marketing"
" Ayolah, pliiissss" bujuknya sambil menarik pergelangan tanganku
Akhirnya kami berdua ke kantin yang katanya viral itu, lalu memesan makanan sesuai dengan keinginan ibu Siska. Yang membuat aku melongo masa iya kantin viral sepi melompong kayak gini 🤦
"Na kita duduk di sana saja yah?" Sambil nunjuk tempat duduk di pojok persis disamping beberapa orang cowok
"Mmm pasti in akal-akalan Lo kan?" Kataku kesal
"Ngomong apasih gak ngerti gw" jawabnya sambil berjalan ke meja no 7
Jujur yah aku gak nyaman banget duduk disamping itu cowok, gengsiku meronta-ronta. Jangan sampai dia pikir aku sengaja atau caper gitu , iss gak banget
"Wiii, sini" teriak Siska yang sukses bikin lamunanku buyar
"Sini wii, duduk sini, ehh Lo kenal si Nico kan?" Bisiknya ke Widya, sahabat Siska yang ternyata sekantor dengan si pak Nico itu
"Kenal, kenapa emangnya? Lo naksir yah?"
" Gak lah, jodohin dong sama si Naya"
"Lo suka sama cowok kaku kayak dia Na?"
"No komen" jawabku ketus
"Kaku gimana maksudnya?" Selidik Siska
"Lo liat aja tuh dia kayak kanebo kering, muka datar tanpa ekspresi, tapi gue akuin sih dia baik, rajin shalat gak makan sabun" hahaha
" Oke fix, cocok berarti sama si Naya "
" Terserah kalian ajalah" jawabku sambil scroll Instagram
Akhirnya aku dan Siska kembali ke kantor, capek banget dengerin dia cerita si Niko terus.
Sampai ketemu Lia pun si Niko terus yang mereka bahas
***
Seminggu kemudian, dipagi yang cerah nan indah muka Siska kelihatan lesu tidak seperti biasanya
"Kenapa lu? Sakit? " Tanyaku
"Ada berita buruk Na" jawabnya lesu sambil menempelkan wajahnya di atas meja
"Hahaha pasti si Nico-nico itu kan?"
" Iya" jawabnya singkat
"Kenapa? Dia udah punya calon kan? Gue bilang juga apa, feeling gue gak pernah salah emang"
" Huhuhu bisa diam gak Lo, patah hati gue, padahal cocok banget lagi sama Lo" sambungnya sambil memegang kedua pipiku
"Sis, jodoh itu udah diatur sama Allah, makanya jangan terlalu berharap sama manusia"
***
Akhirnya aku beranikan diri baca pesan yang diteruskan Widya ke Siska, jujur agak kecewa sih, merasa ditolak secara ugal-ugalan. Ibaratnya kalah sebelum bertempur gitu. Tapi ya sudahlah mungkin beliau dipertemukan dengan aku buat pelajaran aja. Ternyata jaman sekarang masih ada loh laki-laki yang menjaga pandangan seperti dia, yang gak suka tebar pesona walaupun punya kapasitas dengan badan tinggi dan muka kayak oppa-oppa Korea gitu 😀
Jadi sekian dulu ceritaku kali ini, nanti dilanjut kan dengan cerita Nico -niko yang lain 😌